Jarang Diketahui! 7 Manfaat Jahe Bakar, Redakan Batuk Membandel – E-Journal

Senin, 28 Juli 2025 oleh journal

Jahe, atau Zingiber officinale, merupakan rimpang yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan dalam berbagai tradisi pengobatan di seluruh dunia, termasuk di Asia.

Proses pemanggangan rimpang ini, sering disebut sebagai jahe bakar, melibatkan aplikasi panas langsung yang mengubah komposisi kimiawinya. Perubahan ini dapat mempengaruhi aroma, rasa, serta profil senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itu, konsumsi jahe yang telah melalui proses pemanasan seringkali dikaitkan dengan sejumlah khasiat kesehatan yang unik, berbeda dari jahe mentah.

manfaat jahe bakar

  1. Meredakan Mual dan Gangguan Pencernaan

    Jahe secara umum dikenal efektif dalam meredakan mual dan muntah, dan proses pembakaran dapat memperkuat atau mengubah profil senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek ini.

    Senyawa gingerol dan shogaol, yang melimpah dalam jahe, berperan penting dalam menghambat reseptor serotonin di saluran pencernaan, sehingga mengurangi sensasi mual.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology sering menyoroti potensi jahe dalam mengatasi mual pasca-operasi atau mual kehamilan.

    Jarang Diketahui! 7 Manfaat Jahe Bakar, Redakan Batuk...

    Proses pemanggangan jahe dapat meningkatkan konsentrasi shogaol, senyawa yang terbentuk dari dehidrasi gingerol saat dipanaskan. Shogaol diketahui memiliki aktivitas antiemetik yang lebih kuat dibandingkan gingerol, menjadikannya pilihan yang lebih efektif untuk kondisi mual tertentu.

    Penggunaan jahe bakar dalam minuman tradisional seperti wedang jahe juga menunjukkan efektivitas dalam menenangkan perut dan mengurangi kembung.

    Selain itu, jahe bakar dapat membantu melancarkan pergerakan usus dan mengurangi dispepsia atau gangguan pencernaan. Efek karminatifnya membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sehingga meredakan ketidaknyamanan.

    Beberapa studi klinis, seperti yang dilaporkan oleh para peneliti di India, telah mendukung penggunaan jahe sebagai agen prokinetik ringan yang membantu proses pencernaan.

  2. Potensi Anti-inflamasi Kuat

    Senyawa bioaktif dalam jahe, terutama gingerol dan shogaol, adalah agen anti-inflamasi yang ampuh. Senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul pro-inflamasi dalam tubuh.

    Proses pembakaran jahe dapat mengoptimalkan ketersediaan senyawa-senyawa ini atau bahkan menghasilkan metabolit baru dengan aktivitas anti-inflamasi yang ditingkatkan.

    Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ekstrak jahe bakar memiliki kemampuan untuk mengurangi ekspresi gen yang terkait dengan peradangan. Hal ini menjadikannya berpotensi membantu dalam kondisi peradangan kronis seperti osteoartritis atau rheumatoid arthritis.

    Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food sering membahas mekanisme anti-inflamasi jahe secara rinci.

    Konsumsi rutin jahe bakar dapat memberikan efek kumulatif dalam mengurangi beban peradangan sistemik dalam tubuh. Hal ini penting untuk pencegahan dan manajemen berbagai penyakit kronis yang memiliki komponen inflamasi.

    Penggunaannya sebagai pengobatan komplementer semakin banyak dieksplorasi dalam penelitian modern.

  3. Meredakan Nyeri Otot dan Sendi

    Berkat sifat anti-inflamasinya, jahe bakar dapat menjadi agen alami yang efektif dalam meredakan nyeri otot dan sendi. Senyawa aktif dalam jahe membantu mengurangi peradangan pada jaringan otot dan sendi yang menyebabkan rasa sakit.

    Ini sangat bermanfaat bagi individu yang mengalami nyeri akibat aktivitas fisik berlebihan atau kondisi degeneratif.

    Studi yang dilakukan pada atlet menunjukkan bahwa konsumsi jahe dapat mengurangi nyeri otot yang tertunda (DOMS) setelah latihan intensif.

    Meskipun penelitian spesifik tentang jahe bakar untuk nyeri otot masih berkembang, peningkatan bioavailabilitas senyawa aktif melalui pemanasan dapat meningkatkan efektivitasnya. Efek analgesik jahe juga telah didokumentasikan dalam literatur ilmiah.

    Untuk penderita osteoartritis, jahe telah menunjukkan potensi dalam mengurangi rasa sakit dan meningkatkan fungsi sendi. Sebuah ulasan dalam Osteoarthritis and Cartilage mencatat bahwa jahe dapat menjadi suplemen yang aman untuk manajemen nyeri pada kondisi ini.

    Aplikasi topikal jahe bakar yang dihaluskan juga secara tradisional digunakan untuk meredakan nyeri lokal.

  4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Jahe dikenal memiliki sifat imunomodulator, yang berarti dapat membantu mengatur dan memperkuat respons imun tubuh. Kandungan antioksidan dan senyawa bioaktif dalam jahe bakar membantu melindungi sel-sel kekebalan dari kerusakan oksidatif, sehingga menjaga fungsi optimalnya.

    Hal ini penting untuk melawan infeksi virus dan bakteri.

    Proses pemanggangan jahe tidak mengurangi, bahkan mungkin meningkatkan, beberapa komponen yang mendukung kekebalan. Konsumsi jahe bakar secara teratur dapat membantu tubuh lebih siap menghadapi patogen dan mengurangi durasi penyakit umum seperti flu dan pilek.

    Penelitian pada model hewan dan studi in vitro telah menunjukkan kemampuan jahe dalam meningkatkan aktivitas sel T dan makrofag.

    Sifat anti-mikroba jahe juga berkontribusi pada peningkatan kekebalan, membantu tubuh melawan invasi mikroorganisme berbahaya. Jahe telah diteliti kemampuannya dalam menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri dan virus.

    Oleh karena itu, jahe bakar dapat dianggap sebagai salah satu cara alami untuk mendukung pertahanan tubuh.

  5. Sumber Antioksidan Kuat

    Jahe kaya akan senyawa fenolik, termasuk gingerol, shogaol, dan zingerone, yang semuanya memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan.

    Antioksidan berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta berbagai penyakit kronis.

    Proses pemanggangan jahe dapat mengubah matriks makanan, berpotensi meningkatkan ekstraksi atau pembentukan senyawa antioksidan baru.

    Beberapa studi menunjukkan bahwa proses termal tertentu dapat meningkatkan kapasitas antioksidan total pada beberapa tanaman, meskipun ini bervariasi.

    Dalam kasus jahe bakar, peningkatan konsentrasi shogaol, yang memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi daripada gingerol, dapat menjadi salah satu faktor. Hal ini menjadikan jahe bakar sebagai sumber antioksidan yang berharga untuk perlindungan seluler.

    Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti jahe bakar merupakan strategi penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah kerusakan oksidatif. Dengan mengurangi stres oksidatif, jahe dapat berkontribusi pada pencegahan penyakit kardiovaskular, neurodegeneratif, dan beberapa jenis kanker.

    Peran antioksidan jahe telah banyak dibahas dalam publikasi seperti Food Chemistry.

  6. Menghangatkan Tubuh dan Melancarkan Sirkulasi

    Salah satu manfaat paling dikenal dari jahe bakar, terutama dalam minuman hangat, adalah kemampuannya untuk menghangatkan tubuh.

    Efek termogenik ini sebagian disebabkan oleh senyawa aktif dalam jahe yang merangsang reseptor panas di tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah. Peningkatan aliran darah ini membantu mendistribusikan panas ke seluruh tubuh, memberikan sensasi hangat.

    Peningkatan sirkulasi darah juga memiliki manfaat kesehatan lainnya, seperti membantu pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel-sel, serta memfasilitasi pembuangan produk limbah.

    Ini dapat berkontribusi pada vitalitas umum dan mengurangi sensasi dingin, terutama di lingkungan yang dingin. Tradisi minum wedang jahe bakar di banyak budaya adalah bukti empiris dari manfaat ini.

    Sifat vasorelaksan jahe juga berperan dalam melancarkan peredaran darah, yang dapat membantu menjaga tekanan darah yang sehat. Efek ini menjadikan jahe bakar tidak hanya sebagai penghangat tubuh, tetapi juga sebagai pendukung kesehatan kardiovaskular.

    Senyawa zingerone dan shogaol diyakini berkontribusi pada efek ini.

  7. Potensi Antikanker (Studi Awal)

    Meskipun masih dalam tahap penelitian awal, beberapa studi in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa dalam jahe, termasuk gingerol dan shogaol, memiliki potensi sifat antikanker.

    Senyawa-senyawa ini telah terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran metastasis. Proses pembakaran dapat memodifikasi atau mengkonsentrasikan senyawa-senyawa ini.

    Penelitian awal menunjukkan bahwa jahe dapat memiliki efek protektif terhadap berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, ovarium, dan pankreas.

    Mekanisme yang diusulkan meliputi modulasi jalur sinyal seluler yang terlibat dalam proliferasi dan kelangsungan hidup sel kanker.

    Penting untuk diingat bahwa hasil ini berasal dari studi laboratorium dan belum sepenuhnya diterjemahkan ke dalam aplikasi klinis pada manusia.

    Dibutuhkan lebih banyak penelitian klinis berskala besar untuk mengkonfirmasi potensi antikanker jahe bakar pada manusia. Namun, temuan awal ini menjanjikan dan mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai peran jahe dalam kemopreventif dan terapi kanker komplementer.

    Jurnal seperti Cancer Prevention Research sering mempublikasikan temuan terkait.