Wajib Simak! Ketahui 8 Manfaat Acar Jahe, Redakan Mual Hebat – E-Journal
Jumat, 18 Juli 2025 oleh journal
Acar jahe merujuk pada irisan jahe yang telah diawetkan melalui proses pengasaman, seringkali menggunakan cuka, garam, dan gula.
Metode pengawetan ini tidak hanya memperpanjang masa simpan rimpang jahe, tetapi juga mengubah profil rasa dan teksturnya, menjadikannya pelengkap makanan yang populer di berbagai budaya, terutama dalam masakan Asia.
Proses pengasaman dapat melibatkan fermentasi atau hanya perendaman dalam larutan asam, yang keduanya dapat memengaruhi komposisi nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya.
Secara tradisional, hidangan ini sering disajikan sebagai penyeimbang rasa pada makanan berlemak atau sebagai pembersih langit-langit mulut di antara hidangan.
Meskipun demikian, di balik perannya sebagai pelengkap kuliner, konsumsi rimpang jahe yang diawetkan ini juga dikaitkan dengan berbagai potensi manfaat kesehatan yang didukung oleh penelitian ilmiah.
Berbagai senyawa aktif yang terkandung dalam jahe, seperti gingerol dan shogaol, tetap terjaga atau bahkan mengalami transformasi yang bermanfaat selama proses pengawetan.
manfaat acar jahe
- Sifat Anti-inflamasi
Acar jahe mengandung senyawa bioaktif utama seperti gingerol dan shogaol, yang dikenal memiliki efek anti-inflamasi kuat. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul-molekul pro-inflamasi dalam tubuh, sehingga dapat membantu meredakan peradangan kronis.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food menyoroti kemampuan ekstrak jahe dalam mengurangi penanda inflamasi pada pasien dengan osteoartritis.
Konsumsi rutin acar jahe dapat berkontribusi pada pengurangan nyeri dan pembengkakan yang terkait dengan kondisi peradangan.
Efek ini menjadikan acar jahe sebagai tambahan yang berpotensi bermanfaat dalam diet bagi individu yang mengalami kondisi inflamasi seperti radang sendi atau gangguan autoimun tertentu, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas spesifik acar jahe dibandingkan jahe segar.
- Meredakan Mual dan Gangguan Pencernaan
Jahe telah lama diakui sebagai obat alami yang efektif untuk meredakan mual, termasuk mual akibat mabuk perjalanan, mual pascaoperasi, dan mual di pagi hari selama kehamilan.
Senyawa fenolik dalam jahe diyakini berperan dalam menenangkan saluran pencernaan dan mengurangi kontraksi lambung yang menyebabkan mual.
Penelitian yang dipublikasikan dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology mendukung penggunaan jahe untuk meredakan mual dan muntah pada ibu hamil.
Selain meredakan mual, acar jahe juga dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan seperti kembung dan dispepsia.
Sifat karminatif jahe membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan, sementara kemampuannya merangsang produksi enzim pencernaan dapat meningkatkan efisiensi pencernaan makanan. Keasaman dari proses pengasaman juga dapat membantu menstimulasi pencernaan.
- Kaya Antioksidan
Acar jahe merupakan sumber antioksidan yang baik, termasuk gingerol, shogaol, dan zingerone, yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker.
Studi dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry telah mengidentifikasi kapasitas antioksidan tinggi pada jahe.
Konsumsi makanan kaya antioksidan seperti acar jahe dapat memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap kerusakan sel. Proses pengasaman, terutama jika melibatkan fermentasi, bahkan dapat meningkatkan ketersediaan atau aktivitas beberapa senyawa antioksidan.
Ini mendukung peran acar jahe dalam menjaga kesehatan seluler dan mengurangi risiko penyakit degeneratif.
- Dukungan Kesehatan Pencernaan (Probiotik)
Jika acar jahe dibuat melalui proses fermentasi, ia dapat mengandung bakteri probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan usus.
Bakteri baik ini membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan fungsi kekebalan tubuh.
Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat juga dapat mengurangi risiko masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus besar (IBS).
Bahkan jika tidak difermentasi, keasaman dari cuka yang digunakan dalam proses pengasaman dapat membantu menstimulasi produksi asam lambung, yang penting untuk pencernaan protein dan penyerapan mineral.
Dengan demikian, acar jahe dapat secara tidak langsung mendukung lingkungan pencernaan yang lebih sehat dan efisien, terlepas dari metode pengawetannya.
- Potensi Antimikroba
Senyawa aktif dalam jahe, seperti gingerol, telah menunjukkan sifat antimikroba dan antijamur dalam berbagai penelitian laboratorium.
Sifat ini memungkinkan jahe untuk membantu melawan pertumbuhan bakteri dan jamur patogen tertentu, baik di dalam maupun di luar tubuh.
Studi yang diterbitkan dalam International Journal of Food Microbiology telah menunjukkan aktivitas antibakteri ekstrak jahe terhadap beberapa jenis bakteri berbahaya.
Dalam konteks acar, kombinasi sifat antimikroba alami jahe dengan lingkungan asam dari proses pengasaman dapat menciptakan kondisi yang kurang mendukung bagi pertumbuhan mikroorganisme merugikan.
Ini tidak hanya berkontribusi pada pengawetan makanan itu sendiri, tetapi juga berpotensi memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi saluran pencernaan ringan.
- Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kandungan antioksidan dan sifat anti-inflamasi jahe secara kolektif berkontribusi pada peningkatan fungsi sistem kekebalan tubuh. Dengan mengurangi stres oksidatif dan peradangan, jahe membantu tubuh mengalokasikan lebih banyak energi untuk fungsi kekebalan.
Sebuah tinjauan dalam Journal of Ethnopharmacology membahas peran jahe dalam modulasi respons imun.
Konsumsi rutin acar jahe dapat membantu memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi umum seperti flu dan pilek.
Selain itu, jika acar jahe difermentasi, kandungan probiotiknya juga akan mendukung kesehatan usus, yang merupakan pusat penting bagi sistem kekebalan tubuh.
Sekitar 70% sel kekebalan tubuh berada di usus, sehingga kesehatan mikrobiota usus sangat memengaruhi kemampuan tubuh melawan penyakit.
- Mengurangi Nyeri Otot dan Menstruasi
Sifat anti-inflamasi jahe sangat efektif dalam mengurangi nyeri, terutama nyeri otot setelah berolahraga dan nyeri menstruasi (dismenore). Senyawa gingerol dan shogaol bekerja dengan menghambat jalur nyeri dan peradangan.
Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam Pain Medicine menunjukkan bahwa jahe efektif dalam mengurangi intensitas nyeri menstruasi, sebanding dengan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS).
Meskipun efeknya mungkin tidak instan seperti obat-obatan, konsumsi jahe secara teratur dapat memberikan efek kumulatif dalam mengurangi intensitas nyeri.
Bagi individu yang mencari alternatif alami untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang, acar jahe dapat menjadi pilihan yang menarik untuk dimasukkan dalam diet sehari-hari.
- Potensi Pengelolaan Gula Darah
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki peran dalam membantu mengatur kadar gula darah.
Studi pada hewan dan beberapa studi klinis kecil pada manusia menunjukkan bahwa jahe dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi kadar gula darah puasa.
Mekanisme yang diusulkan meliputi peningkatan penyerapan glukosa oleh sel otot dan modulasi enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa, seperti yang dilaporkan dalam European Journal of Pharmacology.
Meskipun temuan ini menjanjikan, perlu dicatat bahwa penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan jangka panjang diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia, terutama pada individu dengan diabetes.
Namun demikian, sebagai bagian dari diet seimbang, acar jahe berpotensi menjadi tambahan yang bermanfaat bagi mereka yang memperhatikan kadar gula darah mereka.