Penting! 6 Manfaat Bagian Jahe, Redakan Mual, Hangatkan! – E-Journal
Sabtu, 26 Juli 2025 oleh journal
Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman rimpang yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan secara luas di berbagai belahan dunia, terutama di Asia.
Bagian utama dari jahe yang secara tradisional dan ilmiah paling banyak dimanfaatkan adalah rimpangnya, yang tumbuh di bawah tanah.
Rimpang ini, seringkali disebut sebagai akar jahe, memiliki tekstur padat dan berserat dengan kulit berwarna cokelat muda dan daging berwarna kuning pucat hingga kehijauan.
Kandungan senyawa bioaktif di dalam rimpang inilah yang menjadikannya berharga untuk berbagai aplikasi, mulai dari bumbu masakan hingga bahan dasar pengobatan herbal.
Pemanfaatan rimpang jahe ini didasarkan pada profil fitokimianya yang kaya, termasuk senyawa gingerol, shogaol, zingeron, dan paradol, yang berkontribusi pada aroma, rasa pedas, dan khasiat terapeutiknya.
bagian yang dimanfaatkan jahe
- Potensi Anti-inflamasi yang Kuat
Rimpang jahe dikenal luas karena sifat anti-inflamasinya yang signifikan, terutama berkat keberadaan senyawa fenolik seperti gingerol dan shogaol. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul pro-inflamasi dalam tubuh.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal "Arthritis & Rheumatology" oleh Altman et al. (2001) menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat mengurangi rasa sakit dan kekakuan pada pasien osteoartritis lutut, mengindikasikan efek anti-inflamasi yang nyata.
Mekanisme kerjanya melibatkan modulasi jalur sinyal inflamasi seperti NF-B dan COX-2, yang merupakan target penting dalam respons inflamasi. Kemampuan jahe untuk mengurangi peradangan sistemik menjadikannya kandidat potensial untuk mengatasi kondisi kronis yang ditandai oleh inflamasi.
Studi lain oleh Ali et al. (2008) dalam "Journal of Medicinal Food" juga menguatkan bahwa konsumsi jahe secara teratur dapat menurunkan penanda inflamasi dalam darah, mendukung perannya sebagai agen anti-inflamasi alami.
- Efek Anti-mual dan Anti-emetik
Salah satu manfaat paling terkenal dari rimpang jahe adalah kemampuannya meredakan mual dan muntah, yang menjadikannya pilihan alami untuk mengatasi berbagai kondisi.
Jahe efektif dalam meredakan mual pasca-operasi, mual di pagi hari selama kehamilan, dan mual akibat kemoterapi. Senyawa gingerol dan shogaol diyakini bekerja dengan memengaruhi reseptor serotonin dan mempercepat pengosongan lambung, sehingga mengurangi sensasi mual.
Sebuah meta-analisis oleh Ernst dan Pittler (2000) yang diterbitkan dalam "Obstetrics & Gynecology" menyimpulkan bahwa jahe secara signifikan lebih efektif daripada plasebo dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan.
Selain itu, jahe juga dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan saluran pencernaan, membantu menenangkan kontraksi otot perut yang tidak teratur.
Studi klinis lebih lanjut terus mengeksplorasi dosis optimal dan bentuk sediaan jahe untuk berbagai jenis mual.
- Potensi Pereda Nyeri Alami
Rimpang jahe telah lama digunakan sebagai pereda nyeri tradisional, dan penelitian modern mendukung klaim ini. Sifat anti-inflamasi jahe berkontribusi pada kemampuannya mengurangi nyeri otot yang disebabkan oleh olahraga intensif dan nyeri haid (dismenore).
Senyawa bioaktif dalam jahe dapat menghambat jalur nyeri dan mengurangi produksi mediator inflamasi yang menyebabkan sensasi nyeri.
Penelitian yang dilakukan oleh Black et al. (2010) dalam "The Journal of Pain" menunjukkan bahwa konsumsi jahe harian secara signifikan mengurangi nyeri otot yang diinduksi latihan pada sukarelawan. Demikian pula, studi oleh Ozgoli et al.
(2009) di "Journal of Alternative and Complementary Medicine" menemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan ibuprofen dalam mengurangi intensitas nyeri haid pada wanita.
Hal ini menunjukkan potensi jahe sebagai alternatif alami untuk manajemen nyeri ringan hingga sedang.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Rimpang jahe telah lama dihargai karena kemampuannya meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan. Jahe dapat mempercepat pengosongan lambung, yang sangat bermanfaat bagi individu yang menderita dispepsia atau gangguan pencernaan.
Dengan mengurangi waktu transit makanan di lambung, jahe dapat meredakan kembung, begah, dan rasa tidak nyaman setelah makan.
Selain itu, jahe juga memiliki sifat karminatif, yang membantu mengurangi pembentukan gas di usus dan meredakan perut kembung.
Kandungan fenoliknya merangsang produksi enzim pencernaan dan sekresi empedu, yang esensial untuk pemecahan makanan dan penyerapan nutrisi yang efisien. Penelitian oleh Wu et al.
(2008) dalam "World Journal of Gastroenterology" menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat motilitas lambung, memberikan dasar ilmiah bagi penggunaannya dalam mengatasi masalah pencernaan.
- Potensi Manfaat Kardiovaskular
Rimpang jahe menunjukkan potensi dalam mendukung kesehatan kardiovaskular melalui beberapa mekanisme. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama penyakit jantung.
Senyawa dalam jahe dapat memengaruhi metabolisme lipid di hati dan mengurangi penyerapan kolesterol dari usus.
Selain itu, jahe juga diketahui memiliki efek anti-platelet ringan, yang dapat membantu mencegah pembentukan bekuan darah yang berbahaya. Meskipun efeknya tidak sekuat obat anti-koagulan, sifat ini berkontribusi pada perlindungan kardiovaskular.
Sebuah studi oleh Al-Amin et al.
(2006) dalam "Phytotherapy Research" mengindikasikan bahwa konsumsi jahe dapat mengurangi tekanan darah pada beberapa individu, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini secara konsisten pada populasi yang lebih besar.
- Kandungan Antioksidan Tinggi
Rimpang jahe merupakan sumber antioksidan yang kaya, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Senyawa seperti gingerol, shogaol, dan zingeron dalam jahe memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas.
Aktivitas antioksidan jahe telah didokumentasikan dalam berbagai penelitian in vitro dan in vivo. Misalnya, studi oleh Kim et al.
(2005) dalam "Food and Chemical Toxicology" menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki kapasitas penangkal radikal bebas yang kuat.
Dengan mengurangi stres oksidatif, jahe dapat berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan seluler dan mengurangi risiko perkembangan penyakit yang berhubungan dengan kerusakan oksidatif, menyoroti perannya dalam menjaga kesehatan jangka panjang.