Wajib Tahu! Inilah 7 Manfaat Jahe untuk Daya Tahan Tubuh Optimal – E-Journal
Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal
Potensi terapeutik dan dampak positif suatu substansi alami terhadap kesehatan manusia merupakan objek kajian penting dalam ilmu farmakologi dan nutrisi.
Investigasi ilmiah berupaya mengidentifikasi dan memvalidasi efek-efek menguntungkan ini melalui studi in vitro, in vivo, hingga uji klinis pada manusia.
Aspek-aspek ini mencakup kemampuan zat untuk mengurangi risiko penyakit, meredakan gejala, atau meningkatkan fungsi fisiologis tubuh secara keseluruhan.
Jahe (Zingiber officinale), sebagai salah satu rempah yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, kini menjadi subjek penelitian ekstensif untuk memahami secara ilmiah berbagai khasiatnya.
Komponen bioaktifnya, seperti gingerol dan shogaol, diyakini berkontribusi pada beragam efek fisiologis yang bermanfaat bagi tubuh, menjadikan eksplorasi manfaatnya relevan dalam konteks kesehatan modern.
apa manfaat dari jahe
- Meredakan Mual dan Muntah
Jahe telah lama dikenal efektif dalam meredakan berbagai jenis mual dan muntah, termasuk mual di pagi hari selama kehamilan, mual pasca-operasi, dan mual akibat kemoterapi.
Senyawa aktif seperti gingerol dan shogaol diyakini bekerja pada reseptor serotonin di saluran pencernaan dan otak, membantu menenangkan sistem saraf yang bertanggung jawab atas sensasi mual.
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam jurnal Phytomedicine pada tahun 2014 menunjukkan bahwa jahe secara signifikan mengurangi keparahan mual dan frekuensi muntah pada pasien.
Dosis yang direkomendasikan bervariasi, namun umumnya berkisar antara 0,5 hingga 1,5 gram per hari untuk efek antiemetik.
- Memiliki Sifat Anti-inflamasi
Salah satu manfaat jahe yang paling menonjol adalah kemampuannya sebagai agen anti-inflamasi. Gingerol, senyawa bioaktif utama dalam jahe, dapat menghambat jalur pro-inflamasi dalam tubuh, seperti sintesis prostaglandin dan leukotrien, serta menekan aktivitas sitokin inflamasi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medicinal Food telah menunjukkan bahwa konsumsi jahe dapat mengurangi nyeri dan pembengkakan pada individu dengan osteoartritis dan radang sendi lainnya.
Efek ini menjadikan jahe pilihan alami yang menarik untuk manajemen kondisi inflamasi kronis.
- Meredakan Nyeri Otot dan Nyeri Menstruasi
Jahe juga menunjukkan potensi sebagai pereda nyeri alami, terutama nyeri otot akibat olahraga dan dismenore (nyeri menstruasi).
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of Georgia pada tahun 2010 menemukan bahwa konsumsi jahe secara teratur dapat mengurangi nyeri otot yang disebabkan oleh olahraga intensif. Mekanisme ini diduga terkait dengan sifat anti-inflamasinya.
Selain itu, beberapa penelitian, termasuk yang dipublikasikan di Journal of Alternative and Complementary Medicine, menunjukkan bahwa jahe dapat meredakan nyeri menstruasi seefektif obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) tertentu, tanpa efek samping yang signifikan.
- Membantu Pencernaan
Jahe memiliki efek karminatif dan spasmolitik yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Ia dapat mempercepat pengosongan lambung, yang dapat meredakan gejala dispepsia atau gangguan pencernaan, seperti kembung dan rasa tidak nyaman setelah makan.
Senyawa fenolik dalam jahe juga diketahui merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan motilitas saluran pencernaan.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam World Journal of Gastroenterology menunjukkan bahwa jahe dapat mempercepat laju pengosongan lambung pada individu dengan dispepsia fungsional, berkontribusi pada perbaikan gejala.
- Menurunkan Kadar Gula Darah dan Risiko Penyakit Jantung
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa jahe dapat memiliki efek menguntungkan pada metabolisme glukosa dan lipid, yang berpotensi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Iranian Journal of Pharmaceutical Research pada tahun 2015 menemukan bahwa suplementasi jahe secara signifikan menurunkan kadar gula darah puasa, HbA1c, apolipoprotein B, dan malondialdehida pada pasien diabetes tipe 2.
Mekanisme yang terlibat mungkin termasuk peningkatan penyerapan glukosa oleh sel otot dan modulasi enzim yang terlibat dalam metabolisme glukosa. Namun, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
- Memiliki Sifat Antioksidan Kuat
Jahe kaya akan antioksidan, senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berkontribusi pada penuaan dan perkembangan berbagai penyakit kronis.
Kandungan gingerol, shogaol, zingerone, dan paradol dalam jahe memberikan kapasitas antioksidan yang signifikan.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan kemampuan ekstrak jahe untuk menetralkan radikal bebas dan meningkatkan aktivitas enzim antioksidan endogen tubuh, seperti superoksida dismutase dan katalase.
- Potensi Melawan Infeksi
Jahe juga menunjukkan potensi antibakteri dan antivirus. Komponen bioaktif dalam jahe, khususnya gingerol, terbukti efektif melawan berbagai jenis bakteri dan jamur.
Penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen tertentu, termasuk jenis-jenis yang bertanggung jawab atas infeksi mulut dan penyakit pernapasan.
Selain itu, beberapa studi awal telah mengeksplorasi efek jahe terhadap virus, meskipun bukti ilmiah yang kuat pada manusia masih terbatas. Sifat antimikroba ini berkontribusi pada penggunaan tradisional jahe sebagai agen untuk mengatasi pilek dan flu.