Penting! 7 Manfaat Aktivitas Fisik untuk Kesehatan, Kurangi Risiko Penyakit Kronis! – E-Journal
Minggu, 20 Juli 2025 oleh journal
Aktivitas fisik merujuk pada setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot rangka dan menghasilkan pengeluaran energi di atas tingkat istirahat.
Ini mencakup berbagai bentuk gerakan, mulai dari pekerjaan rumah tangga sehari-hari, berjalan kaki, bersepeda, hingga olahraga terstruktur dan latihan intensitas tinggi.
Penerapan aktivitas fisik secara teratur merupakan komponen fundamental dalam menjaga homeostasis fisiologis dan psikologis tubuh.
Konsistensi dalam melakukan gerakan fisik memiliki implikasi signifikan terhadap pencegahan penyakit kronis dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan, yang secara kolektif berkontribusi pada peningkatan kesehatan individu dan populasi.
manfaat aktivitas fisik untuk kesehatan
- Peningkatan Kesehatan Kardiovaskular
Aktivitas fisik teratur secara signifikan meningkatkan fungsi kardiovaskular. Ini membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL), dan meningkatkan kolesterol baik (HDL), sehingga meminimalkan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal seperti Circulation secara konsisten menunjukkan korelasi positif antara aktivitas fisik dan kesehatan jantung.
Selain itu, latihan aerobik yang konsisten memperkuat otot jantung, meningkatkan efisiensi pemompaan darah.
Adaptasi fisiologis ini berkontribusi pada sirkulasi darah yang lebih baik ke seluruh tubuh, memastikan pengiriman oksigen dan nutrisi yang optimal ke jaringan dan organ, sebagaimana ditekankan oleh temuan dari American Heart Association.
- Pengelolaan Berat Badan yang Efektif
Aktivitas fisik memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan energi dan mencegah penambahan berat badan yang tidak sehat atau obesitas.
Dengan meningkatkan pengeluaran kalori, aktivitas fisik membantu menciptakan defisit kalori yang diperlukan untuk penurunan berat badan atau mempertahankan berat badan ideal.
Kombinasi aktivitas fisik dan diet seimbang terbukti lebih efektif dalam manajemen berat badan jangka panjang dibandingkan salah satunya saja, menurut laporan dari Centers for Disease Control and Prevention.
Lebih lanjut, latihan kekuatan atau resistensi berkontribusi pada peningkatan massa otot, yang pada gilirannya meningkatkan laju metabolisme basal tubuh.
Peningkatan metabolisme ini berarti tubuh membakar lebih banyak kalori bahkan saat istirahat, yang sangat mendukung strategi pengelolaan berat badan dan komposisi tubuh yang sehat.
- Peningkatan Kesehatan Tulang dan Otot
Beban mekanis yang diberikan oleh aktivitas fisik, terutama latihan beban dan resistensi, merangsang pembentukan dan penguatan tulang. Ini membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang, mengurangi risiko osteoporosis dan fraktur pada usia lanjut.
Studi dalam jurnal Bone seringkali menyoroti pentingnya latihan menahan beban untuk kesehatan tulang.
Di samping itu, aktivitas fisik secara teratur membangun dan mempertahankan massa otot, kekuatan, dan daya tahan.
Otot yang kuat tidak hanya mendukung mobilitas dan kemandirian fungsional, tetapi juga melindungi sendi dan meningkatkan keseimbangan, yang esensial untuk mencegah jatuh, khususnya pada populasi lansia.
- Dampak Positif pada Kesehatan Mental dan Kognitif
Aktivitas fisik telah terbukti memiliki efek antidepresan dan anxiolitik yang signifikan. Pelepasan endorfin, dopamin, dan serotonin selama dan setelah aktivitas fisik berkontribusi pada peningkatan suasana hati dan pengurangan gejala depresi serta kecemasan.
Meta-analisis yang dipublikasikan dalam JAMA Psychiatry mengonfirmasi manfaat ini.
Selain itu, partisipasi dalam aktivitas fisik secara teratur dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif, termasuk memori, perhatian, dan kemampuan pemecahan masalah.
Peningkatan aliran darah ke otak, pertumbuhan sel-sel saraf baru, dan peningkatan konektivitas sinaptik merupakan mekanisme yang mendasari perbaikan kognitif ini, sebagaimana dijelaskan oleh penelitian di bidang neurosains olahraga.
- Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Tipe 2
Aktivitas fisik secara substansial meningkatkan sensitivitas insulin, memungkinkan sel-sel tubuh untuk menyerap glukosa dari darah dengan lebih efisien.
Ini sangat penting dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes melitus tipe 2, karena membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Studi kohort besar, seperti yang dipublikasikan oleh The Lancet, secara konsisten menunjukkan hubungan terbalik antara tingkat aktivitas fisik dan insiden diabetes tipe 2.
Selain efek langsung pada metabolisme glukosa, aktivitas fisik juga membantu mengurangi lemak visceral, jenis lemak yang sangat terkait dengan resistensi insulin.
Melalui kombinasi mekanisme ini, aktivitas fisik menjadi intervensi non-farmakologis yang sangat efektif dalam mencegah dan mengelola kondisi metabolik ini.
- Peningkatan Kualitas Tidur
Aktivitas fisik teratur dapat secara signifikan memperbaiki pola tidur dan kualitas tidur. Latihan moderat hingga intens dapat membantu mempercepat proses tidur, memperpanjang durasi tidur, dan meningkatkan efisiensi tidur.
Efek ini diyakini terkait dengan regulasi suhu tubuh, pengurangan kecemasan, dan kelelahan fisik yang sehat setelah beraktivitas, seperti yang diuraikan dalam tinjauan sistematis oleh National Sleep Foundation.
Meskipun demikian, disarankan untuk tidak melakukan aktivitas fisik intensitas tinggi terlalu dekat dengan waktu tidur, karena dapat meningkatkan gairah dan suhu tubuh, yang berpotensi mengganggu proses tidur.
Penjadwalan aktivitas fisik pada siang atau sore hari umumnya direkomendasikan untuk memaksimalkan manfaat tidur.
- Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh
Partisipasi dalam aktivitas fisik intensitas sedang secara teratur dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi virus dan bakteri.
Latihan moderat memicu sirkulasi sel-sel kekebalan tubuh, seperti sel T dan sel NK, yang berperan penting dalam pengawasan imunologi. Bukti dari penelitian imunologi olahraga, seperti yang ditemukan dalam Journal of Applied Physiology, mendukung klaim ini.
Sebaliknya, latihan yang berlebihan atau intensitas sangat tinggi tanpa pemulihan yang cukup dapat menekan fungsi kekebalan tubuh untuk sementara waktu.
Oleh karena itu, keseimbangan dan moderasi adalah kunci untuk memanfaatkan efek peningkatan kekebalan dari aktivitas fisik, menjaga tubuh tetap tangguh terhadap patogen.