Penting! 10 Manfaat Jahe, Pereda Mual Efektif – E-Journal
Sabtu, 26 Juli 2025 oleh journal
Rimpang tanaman Zingiber officinale, yang dikenal luas sebagai jahe, telah dimanfaatkan secara turun-temurun dalam berbagai kebudayaan sebagai rempah masakan dan obat tradisional.
Bagian tanaman ini, yang tumbuh di bawah tanah, kaya akan senyawa bioaktif seperti gingerol, shogaol, dan paradol, yang memberikan karakteristik rasa pedas dan aroma khas, serta beragam khasiat terapeutik yang telah diakui oleh ilmu pengetahuan modern.
gambar jahe dan manfaatnya
- Sifat Anti-inflamasi Kuat
Jahe dikenal memiliki kemampuan signifikan dalam meredakan peradangan kronis, suatu kondisi yang mendasari banyak penyakit degeneratif.
Senyawa gingerol, shogaol, dan paradol yang terkandung di dalamnya berperan sebagai agen anti-inflamasi dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul-molekul pro-inflamasi dalam tubuh. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food oleh Grzanna et al.
(2005) menunjukkan bahwa ekstrak jahe efektif mengurangi penanda inflamasi pada pasien dengan osteoartritis.
Mekanisme kerjanya melibatkan modulasi jalur sinyal seluler yang terlibat dalam respons inflamasi, seperti NF-B, sebuah faktor transkripsi kunci yang mengatur ekspresi gen-gen pro-inflamasi.
Konsumsi jahe secara teratur dapat membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan yang terkait dengan kondisi inflamasi seperti radang sendi. Studi klinis telah mengonfirmasi potensi jahe sebagai alternatif alami untuk manajemen nyeri pada beberapa kondisi inflamasi.
- Efek Antiemetik dan Pereda Mual
Salah satu manfaat jahe yang paling terkenal adalah kemampuannya meredakan mual dan muntah, menjadikannya pilihan alami untuk berbagai kondisi.
Efek ini terutama disebabkan oleh senyawa fenolik, terutama gingerol, yang bekerja pada reseptor serotonin dan asetilkolin di saluran pencernaan dan otak.
Jahe efektif dalam mengatasi mual akibat mabuk perjalanan, mual di pagi hari selama kehamilan, serta mual pasca-operasi atau akibat kemoterapi.
Beberapa meta-analisis, termasuk yang dipublikasikan di Obstetrics & Gynecology oleh Borrelli et al. (2005), telah menyimpulkan bahwa jahe secara signifikan mengurangi intensitas mual pada wanita hamil tanpa efek samping yang serius.
Selain itu, jahe juga dapat membantu mengurangi frekuensi muntah pada pasien yang menjalani kemoterapi, meskipun perlu konsultasi medis untuk penggunaan dalam konteks ini. Potensi jahe sebagai agen antiemetik telah banyak didukung oleh bukti ilmiah.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Jahe telah lama digunakan sebagai tonik pencernaan, membantu mempercepat pengosongan lambung dan meredakan gangguan pencernaan.
Senyawa aktif dalam jahe dapat merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan motilitas saluran cerna, sehingga membantu memecah makanan lebih efisien dan mencegah kembung serta dispepsia.
Konsumsi jahe setelah makan dapat meringankan rasa tidak nyaman dan memperlancar proses pencernaan.
Penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat meredakan gejala dispepsia fungsional, yaitu gangguan pencernaan tanpa penyebab struktural yang jelas, dengan mengurangi waktu transit makanan di lambung. Sebuah studi oleh Hu et al.
(2012) di World Journal of Gastroenterology menunjukkan bahwa jahe mempercepat pengosongan lambung pada subjek sehat dan pasien dengan dispepsia. Ini menjadikan jahe pilihan populer untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan ringan.
- Meredakan Nyeri Otot dan Menstruasi
Jahe menunjukkan potensi sebagai pereda nyeri alami, khususnya untuk nyeri otot akibat olahraga dan dismenore atau nyeri haid. Sifat anti-inflamasi jahe berperan penting dalam mengurangi nyeri dengan menghambat jalur inflamasi yang menyebabkan sensasi nyeri.
Konsumsi jahe secara teratur dapat mengurangi intensitas nyeri otot pasca-latihan yang tertunda (DOMS).
Beberapa studi klinis, seperti yang diterbitkan dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine oleh Ozgoli et al.
(2009), menemukan bahwa jahe sama efektifnya dengan obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) dalam meredakan nyeri haid primer tanpa efek samping yang signifikan.
Mekanisme ini melibatkan kemampuan jahe untuk mengurangi produksi prostaglandin, senyawa yang memicu kontraksi rahim dan nyeri selama menstruasi.
- Sumber Antioksidan Kuat
Jahe kaya akan antioksidan, senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berkontribusi pada penuaan dini dan perkembangan berbagai penyakit kronis.
Antioksidan dalam jahe, termasuk gingerol, shogaol, dan zingerone, bekerja dengan menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif.
Aktivitas antioksidan jahe telah didokumentasikan dalam berbagai penelitian in vitro dan in vivo. Konsumsi jahe secara teratur dapat membantu meningkatkan kapasitas antioksidan total tubuh, sehingga memberikan perlindungan terhadap kerusakan seluler dan jaringan.
Manfaat ini sangat relevan dalam pencegahan penyakit kardiovaskular, neurodegeneratif, dan beberapa jenis kanker.
- Potensi Menurunkan Kadar Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat memiliki efek hipoglikemik, yaitu membantu menurunkan kadar gula darah pada individu dengan diabetes tipe 2.
Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan penyerapan glukosa oleh sel otot tanpa perlu insulin, serta peningkatan sekresi insulin dari pankreas. Potensi ini menjadikan jahe sebagai suplemen yang menarik untuk manajemen diabetes.
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang diterbitkan dalam Journal of Ethnic Foods oleh Khandouzi et al.
(2015) menyimpulkan bahwa suplementasi jahe secara signifikan mengurangi kadar gula darah puasa dan HbA1c (rata-rata gula darah jangka panjang) pada penderita diabetes tipe 2.
Meskipun menjanjikan, jahe tidak boleh digunakan sebagai pengganti pengobatan diabetes konvensional, dan penggunaannya harus selalu dikonsultasikan dengan profesional kesehatan.
- Mendukung Kesehatan Kardiovaskular
Jahe dapat berkontribusi pada kesehatan jantung dan pembuluh darah melalui beberapa mekanisme. Kemampuan jahe untuk menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida telah diamati dalam beberapa studi.
Penurunan kadar lipid ini penting untuk mencegah penumpukan plak di arteri, yang merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Selain itu, jahe juga dapat membantu menurunkan tekanan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah, meskipun efek ini mungkin lebih ringan dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Studi yang diterbitkan dalam Phytotherapy Research oleh Alizadeh-Navaei et al.
(2008) menunjukkan efek positif jahe pada profil lipid darah. Manfaat ini secara kolektif mendukung peran jahe dalam menjaga sistem kardiovaskular yang sehat.
- Potensi Melindungi Otak dan Fungsi Kognitif
Senyawa bioaktif dalam jahe memiliki sifat neuroprotektif yang dapat membantu melindungi otak dari kerusakan oksidatif dan inflamasi.
Stres oksidatif dan inflamasi kronis merupakan faktor yang berkontribusi pada penurunan kognitif terkait usia dan perkembangan penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson. Jahe dapat memodulasi jalur-jalur yang relevan dalam kesehatan neuron.
Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa jahe dapat meningkatkan fungsi memori dan melindungi terhadap kerusakan otak akibat stres oksidatif.
Beberapa studi awal pada manusia juga menunjukkan peningkatan waktu reaksi dan memori kerja pada wanita paruh baya yang mengonsumsi ekstrak jahe.
Manfaat ini menunjukkan potensi jahe sebagai agen pendukung untuk menjaga kesehatan otak seiring bertambahnya usia.
- Membantu Penurunan Berat Badan
Jahe dapat berperan dalam manajemen berat badan dengan memengaruhi beberapa aspek metabolisme. Jahe dikenal dapat meningkatkan termogenesis, yaitu proses pembakaran kalori untuk menghasilkan panas tubuh, yang dapat berkontribusi pada pengeluaran energi yang lebih tinggi.
Selain itu, jahe juga dapat membantu meningkatkan perasaan kenyang dan mengurangi nafsu makan, yang penting dalam mengontrol asupan kalori.
Sebuah tinjauan sistematis dan meta-analisis yang dipublikasikan dalam Critical Reviews in Food Science and Nutrition oleh Maharlouei et al.
(2019) menunjukkan bahwa suplementasi jahe dapat secara signifikan mengurangi berat badan, rasio pinggang-pinggul, dan rasio pinggul pada individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas.
Meskipun demikian, jahe harus digunakan sebagai bagian dari diet seimbang dan gaya hidup aktif untuk hasil optimal.
- Sifat Antimikroba dan Peningkat Kekebalan Tubuh
Jahe memiliki sifat antimikroba yang dapat membantu melawan berbagai jenis bakteri, virus, dan jamur. Senyawa seperti gingerol dan shogaol telah menunjukkan aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam beberapa studi in vitro.
Ini menunjukkan potensi jahe dalam mendukung pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Selain itu, jahe juga dikenal dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara keseluruhan. Konsumsi jahe dapat membantu meredakan gejala pilek dan flu dengan sifat anti-inflamasi dan kemampuannya untuk mendukung sistem pernapasan.
Meskipun bukan pengganti obat, jahe dapat menjadi suplemen yang bermanfaat untuk menjaga sistem imun tetap kuat, terutama selama musim flu.