Wajib Tahu! Ketahui 6 Manfaat Bagian Jahe yang Dimanfaatkan untuk Meredakan Mual. – E-Journal

Kamis, 24 Juli 2025 oleh journal

Bagian dari tanaman Zingiber officinale, yang dikenal luas sebagai jahe, yang paling sering dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi serta medis yang tinggi adalah rimpangnya. Rimpang ini merupakan batang bawah tanah yang membengkak, berfungsi sebagai organ penyimpanan nutrisi bagi tanaman. Secara fisik, rimpang jahe dicirikan oleh kulitnya yang berwarna cokelat muda hingga tua, dagingnya yang kuning pucat atau krem, serta aroma dan rasa pedas yang khas. Karakteristik unik rimpang jahe ini berasal dari keberadaan senyawa bioaktif tertentu, terutama gingerol, shogaol, dan paradol, yang bertanggung jawab atas sebagian besar sifat farmakologisnya. Senyawa-senyawa ini tidak hanya memberikan cita rasa pedas yang membedakan jahe, tetapi juga merupakan dasar bagi berbagai aplikasi terapeutik dan kuliner tanaman ini. Oleh karena itu, rimpang jahe menjadi fokus utama dalam penelitian ilmiah mengenai khasiatnya.

bagian jahe yang dimanfaatkan

  1. Sifat Anti-inflamasi

    Rimpang jahe telah lama diakui dalam berbagai tradisi pengobatan karena kemampuannya dalam meredakan peradangan. Efek ini terutama dikaitkan dengan keberadaan gingerol, shogaol, dan paradol, yang merupakan senyawa fenolik aktif yang melimpah dalam rimpang.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul pro-inflamasi dalam tubuh, seperti yang dijelaskan dalam penelitian yang diterbitkan di Journal of Medicinal Food.

    Mekanisme anti-inflamasi jahe juga melibatkan penekanan ekspresi gen yang bertanggung jawab untuk produksi sitokin pro-inflamasi. Ini termasuk penurunan kadar TNF- dan IL-1, yang merupakan mediator kunci dalam respons inflamasi kronis.

    Dengan demikian, konsumsi rimpang jahe dapat berkontribusi pada pengurangan nyeri dan pembengkakan yang terkait dengan kondisi peradangan.

    Wajib Tahu! Ketahui 6 Manfaat Bagian Jahe yang...

    Penelitian oleh Mashhadi et al. dalam Complementary Therapies in Medicine menunjukkan bahwa suplemen jahe dapat secara signifikan mengurangi kadar penanda inflamasi pada pasien dengan osteoartritis.

    Ini menggarisbawahi potensi jahe sebagai agen terapeutik alami untuk manajemen kondisi inflamasi muskuloskeletal dan lainnya, menawarkan alternatif atau pelengkap pengobatan konvensional.

  2. Efek Anti-emetik yang Kuat

    Salah satu aplikasi rimpang jahe yang paling terkenal adalah kemampuannya meredakan mual dan muntah.

    Senyawa gingerol dan shogaol diyakini bekerja pada reseptor serotonin di saluran pencernaan dan sistem saraf pusat, yang berperan dalam memicu sensasi mual. Efek ini telah didokumentasikan dengan baik dalam berbagai uji klinis dan tinjauan sistematis.

    Jahe efektif dalam mengatasi mual yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk morning sickness pada kehamilan, mabuk perjalanan, dan mual pasca-operasi atau kemoterapi.

    Sebuah tinjauan sistematis oleh Ernst dan Pittler yang diterbitkan dalam British Journal of Anaesthesia menyimpulkan bahwa jahe adalah pengobatan yang aman dan efektif untuk mual pasca-operasi.

    Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, konsensus ilmiah menunjukkan bahwa jahe tidak hanya menekan mual melalui efek sentral tetapi juga melalui peningkatan motilitas lambung.

    Ini membantu mempercepat pengosongan lambung, sehingga mengurangi sensasi kembung dan mual yang sering menyertai dispepsia fungsional.

  3. Meredakan Nyeri (Analgesik)

    Selain sifat anti-inflamasinya, rimpang jahe juga menunjukkan efek analgesik atau pereda nyeri yang signifikan.

    Kemampuan ini sebagian besar berasal dari interaksinya dengan jalur nyeri di tubuh, mengurangi persepsi nyeri tanpa efek samping yang sering terkait dengan obat pereda nyeri non-steroid. Ini menjadikannya pilihan alami yang menarik.

    Penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat efektif dalam meredakan nyeri otot akibat olahraga, nyeri haid (dismenore), dan nyeri pada kondisi seperti osteoartritis. Studi yang dipublikasikan di Journal of Pain oleh Black et al.

    menemukan bahwa konsumsi jahe secara signifikan mengurangi nyeri otot pasca-latihan pada individu yang sehat.

    Mekanisme pereda nyeri jahe melibatkan modulasi jalur sinyal nyeri dan penurunan produksi mediator nyeri.

    Ini menjadikan rimpang jahe pilihan alami yang menarik untuk manajemen nyeri kronis maupun akut, terutama bagi individu yang mencari pendekatan holistik untuk kesehatan mereka dan mengurangi ketergantungan pada farmasi konvensional.

  4. Mendukung Kesehatan Pencernaan

    Rimpang jahe secara tradisional digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan, dari dispepsia hingga perut kembung.

    Senyawa bioaktif dalam jahe merangsang produksi enzim pencernaan dan meningkatkan motilitas saluran pencernaan, memfasilitasi pencernaan makanan yang lebih efisien dan mengurangi waktu transit makanan.

    Konsumsi jahe dapat membantu meredakan gejala dispepsia fungsional, suatu kondisi yang ditandai oleh ketidaknyamanan atau nyeri di perut bagian atas tanpa penyebab struktural yang jelas.

    Jahe mempercepat pengosongan lambung, mengurangi perasaan kenyang berlebihan dan kembung setelah makan, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian oleh Hu et al.

    Selain itu, sifat karminatif jahe membantu mengurangi pembentukan gas dan kembung di usus, yang sering kali menjadi penyebab ketidaknyamanan.

    Ini menjadikannya suplemen yang berguna untuk menjaga kesehatan mikroflora usus dan mencegah gangguan pencernaan, mendukung sistem pencernaan yang seimbang dan berfungsi optimal.

  5. Sumber Antioksidan Kuat

    Rimpang jahe kaya akan antioksidan, senyawa yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dan perkembangan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif.

    Senyawa fenolik seperti gingerol, shogaol, dan zingerone, yang melimpah dalam jahe, adalah antioksidan yang sangat efektif. Senyawa-senyawa ini mampu menetralkan radikal bebas, mengurangi kerusakan oksidatif pada DNA, protein, dan lipid.

    Studi in vitro dan in vivo telah mengkonfirmasi kapasitas antioksidan jahe yang signifikan dan kemampuannya melindungi sel.

    Dengan memerangi stres oksidatif, rimpang jahe dapat berperan dalam pencegahan penyakit degeneratif dan peningkatan kesehatan seluler secara keseluruhan.

    Asupan antioksidan yang cukup melalui diet, termasuk dari jahe, sangat penting untuk menjaga integritas sel dan fungsi organ yang optimal, mendukung vitalitas jangka panjang.

  6. Potensi dalam Manajemen Metabolik

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rimpang jahe memiliki potensi dalam membantu manajemen sindrom metabolik dan kondisi terkait. Ini termasuk pengaruh positifnya terhadap kadar gula darah, profil lipid, dan bahkan berat badan.

    Efek ini menunjukkan peran jahe dalam menjaga keseimbangan metabolik tubuh secara keseluruhan.

    Studi oleh Maharlouei et al. dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition menunjukkan bahwa suplementasi jahe dapat secara signifikan menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1c pada pasien dengan diabetes tipe 2.

    Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan sensitivitas insulin dan modulasi metabolisme glukosa di berbagai jaringan tubuh.

    Selain itu, jahe juga telah diamati memiliki efek positif pada profil lipid, membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dan trigliserida, sambil berpotensi meningkatkan kolesterol HDL.

    Ini, bersama dengan efek anti-inflamasi dan antioksidannya, menempatkan rimpang jahe sebagai agen potensial untuk mendukung kesehatan kardiovaskular dan metabolik secara komprehensif, menawarkan manfaat holistik.