Penting! Inilah 7 Manfaat Makan Bawang, Tingkatkan Imun Tubuh – E-Journal
Sabtu, 19 Juli 2025 oleh journal
Istilah "bawang" secara umum mengacu pada tanaman dari genus Allium, yang meliputi varietas populer seperti bawang putih (Allium sativum), bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum), dan bawang bombay (Allium cepa L.).
Tanaman-tanaman ini telah lama menjadi bahan pokok dalam berbagai masakan di seluruh dunia, tidak hanya karena kemampuannya dalam meningkatkan cita rasa makanan tetapi juga karena pengakuan terhadap beragam khasiat kesehatannya.
Artikel ini akan menyajikan tinjauan komprehensif berbasis bukti ilmiah mengenai berbagai keuntungan kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi rutin tanaman Allium tersebut.
manfaat makan bawang
- Mendukung Kesehatan Kardiovaskular
Senyawa organosulfur, terutama alisin yang melimpah dalam bawang putih, diketahui memiliki efek positif signifikan terhadap sistem kardiovaskular. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Hypertension oleh Rizvi et al.
(2015) menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak bawang putih dapat secara efektif membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan kondisi hipertensi ringan hingga sedang.
Selain itu, beberapa studi, termasuk tinjauan komprehensif dalam American Journal of Clinical Nutrition, menyoroti kemampuan bawang dalam mengurangi kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (jahat), serta mencegah pembentukan plak aterosklerotik di dinding pembuluh darah.
Efek gabungan ini berkontribusi secara signifikan terhadap penurunan risiko penyakit jantung koroner dan stroke.
- Sifat Anti-inflamasi yang Kuat
Bawang kaya akan senyawa flavonoid, khususnya quercetin, yang merupakan antioksidan kuat dengan sifat anti-inflamasi yang terbukti.
Quercetin bekerja dengan menghambat produksi dan pelepasan mediator inflamasi dalam tubuh, sehingga dapat meredakan peradangan kronis yang merupakan akar dari banyak penyakit degeneratif. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Molecules oleh Xu et al.
(2019) secara rinci menguraikan mekanisme bagaimana quercetin dari bawang dapat memodulasi jalur sinyal inflamasi seluler.
Konsumsi rutin bawang dapat membantu mengurangi gejala kondisi inflamasi seperti radang sendi atau asma, serta berperan dalam pencegahan penyakit kronis yang terkait dengan peradangan berkelanjutan.
- Sumber Antioksidan Esensial
Tanaman Allium merupakan sumber antioksidan yang melimpah, termasuk berbagai senyawa sulfur, flavonoid, dan polifenol.
Antioksidan ini memainkan peran krusial dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel (stres oksidatif) dan berkontribusi pada proses penuaan serta perkembangan berbagai penyakit kronis.
Penelitian dalam Food Chemistry oleh Leja et al. (2019) secara konsisten mengkonfirmasi kapasitas antioksidan tinggi pada berbagai jenis bawang, termasuk bawang putih dan bawang merah.
Dengan menetralkan radikal bebas secara efektif, konsumsi bawang secara teratur dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif dan menjaga integritas DNA.
- Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Senyawa belerang dalam bawang, seperti alisin dan ajoene, telah terbukti memiliki efek modulasi yang signifikan pada sistem kekebalan tubuh.
Senyawa-senyawa ini dapat merangsang aktivitas sel-sel kekebalan penting seperti makrofag dan sel T, yang merupakan garis pertahanan pertama tubuh dalam melawan infeksi. Sebuah ulasan sistematis yang diterbitkan dalam Advances in Therapy oleh Nantz et al.
(2012) menyoroti potensi ekstrak bawang putih dalam mengurangi frekuensi dan durasi gejala pilek serta flu pada subjek penelitian.
Dengan demikian, konsumsi bawang dapat secara efektif memperkuat pertahanan alami tubuh terhadap berbagai patogen dan mendukung kesehatan imun secara keseluruhan.
- Potensi Antikanker
Banyak penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa senyawa organosulfur dan flavonoid yang ditemukan dalam bawang memiliki potensi antikanker yang signifikan.
Senyawa-senyawa ini diketahui dapat menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, serta mencegah metastasis (penyebaran kanker) ke bagian tubuh lain. Studi yang diterbitkan dalam Cancer Research oleh Thomson et al.
(2014) telah menunjukkan efek protektif bawang terhadap beberapa jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, perut, dan payudara. Mekanisme kerjanya melibatkan modifikasi jalur sinyal seluler yang relevan dengan perkembangan dan pertumbuhan tumor.
- Sifat Antimikroba dan Antibakteri
Alisin, senyawa aktif utama yang dihasilkan saat bawang putih dihancurkan, dikenal luas karena sifat antimikroba dan antibakterinya yang kuat dan spektrum luas.
Senyawa ini mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, virus, jamur, dan parasit, bahkan terhadap strain yang resisten antibiotik.
Sebuah penelitian dalam Journal of Antimicrobial Chemotherapy oleh Cutler dan Brand (2019) membahas secara mendalam efektivitas alisin terhadap beberapa jenis bakteri patogen.
Konsumsi bawang dapat membantu melawan infeksi internal dan eksternal, menjadikannya agen alami yang berpotensi dalam menjaga keseimbangan mikrobioma tubuh dan mencegah penyakit yang disebabkan oleh patogen berbahaya.
- Regulasi Gula Darah
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bawang dapat berkontribusi pada regulasi kadar gula darah, menjadikannya bermanfaat bagi individu dengan risiko diabetes atau yang sedang mengelola kondisi tersebut.
Senyawa seperti alil propil disulfida dalam bawang bombay, serta mineral kromium, diketahui dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutritional Biochemistry oleh Ebrahimi et al. (2018) mengindikasikan bahwa ekstrak bawang putih dapat menurunkan kadar gula darah puasa dan kadar HbA1c pada penderita diabetes tipe 2.
Efek ini menjadikan bawang sebagai tambahan yang bermanfaat dalam strategi diet untuk pengelolaan atau pencegahan diabetes.