Wajib Simak! Ketahui 8 Manfaat Jamu Kunyit Asam Jahe, Atasi Peradangan – E-Journal

Sabtu, 19 Juli 2025 oleh journal

Minuman herbal tradisional Indonesia, yang dikenal secara luas sebagai jamu, merupakan warisan budaya yang kaya akan khasiat kesehatan yang telah diturunkan secara turun-temurun.

Salah satu formulasi yang paling populer dan banyak dikonsumsi adalah ramuan yang memadukan rimpang kunyit (Curcuma longa), buah asam jawa (Tamarindus indica), dan rimpang jahe (Zingiber officinale).

Komponen-komponen alami ini telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mendukung kesehatan dan kebugaran tubuh secara menyeluruh berdasarkan pengalaman empiris.

Kombinasi unik dari ketiga bahan ini tidak hanya menawarkan cita rasa yang khas dan menyegarkan, tetapi juga menghadirkan sinergi senyawa bioaktif yang berkontribusi pada berbagai potensi manfaat terapeutik bagi tubuh manusia.

manfaat jamu kunyit asam jahe

  1. Anti-inflamasi Kuat

    Kunyit, dengan senyawa aktif utamanya kurkumin, telah dikenal luas karena sifat anti-inflamasinya yang kuat.

    Kurkumin bekerja dengan menghambat jalur inflamasi tertentu dalam tubuh, termasuk supresi faktor transkripsi NF-B dan modulasi sitokin pro-inflamasi, sebagaimana didokumentasikan dalam banyak studi yang dipublikasikan di jurnal-jurnal seperti Phytotherapy Research.

    Sifat ini menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk meredakan kondisi peradangan kronis, seperti radang sendi atau penyakit radang usus, dengan mekanisme molekuler yang teruji.

    Wajib Simak! Ketahui 8 Manfaat Jamu Kunyit Asam...

    Selain kurkumin, jahe juga mengandung senyawa bioaktif seperti gingerol dan shogaol yang turut berkontribusi pada efek anti-inflamasi.

    Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis untuk mengurangi produksi mediator inflamasi, seperti prostaglandin dan leukotrien, sehingga membantu mengurangi nyeri dan pembengkakan.

    Kombinasi kunyit dan jahe dalam minuman ini menciptakan potensi anti-inflamasi yang lebih komprehensif, mendukung pemulihan dan pencegahan berbagai masalah kesehatan terkait peradangan dalam tubuh.

  2. Sumber Antioksidan Poten

    Ketiga komponen utama jamu inikunyit, asam jawa, dan jahekaya akan senyawa antioksidan yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, yang berhubungan dengan penuaan dini dan berbagai penyakit degeneratif.

    Antioksidan dalam kunyit, seperti kurkuminoid, memiliki kapasitas penangkap radikal yang sangat tinggi, seperti yang ditunjukkan dalam studi oleh Sharma et al. dalam Antioxidants & Redox Signaling.

    Asam jawa mengandung polifenol, flavonoid, dan karotenoid yang juga memiliki aktivitas antioksidan signifikan, sementara jahe kaya akan gingerol dan shogaol yang merupakan antioksidan kuat.

    Konsumsi jamu ini secara teratur dapat membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi beban oksidatif pada tubuh, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit kronis.

    Sinergi antioksidan dari ketiga bahan ini menawarkan perlindungan seluler yang lebih optimal dibandingkan konsumsi tunggal.

  3. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

    Kunyit dan jahe telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mendukung fungsi sistem kekebalan tubuh.

    Kurkumin dalam kunyit diketahui memodulasi respons imun dengan mempengaruhi aktivitas sel-sel kekebalan seperti makrofag, limfosit T, dan limfosit B, seperti yang diuraikan oleh Jha et al. dalam Immunopharmacology and Immunotoxicology.

    Kemampuan ini membantu tubuh melawan infeksi dan menjaga keseimbangan imunologis.

    Jahe, dengan sifat imunomodulatornya, juga berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Senyawa aktif dalam jahe dapat merangsang produksi sel darah putih, yang merupakan garda terdepan pertahanan tubuh terhadap patogen.

    Konsumsi rutin minuman ini dapat berkontribusi pada penguatan sistem kekebalan tubuh, membuat individu lebih tangguh terhadap serangan penyakit musiman dan infeksi secara umum, sehingga mendukung kesehatan jangka panjang.

  4. Meredakan Nyeri Menstruasi (Dismenore)

    Jamu kunyit asam jahe telah menjadi ramuan populer di kalangan wanita Indonesia untuk meredakan nyeri haid atau dismenore.

    Sifat anti-inflamasi kuat dari kurkumin dalam kunyit dan gingerol dalam jahe sangat efektif dalam mengurangi produksi prostaglandin, yaitu senyawa yang memicu kontraksi rahim dan rasa nyeri saat menstruasi.

    Penelitian klinis yang diterbitkan dalam Journal of Complementary and Integrative Medicine menunjukkan efektivitas kunyit dalam mengurangi intensitas nyeri dismenore primer secara signifikan.

    Selain itu, jahe juga dikenal memiliki efek analgesik atau pereda nyeri alami. Kombinasi kedua bahan ini dapat bekerja sinergis untuk memberikan efek relaksasi pada otot rahim yang berkontraksi, sehingga mengurangi kram perut yang menyakitkan.

    Penggunaan jamu ini sebagai terapi komplementer dapat menjadi alternatif yang aman dan alami untuk manajemen nyeri menstruasi, mengurangi ketergantungan pada obat-obatan pereda nyeri sintetis.

  5. Membantu Kesehatan Pencernaan

    Jahe telah lama diakui secara ilmiah untuk kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah pencernaan.

    Senyawa gingerol dan shogaol dalam jahe efektif dalam meredakan mual dan muntah, termasuk mual di pagi hari atau mabuk perjalanan, sebagaimana didukung oleh tinjauan sistematis dalam Journal of Ethnopharmacology.

    Jahe juga dapat merangsang motilitas lambung dan mempercepat pengosongan lambung, yang bermanfaat bagi individu dengan dispepsia atau gangguan pencernaan.

    Asam jawa, dengan kandungan seratnya, juga berkontribusi pada kesehatan pencernaan dengan membantu melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit. Kunyit sendiri dapat mendukung produksi empedu, yang penting untuk pencernaan lemak.

    Oleh karena itu, kombinasi ketiga bahan ini dalam jamu kunyit asam jahe dapat mempromosikan sistem pencernaan yang sehat, mengurangi gejala kembung, gas, dan ketidaknyamanan pencernaan secara keseluruhan.

  6. Potensi Menurunkan Kadar Kolesterol

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kunyit dapat berperan dalam manajemen kadar kolesterol darah.

    Kurkumin diyakini dapat mempengaruhi metabolisme lipid dengan cara menghambat penyerapan kolesterol dari makanan dan meningkatkan ekskresi kolesterol dari tubuh, serta memodulasi aktivitas enzim yang terlibat dalam sintesis kolesterol di hati.

    Studi pada hewan dan beberapa studi awal pada manusia, yang dipublikasikan dalam Journal of Atherosclerosis and Thrombosis, telah menunjukkan potensi ini.

    Meskipun efeknya mungkin tidak sekuat obat-obatan penurun kolesterol, konsumsi kunyit secara teratur sebagai bagian dari diet sehat dapat menjadi strategi tambahan untuk menjaga profil lipid yang sehat.

    Sinergi dengan asam jawa yang mengandung serat larut dan jahe yang juga memiliki efek positif pada metabolisme lipid, menjadikan jamu ini berpotensi mendukung kesehatan kardiovaskular secara holistik.

    Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada skala yang lebih besar.

  7. Membantu Pengaturan Gula Darah

    Beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa kunyit memiliki potensi dalam membantu pengaturan kadar gula darah.

    Kurkumin dapat meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel tubuh untuk merespons insulin dan menyerap glukosa dari darah, yang merupakan faktor kunci dalam pencegahan dan manajemen diabetes tipe 2.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Diabetes Care menunjukkan bahwa kurkumin dapat menunda perkembangan prediabetes menjadi diabetes pada subjek berisiko tinggi.

    Jahe juga telah diteliti karena efeknya dalam menurunkan kadar gula darah puasa dan HbA1c pada individu dengan diabetes tipe 2, kemungkinan melalui peningkatan penyerapan glukosa di sel otot dan pengaruh pada metabolisme karbohidrat.

    Meskipun jamu kunyit asam jahe tidak dimaksudkan sebagai pengganti pengobatan diabetes konvensional, konsumsi rutin dapat menjadi bagian dari pendekatan diet dan gaya hidup sehat untuk mendukung kontrol gula darah yang lebih baik, di bawah pengawasan medis.

  8. Potensi Anti-kanker

    Kunyit, khususnya kurkumin, telah menjadi subjek penelitian intensif dalam bidang onkologi karena sifat anti-kankernya yang menjanjikan.

    Kurkumin diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah metastasis (penyebaran kanker) melalui berbagai jalur molekuler.

    Studi dalam Cancer Research dan Molecular Cancer Therapeutics telah menguraikan mekanisme ini pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker kolorektal, payudara, dan prostat.

    Jahe juga menunjukkan potensi antikanker melalui senyawa gingerol dan shogaol, yang dapat menekan proliferasi sel kanker dan menginduksi apoptosis.

    Meskipun jamu ini tidak dapat dianggap sebagai pengobatan kanker, komponen bioaktif di dalamnya dapat berperan sebagai agen kemopreventif atau adjuvant dalam terapi kanker, mendukung respons tubuh terhadap pengobatan dan berpotensi mengurangi efek samping.

    Penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk memahami sepenuhnya peran jamu ini dalam pencegahan dan penanganan kanker.