Jarang diketahui! Inilah 6 Manfaat Rebusan Pohon Ciplukan untuk Gula Darah. – E-Journal
Minggu, 27 Juli 2025 oleh journal
Rebusan merujuk pada ekstrak cair yang diperoleh melalui proses perebusan bagian tumbuhan dalam air, memungkinkan senyawa aktif larut ke dalam medium cair tersebut.
Tumbuhan ciplukan (Physalis angulata), yang dikenal juga sebagai gooseberry tanah atau morel ceri, merupakan spesies botani yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis.
Secara tradisional, berbagai bagian dari tumbuhan ini telah dimanfaatkan dalam pengobatan rakyat untuk mengelola beragam kondisi kesehatan.
Artikel ini akan mengulas secara ilmiah potensi keuntungan kesehatan yang dapat diperoleh dari konsumsi ekstrak rebusan tumbuhan ciplukan tersebut.
manfaat rebusan pohon ciplukan
- Anti-inflamasi
Tumbuhan ciplukan dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang signifikan, terutama berkat kandungan senyawa withanolide di dalamnya. Senyawa ini merupakan steroid alami yang telah diteliti kemampuannya dalam menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, seperti modulasi produksi sitokin pro-inflamatori.
Efek ini berpotensi membantu meredakan gejala peradangan pada berbagai kondisi, termasuk arthritis dan gangguan inflamasi lainnya.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Yang et al. (2012) menunjukkan bahwa ekstrak Physalis angulata dapat secara efektif mengurangi respons inflamasi pada model hewan.
Kemampuan ini didasarkan pada inhibisi faktor transkripsi NF-B, yang merupakan regulator kunci dalam respons imun dan inflamasi.
Oleh karena itu, konsumsi rebusan ciplukan dapat berkontribusi pada mitigasi proses peradangan kronis yang sering menjadi akar berbagai penyakit degeneratif.
Potensi anti-inflamasi ini menjadikan rebusan ciplukan relevan dalam penanganan kondisi yang diakibatkan oleh peradangan berlebihan. Misalnya, pada kasus nyeri sendi atau pembengkakan, senyawa aktif dalam ciplukan dapat bekerja untuk menenangkan respons imun yang terlalu agresif.
Penting untuk dicatat bahwa meskipun menjanjikan, penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan untuk sepenuhnya mengonfirmasi dosis dan efektivitas klinisnya.
- Antioksidan
Rebusan ciplukan kaya akan senyawa antioksidan, termasuk flavonoid, polifenol, dan vitamin C, yang berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Kerusakan ini disebabkan oleh radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid, sehingga berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan membantu menjaga integritas seluler.
Studi yang dipublikasikan dalam Food Chemistry oleh Leong et al. (2018) menyoroti tingginya kapasitas antioksidan ekstrak Physalis angulata. Aktivitas ini diukur melalui berbagai uji in vitro, menunjukkan kemampuannya dalam menangkal spesies oksigen reaktif.
Konsumsi rutin senyawa antioksidan dari sumber alami seperti ciplukan dapat memperkuat pertahanan tubuh terhadap stres oksidatif yang terus-menerus.
Perlindungan antioksidan yang diberikan oleh rebusan ciplukan dapat berimplikasi pada pencegahan penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Dengan mengurangi beban oksidatif pada tubuh, ciplukan mendukung fungsi seluler yang optimal dan mempromosikan kesehatan jangka panjang.
Oleh karena itu, ciplukan dapat menjadi tambahan berharga dalam diet yang bertujuan untuk meningkatkan asupan antioksidan alami.
- Imunomodulator
Senyawa bioaktif dalam ciplukan, khususnya withanolide, memiliki potensi sebagai agen imunomodulator, yang berarti dapat mengatur dan memodulasi respons sistem kekebalan tubuh.
Kemampuan ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan imunitas, baik dalam menghadapi patogen maupun mencegah respons autoimun yang berlebihan. Regulasi ini memastikan sistem kekebalan berfungsi secara optimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Ren et al. (2014) dalam Journal of Natural Products menunjukkan bahwa beberapa withanolide dari Physalis angulata dapat mempengaruhi proliferasi limfosit dan produksi sitokin, komponen kunci dalam respons imun.
Efek imunomodulator ini bisa berarti peningkatan kekebalan tubuh terhadap infeksi atau, dalam konteks tertentu, penekanan respons imun yang merugikan. Oleh karena itu, rebusan ciplukan berpotensi mendukung kesehatan imun secara keseluruhan.
Dengan kemampuannya dalam memodulasi sistem imun, rebusan ciplukan dapat menjadi pendukung alami untuk menjaga tubuh tetap sehat dan responsif terhadap ancaman eksternal. Namun, mekanisme pasti dan implikasi klinisnya pada manusia masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penggunaan sebagai suplemen imun harus selalu mempertimbangkan kondisi individu dan potensi interaksi dengan obat lain.
- Potensi Antikanker
Beberapa studi in vitro dan in vivo telah menunjukkan bahwa ekstrak ciplukan memiliki sifat antikanker yang menjanjikan, terutama karena kandungan withanolide di dalamnya.
Senyawa ini dilaporkan mampu menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis sel kanker, menghambat proliferasi sel kanker, dan mencegah metastasis. Mekanisme ini menunjukkan target potensial dalam terapi kanker.
Penelitian oleh Hwang et al. (2010) yang diterbitkan di Cancer Letters mengindikasikan bahwa withanolide E dari Physalis angulata efektif dalam menghambat pertumbuhan sel kanker paru-paru.
Senyawa ini bekerja dengan mengganggu siklus sel dan memicu jalur kematian sel pada sel-sel ganas.
Meskipun hasil ini menggembirakan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar studi ini masih dalam tahap awal dan dilakukan di laboratorium atau pada model hewan.
Meskipun demikian, potensi ciplukan sebagai agen antikanker alami memberikan harapan untuk pengembangan terapi komplementer di masa depan.
Konsumsi rebusan ciplukan tidak dapat menggantikan pengobatan kanker konvensional, namun penelitian terus berlanjut untuk memahami sepenuhnya peran dan efektivitasnya dalam konteks klinis. Perluasan penelitian pada manusia sangat krusial untuk memvalidasi temuan awal ini.
- Antidiabetes
Ciplukan secara tradisional telah digunakan untuk membantu mengelola kadar gula darah, dan beberapa penelitian modern mulai mendukung klaim ini.
Ekstrak ciplukan dilaporkan dapat meningkatkan sensitivitas insulin, menghambat enzim alfa-glukosidase yang bertanggung jawab memecah karbohidrat menjadi glukosa, dan mengurangi penyerapan glukosa di usus. Mekanisme ini berkontribusi pada penurunan kadar glukosa darah post-prandial.
Sebuah studi oleh Sugiwati et al. (2015) dalam Journal of Pharmacy and Pharmacology menunjukkan bahwa ekstrak Physalis angulata memiliki efek hipoglikemik pada model hewan diabetes.
Efek ini dikaitkan dengan peningkatan sekresi insulin dan perbaikan resistensi insulin. Hasil ini menunjukkan potensi ciplukan sebagai agen adjuvant dalam manajemen diabetes mellitus tipe 2.
Meskipun demikian, penggunaan rebusan ciplukan sebagai antidiabetes harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan medis, terutama bagi penderita diabetes yang sedang menjalani pengobatan. Kombinasi dengan obat antidiabetes dapat menyebabkan hipoglikemia.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif serta memastikan tidak ada interaksi merugikan dengan terapi konvensional.
- Pelindung Organ (Hepatoprotektif & Renoprotektif)
Rebusan ciplukan juga menunjukkan potensi sebagai pelindung hati (hepatoprotektif) dan ginjal (renoprotektif) dari kerusakan.
Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berperan penting dalam melindungi organ-organ vital ini dari stres oksidatif dan peradangan yang dapat menyebabkan disfungsi atau kerusakan. Ini mendukung kesehatan organ secara keseluruhan.
Penelitian yang diterbitkan dalam African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines oleh El-Shenawy et al. (2017) melaporkan bahwa ekstrak Physalis angulata dapat mengurangi kerusakan hati dan ginjal yang diinduksi oleh toksin pada model eksperimental.
Temuan ini didukung oleh penurunan biomarker kerusakan organ seperti enzim hati (ALT, AST) dan kreatinin ginjal. Efek perlindungan ini menunjukkan potensi terapeutik ciplukan dalam kondisi yang melibatkan kerusakan organ.
Dengan demikian, konsumsi rebusan ciplukan dapat menjadi strategi komplementer untuk mendukung kesehatan hati dan ginjal, terutama bagi individu yang berisiko mengalami kerusakan organ akibat paparan toksin atau kondisi metabolik.
Namun, seperti halnya dengan manfaat kesehatan lainnya, penelitian klinis yang lebih ekstensif pada manusia diperlukan untuk memvalidasi sepenuhnya klaim ini dan menetapkan pedoman penggunaan yang aman.