Penting! 9 Manfaat Minum Yakult Setiap Hari, Pencernaan Sehat Luar Biasa – E-Journal

Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal

Konsumsi rutin produk susu fermentasi yang mengandung probiotik, seperti yang ditemukan dalam minuman spesifik ini, merujuk pada praktik mengintegrasikan bakteri baik ke dalam diet harian seseorang.

Praktik ini bertujuan untuk mendukung keseimbangan mikrobiota usus, yang merupakan kumpulan triliunan mikroorganisme yang mendiami saluran pencernaan manusia.

Keseimbangan mikrobiota usus yang optimal telah terbukti berkorelasi dengan berbagai aspek kesehatan, mulai dari fungsi pencernaan hingga respons imun dan bahkan kesehatan mental.

Kehadiran strain probiotik tertentu, seperti Lactobacillus casei Shirota (LcS) yang ditemukan dalam produk ini, dianggap krusial dalam memberikan efek positif yang berkelanjutan pada sistem tubuh.

manfaat minum yakult setiap hari

  1. Peningkatan Kesehatan Pencernaan

    Konsumsi probiotik secara teratur berperan penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang esensial untuk fungsi pencernaan yang optimal. Bakteri baik ini membantu dalam proses pemecahan makanan dan penyerapan nutrisi, mengurangi risiko ketidaknyamanan pencernaan.

    Penting! 9 Manfaat Minum Yakult Setiap Hari, Pencernaan...

    Studi yang dilakukan oleh Gibson et al. dan dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition pada tahun 2017 menunjukkan bahwa probiotik dapat secara efektif memodulasi flora usus, berkontribusi pada peningkatan kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.

    Efek ini meliputi pencegahan pertumbuhan berlebih bakteri patogen yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.

    Dengan menyeimbangkan ekosistem mikroba di dalam usus, probiotik seperti Lactobacillus casei Shirota dapat membantu meredakan gejala sembelit kronis dan diare, serta mengurangi insiden gangguan pencernaan ringan lainnya yang disebabkan oleh disbiosis.

  2. Penguatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Sebagian besar sel kekebalan tubuh manusia berlokasi di dalam usus, menjadikannya pusat penting bagi pertahanan imun. Probiotik dapat berinteraksi langsung dengan sel-sel kekebalan di usus, merangsang produksinya dan meningkatkan respons imun tubuh.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Gastroenterology oleh Isolauri et al. pada tahun 2001 menyoroti kemampuan probiotik untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi insiden infeksi.

    Mekanisme ini melibatkan peningkatan produksi antibodi dan aktivasi sel-sel kekebalan spesifik.

    Dengan memperkuat fungsi penghalang usus dan mengurangi peradangan, probiotik membantu tubuh lebih efisien dalam melawan patogen. Ini menghasilkan peningkatan resistensi terhadap berbagai penyakit infeksius, baik yang berasal dari saluran pencernaan maupun sistemik.

  3. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

    Terdapat hubungan yang semakin diakui antara kesehatan usus dan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan, termasuk respons terhadap infeksi di luar saluran pencernaan. Konsumsi probiotik telah dikaitkan dengan pengurangan frekuensi dan durasi penyakit infeksius.

    Sebuah meta-analisis komprehensif yang dilakukan oleh Hao et al. dan diterbitkan dalam Cochrane Database of Systematic Reviews pada tahun 2015 menemukan bahwa probiotik memiliki efek protektif terhadap ISPA.

    Temuan ini menunjukkan bahwa probiotik dapat meminimalkan kejadian pilek dan flu.

    Mekanisme yang diusulkan melibatkan modulasi kekebalan yang dimediasi usus, di mana probiotik membantu meningkatkan pertahanan tubuh terhadap virus dan bakteri penyebab ISPA. Ini memberikan manfaat signifikan bagi individu yang rentan terhadap infeksi musiman.

  4. Membantu Penyerapan Nutrisi

    Usus yang sehat dengan mikrobiota yang seimbang memiliki kapasitas yang lebih baik untuk menyerap vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya dari makanan yang dikonsumsi. Probiotik berkontribusi pada lingkungan usus yang kondusif untuk penyerapan optimal.

    Beberapa strain probiotik diketahui dapat meningkatkan bioavailabilitas nutrisi tertentu, termasuk vitamin B dan kalsium, dengan memecah senyawa kompleks menjadi bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh. Ini memastikan tubuh mendapatkan manfaat maksimal dari diet sehari-hari.

    Dengan meningkatkan integritas lapisan usus dan mendukung fungsi sel-sel penyerap nutrisi, probiotik secara tidak langsung berkontribusi pada status gizi yang lebih baik. Hal ini esensial untuk menjaga berbagai fungsi tubuh dan mencegah defisiensi nutrisi.

  5. Potensi Mengurangi Intoleransi Laktosa

    Bagi individu yang menderita intoleransi laktosa, konsumsi produk susu seringkali menyebabkan gejala tidak nyaman seperti kembung, gas, dan diare. Probiotik dapat menawarkan bantuan dengan membantu pencernaan laktosa.

    Beberapa bakteri probiotik, termasuk Lactobacillus casei Shirota, memiliki kemampuan untuk menghasilkan enzim laktase. Enzim ini bertanggung jawab untuk memecah laktosa (gula susu) menjadi glukosa dan galaktosa, yang lebih mudah diserap oleh tubuh.

    Dengan menyediakan laktase tambahan di saluran pencernaan, probiotik dapat secara signifikan mengurangi gejala yang terkait dengan intoleransi laktosa.

    Hal ini memungkinkan individu yang sensitif terhadap laktosa untuk menikmati produk susu fermentasi tanpa mengalami efek samping yang merugikan.

  6. Pengaruh Positif pada Mood dan Kesehatan Mental (Gut-Brain Axis)

    Penelitian modern telah mengungkap adanya komunikasi dua arah yang kompleks antara usus dan otak, yang dikenal sebagai sumbu usus-otak. Mikrobiota usus memainkan peran penting dalam memengaruhi fungsi otak dan perilaku.

    Probiotik dapat memengaruhi produksi neurotransmiter seperti serotonin, yang sebagian besar diproduksi di usus, dan memiliki dampak signifikan pada suasana hati dan emosi. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat dapat berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan mental.

    Studi oleh Tillisch et al. yang dipublikasikan dalam jurnal Gastroenterology pada tahun 2013 menunjukkan bahwa konsumsi probiotik dapat memodulasi respons otak terhadap rangsangan emosional. Ini menunjukkan potensi probiotik sebagai intervensi pendukung untuk kesehatan mental.

  7. Potensi Manfaat untuk Kesehatan Kulit

    Kondisi kulit seringkali mencerminkan kesehatan internal tubuh, termasuk keseimbangan mikrobiota usus. Disbiosis usus dapat memicu peradangan sistemik yang bermanifestasi pada masalah kulit seperti jerawat, eksim, dan psoriasis.

    Probiotik dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus, yang pada gilirannya dapat mengurangi peradangan sistemik di seluruh tubuh. Dengan demikian, mereka berpotensi mengurangi keparahan atau frekuensi munculnya kondisi kulit inflamasi.

    Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk sepenuhnya memahami mekanisme spesifik, beberapa studi awal menunjukkan bahwa konsumsi probiotik dapat meningkatkan penampilan kulit dan mengurangi gejala gangguan kulit tertentu melalui jalur usus-kulit.

  8. Dukungan selama dan setelah Penggunaan Antibiotik

    Penggunaan antibiotik, meskipun penting untuk memberantas infeksi bakteri, seringkali menyebabkan gangguan signifikan pada mikrobiota usus yang sehat. Hal ini dapat mengakibatkan efek samping seperti diare terkait antibiotik (AAD).

    Probiotik dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus selama dan setelah pengobatan antibiotik, mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh obat tersebut. Mereka bekerja dengan mengisi kembali populasi bakteri baik yang mungkin telah berkurang.

    Sebuah meta-analisis oleh Hempel et al. yang diterbitkan dalam JAMA pada tahun 2012 mengkonfirmasi bahwa probiotik efektif dalam mencegah diare terkait antibiotik pada pasien.

    Ini menyoroti peran penting probiotik sebagai terapi pendukung selama periode penggunaan antibiotik.

  9. Mengurangi Peradangan Sistemik

    Disbiosis atau ketidakseimbangan mikrobiota usus dapat memicu respons peradangan tingkat rendah yang bersifat sistemik di seluruh tubuh. Peradangan kronis ini merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit degeneratif dan kronis.

    Probiotik berperan dalam memulihkan keseimbangan mikrobiota usus dan memperkuat penghalang usus, yang mencegah masuknya toksin dan patogen ke dalam aliran darah. Mekanisme ini membantu mengurangi respons peradangan yang tidak diinginkan.

    Dengan menekan peradangan sistemik, konsumsi probiotik secara teratur dapat berkontribusi pada kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit. Ini mencakup kondisi yang terkait dengan peradangan seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan beberapa bentuk kanker.