Wajib Simak! Ketahui 8 Manfaat Minum Jahe, Ampuh Atasi Masalah Perut! – E-Journal

Kamis, 17 Juli 2025 oleh journal

Konsumsi rutin rimpang Zingiber officinale, atau yang lebih dikenal sebagai jahe, telah lama dikenal dalam berbagai tradisi pengobatan timur sebagai agen terapeutik.

Manfaat yang diperoleh dari praktik ini bersumber dari kekayaan senyawa bioaktif yang terkandung dalam jahe, seperti gingerol, shogaol, paradol, dan zingeron.

Senyawa-senyawa ini bekerja secara sinergis dalam tubuh, memberikan efek farmakologis yang beragam, mulai dari anti-inflamasi hingga antioksidan.

Studi ilmiah modern terus menggali dan memvalidasi klaim-klaim tradisional ini, mengukuhkan posisi jahe sebagai salah satu rempah dengan potensi kesehatan yang signifikan.

manfaat minum jahe

  1. Sifat Anti-inflamasi

    Jahe mengandung senyawa gingerol dan shogaol yang memiliki kemampuan kuat dalam menghambat jalur inflamasi dalam tubuh.

    Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menekan produksi mediator pro-inflamasi seperti prostaglandin dan leukotrien, serta mengurangi aktivitas enzim siklooksigenase-2 (COX-2) yang berperan dalam respons peradangan. Mekanisme ini menjadikan jahe efektif dalam meredakan kondisi peradangan kronis.

    Wajib Simak! Ketahui 8 Manfaat Minum Jahe, Ampuh...

    Beberapa penelitian telah menunjukkan efektivitas jahe dalam mengurangi nyeri dan peradangan pada penderita osteoartritis dan rheumatoid arthritis.

    Sebagai contoh, sebuah ulasan yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food oleh Srivastava menyoroti potensi jahe sebagai agen anti-inflamasi alami yang dapat melengkapi terapi konvensional, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk dosis optimal dan interaksi obat.

  2. Meredakan Mual dan Muntah

    Jahe dikenal luas karena kemampuannya dalam meredakan berbagai jenis mual dan muntah, termasuk mual di pagi hari selama kehamilan, mual pasca-operasi, dan mual akibat kemoterapi.

    Mekanisme kerjanya diduga melibatkan efek prokinetik pada saluran pencernaan, mempercepat pengosongan lambung, serta interaksi dengan reseptor serotonin di usus dan otak yang berperan dalam memicu refleks muntah.

    Sebuah tinjauan sistematis oleh Borrelli et al. yang dipublikasikan dalam Obstetrics & Gynecology menemukan bahwa jahe aman dan efektif dalam mengurangi keparahan mual dan muntah pada kehamilan.

    Studi lain juga mendukung penggunaannya untuk mual pasca-operasi, menunjukkan bahwa jahe dapat menjadi alternatif yang menjanjikan untuk manajemen gejala ini tanpa efek samping yang signifikan seperti obat antiemetik farmasi.

  3. Mengurangi Nyeri Otot

    Konsumsi jahe dapat membantu mengurangi nyeri otot yang timbul setelah aktivitas fisik berat atau nyeri otot yang tertunda (Delayed Onset Muscle Soreness/DOMS).

    Efek ini tidak instan, melainkan berkembang seiring waktu dengan konsumsi rutin, menunjukkan bahwa jahe bekerja melalui mekanisme anti-inflamasi yang lebih lambat namun berkelanjutan.

    Penelitian oleh Black et al. yang diterbitkan dalam The Journal of Pain menunjukkan bahwa konsumsi jahe mentah atau yang dipanaskan secara signifikan mengurangi nyeri otot yang diinduksi oleh latihan.

    Temuan ini mengindikasikan bahwa jahe dapat menjadi suplemen yang berguna bagi atlet atau individu yang sering mengalami nyeri otot akibat aktivitas fisik intens, membantu pemulihan dan mengurangi ketidaknyamanan.

  4. Membantu Pencernaan

    Jahe telah lama digunakan sebagai karminatif dan stimulan pencernaan. Ia dapat membantu mempercepat pengosongan lambung, mengurangi kembung, dan meredakan dispepsia (gangguan pencernaan).

    Senyawa aktif dalam jahe merangsang produksi enzim pencernaan dan sekresi empedu, yang esensial untuk pemecahan makanan dan penyerapan nutrisi yang efisien.

    Selain itu, jahe juga dapat meredakan kejang usus dan meningkatkan motilitas saluran pencernaan, yang sangat bermanfaat bagi individu yang menderita sembelit atau sindrom iritasi usus besar (IBS) dengan dominasi sembelit.

    Dengan demikian, minum jahe secara teratur dapat berkontribusi pada kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan, menjaga kelancaran proses metabolisme tubuh.

  5. Menurunkan Gula Darah dan Kolesterol

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe memiliki potensi untuk membantu mengelola kadar gula darah dan profil lipid, yang bermanfaat bagi individu dengan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

    Jahe dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan memengaruhi metabolisme glukosa dalam tubuh, sehingga membantu menstabilkan kadar gula darah puasa.

    Sebuah studi oleh Khandouzi et al.

    dalam Iranian Journal of Pharmaceutical Research menemukan bahwa suplementasi jahe dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah puasa, HbA1c (indikator kontrol gula darah jangka panjang), dan beberapa penanda lipid seperti kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida pada pasien diabetes tipe 2.

    Efek ini menjadikan jahe sebagai agen potensial dalam manajemen sindrom metabolik.

  6. Mendukung Kesehatan Jantung

    Selain efeknya pada kolesterol, jahe juga dapat berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular melalui beberapa mekanisme lain. Jahe memiliki sifat anti-koagulan ringan, yang berarti dapat membantu mencegah pembentukan gumpalan darah yang berbahaya.

    Ini penting karena gumpalan darah dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.

    Meskipun efeknya tidak sekuat obat pengencer darah farmasi, konsumsi jahe secara teratur dapat memberikan dukungan tambahan bagi sirkulasi darah yang sehat.

    Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa jahe dapat membantu menurunkan tekanan darah, meskipun efek ini umumnya ringan dan membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme dan signifikansinya secara penuh dalam konteks kesehatan jantung manusia.

  7. Sifat Antioksidan

    Jahe kaya akan senyawa antioksidan, terutama gingerol dan shogaol, yang berperan penting dalam melawan stres oksidatif dalam tubuh.

    Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan jaringan serta berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis.

    Antioksidan dalam jahe bekerja dengan menetralkan radikal bebas, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, dan mengurangi peradangan sistemik.

    Dengan demikian, konsumsi jahe secara teratur dapat membantu menjaga integritas seluler, memperlambat proses penuaan, dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan kerusakan oksidatif, seperti penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.

  8. Potensi Antikanker

    Penelitian awal, terutama studi in vitro (pada sel) dan in vivo (pada hewan), menunjukkan bahwa senyawa bioaktif dalam jahe memiliki potensi sifat antikanker.

    Gingerol, khususnya, telah diteliti karena kemampuannya untuk menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis sel kanker, dan menekan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memberi makan tumor).

    Meskipun temuan ini sangat menjanjikan dan mendukung peran jahe dalam pencegahan kanker, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih berada pada tahap praklinis.

    Diperlukan lebih banyak uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jahe sebagai agen antikanker. Jahe tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, tetapi mungkin berpotensi sebagai agen kemopreventif atau pelengkap terapi.