Jarang Diketahui! Ketahui 7 Manfaat Bawang Bombay, Jaga Jantung Optimal – E-Journal
Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal
Bawang bombay (Allium cepa) merupakan salah satu anggota famili Amaryllidaceae yang dikenal luas sebagai bahan masakan esensial di berbagai belahan dunia.
Tanaman umbi ini memiliki karakteristik unik dengan lapisan-lapisan konsentris, rasa yang khas, serta aroma menyengat yang menjadi ciri khasnya.
Selain perannya dalam memperkaya cita rasa kuliner, bawang bombay juga telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional dan kini semakin banyak diteliti karena potensi nutrisi dan senyawa bioaktifnya.
Kandungan vitamin, mineral, serat, dan fitokimia yang melimpah menjadikannya subjek menarik dalam kajian ilmiah mengenai dampak kesehatan.
manfaat bawang bombay
- Kaya Antioksidan
Bawang bombay merupakan sumber fitokimia yang melimpah, terutama senyawa flavonoid seperti quercetin dan antosianin. Senyawa-senyawa ini berperan sebagai antioksidan kuat dalam tubuh, melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.
Kerusakan oksidatif dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Konsumsi rutin bawang bombay dapat berkontribusi pada peningkatan kapasitas antioksidan tubuh secara keseluruhan, mendukung pertahanan alami terhadap stres lingkungan.
Quercetin, salah satu antioksidan utama dalam bawang bombay, telah menjadi subjek banyak penelitian ilmiah karena kemampuannya dalam menetralkan radikal bebas. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Lee et al.
(2007) menunjukkan bahwa quercetin memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan. Senyawa ini juga membantu meregenerasi antioksidan lain seperti vitamin E, memperpanjang efek perlindungannya.
Kehadiran senyawa ini menjadikan bawang bombay sebagai tambahan yang berharga dalam diet sehat untuk menjaga integritas seluler.
- Mendukung Kesehatan Jantung
Bawang bombay dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular melalui beberapa mekanisme. Kandungan senyawa organosulfur dan flavonoid seperti quercetin berperan dalam menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL), dan mencegah pembentukan bekuan darah.
Efek-efek ini secara kolektif membantu mengurangi risiko aterosklerosis, suatu kondisi yang menjadi dasar bagi banyak penyakit jantung. Asupan teratur bawang bombay dapat menjadi bagian dari strategi diet untuk menjaga kesehatan pembuluh darah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam British Journal of Nutrition oleh Zong and Wang (2008) menyoroti efek hipotensi dan hipokolesterolemik dari ekstrak bawang bombay pada model hewan.
Selain itu, sifat anti-inflamasi quercetin juga berkontribusi pada kesehatan jantung dengan mengurangi peradangan pada dinding arteri. Kemampuan bawang bombay untuk meningkatkan elastisitas pembuluh darah dan melancarkan aliran darah menjadikannya komponen penting dalam diet protektif jantung.
- Potensi Antikanker
Berbagai penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa bawang bombay memiliki potensi antikanker yang signifikan.
Senyawa organosulfur dan flavonoid di dalamnya, terutama quercetin dan allicin, telah terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker, menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, dan mencegah penyebaran tumor.
Efek ini terlihat pada berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar, lambung, ovarium, dan payudara. Mekanisme ini melibatkan modulasi jalur sinyal seluler yang terkait dengan proliferasi dan kelangsungan hidup sel kanker.
Sebuah tinjauan sistematis oleh Nicastro et al. (2015) dalam Nutrients mengemukakan hubungan invers antara konsumsi bawang-bawangan, termasuk bawang bombay, dan risiko beberapa jenis kanker.
Studi epidemiologi sering kali menunjukkan bahwa populasi dengan asupan bawang bombay yang lebih tinggi memiliki insiden kanker yang lebih rendah.
Meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih diperlukan, bukti awal menunjukkan bahwa bawang bombay dapat menjadi bagian dari strategi pencegahan kanker melalui diet.
- Mengatur Kadar Gula Darah
Bawang bombay dapat berperan dalam manajemen kadar gula darah, menjadikannya bermanfaat bagi individu dengan diabetes atau risiko diabetes. Senyawa sulfur, terutama S-methylcysteine dan quercetin, telah diteliti karena efek antidiabetiknya.
Senyawa-senyawa ini dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, suatu hormon yang bertanggung jawab untuk mengangkut glukosa dari darah ke dalam sel. Peningkatan sensitivitas insulin dapat membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan.
Penelitian yang dilakukan oleh Kumari et al. (1995) dan dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology menunjukkan bahwa ekstrak bawang bombay dapat menurunkan kadar glukosa darah pada hewan diabetes.
Selain itu, serat dalam bawang bombay juga berkontribusi pada stabilisasi gula darah dengan memperlambat penyerapan karbohidrat di saluran pencernaan.
Dengan demikian, bawang bombay dapat menjadi tambahan yang berguna dalam diet untuk membantu mengelola kadar glukosa darah secara efektif.
- Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Bawang bombay adalah sumber prebiotik yang baik, terutama fruktan dan inulin, yang merupakan jenis serat larut. Prebiotik ini tidak dicerna oleh tubuh manusia tetapi berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik (probiotik) di usus.
Dengan memberi makan bakteri menguntungkan seperti Bifidobacteria dan Lactobacilli, bawang bombay membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat sangat penting untuk pencernaan yang optimal dan penyerapan nutrisi.
Kesehatan mikrobiota usus yang baik tidak hanya mendukung pencernaan, tetapi juga dikaitkan dengan peningkatan fungsi kekebalan tubuh dan pengurangan peradangan sistemik.
Selain itu, serat dalam bawang bombay juga membantu menambah massa feses dan melancarkan pergerakan usus, mencegah sembelit.
Konsumsi bawang bombay secara teratur dapat berkontribusi pada sistem pencernaan yang lebih sehat dan efisien, sebagaimana diulas dalam berbagai literatur nutrisi.
- Sifat Antibakteri dan Antivirus
Bawang bombay memiliki sifat antimikroba yang telah dikenal secara tradisional dan didukung oleh penelitian ilmiah. Senyawa organosulfur, seperti allicin dan ajoene, yang dilepaskan saat bawang dipotong atau dihancurkan, menunjukkan aktivitas antibakteri dan antivirus.
Senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri patogen, termasuk beberapa strain E. coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Kemampuan ini menjadikan bawang bombay sebagai pelindung alami terhadap infeksi.
Penelitian yang diterbitkan dalam Food Control oleh Indu and P. K. Singh (2015) menunjukkan potensi ekstrak bawang bombay sebagai agen antimikroba terhadap beberapa patogen bawaan makanan.
Selain itu, sifat antivirusnya juga relevan dalam menghadapi infeksi virus tertentu.
Meskipun bukan pengganti obat-obatan, memasukkan bawang bombay ke dalam diet dapat memberikan lapisan pertahanan tambahan terhadap mikroorganisme berbahaya, mendukung sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.
- Mendukung Kesehatan Tulang
Meskipun sering diabaikan, bawang bombay juga dapat berkontribusi pada kesehatan tulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi bawang-bawangan secara teratur dapat membantu meningkatkan kepadatan mineral tulang dan mengurangi risiko osteoporosis.
Senyawa-senyawa dalam bawang bombay, termasuk peptida sulfur dan quercetin, diduga berperan dalam menghambat aktivitas osteoklas, sel-sel yang bertanggung jawab untuk resorpsi tulang, serta mendukung aktivitas osteoblas, sel-sel pembentuk tulang.
Sebuah studi observasional pada wanita pascamenopause yang diterbitkan dalam Journal of Bone and Mineral Research oleh Mukherjee et al. (2009) menunjukkan hubungan positif antara konsumsi bawang dan kepadatan tulang.
Meskipun mekanisme pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, temuan ini mengindikasikan bahwa bawang bombay dapat menjadi bagian dari diet yang mendukung kesehatan tulang jangka panjang.
Nutrisi seperti vitamin C dan mineral penting lainnya dalam bawang bombay juga turut berkontribusi pada pembentukan kolagen dan struktur tulang yang kuat.