Penting! Inilah 5 Manfaat Bawang Dayak, Atasi Gula Darah Tinggi – E-Journal

Kamis, 17 Juli 2025 oleh journal

Tumbuhan yang dikenal sebagai Eleutherine palmifolia, sering disebut juga sebagai bawang dayak, merupakan tanaman herbal dari keluarga Iridaceae yang telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional masyarakat adat di Kalimantan.

Bagian umbinya secara turun-temurun digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan, mulai dari penyakit ringan hingga kondisi kronis.

Peneliti modern kini mulai mengidentifikasi beragam senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya, seperti alkaloid, flavonoid, glikosida, dan steroid, yang diyakini berkontribusi terhadap potensi terapeutiknya.

Ekstraksi dan isolasi senyawa-senyawa ini menjadi fokus utama dalam penelitian farmakologi untuk memvalidasi klaim tradisional tersebut.

bawang dayak manfaat

  1. Potensi Antioksidan yang Kuat

    Bawang dayak diketahui kaya akan senyawa fenolik dan flavonoid, menjadikannya sumber antioksidan alami yang signifikan. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh, yang merupakan pemicu kerusakan sel dan berbagai penyakit degeneratif.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine oleh Astuti et al. (2014) menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi pada ekstrak umbi bawang dayak, mengindikasikan kemampuannya untuk melindungi sel dari stres oksidatif.

    Perlindungan ini sangat krusial dalam menjaga integritas sel dan mencegah penuaan dini.

    Penting! Inilah 5 Manfaat Bawang Dayak, Atasi Gula...
  2. Efek Antikanker dan Antitumor

    Beberapa studi preklinis telah mengeksplorasi potensi antikanker dari bawang dayak, dengan menunjukkan kemampuan menghambat proliferasi sel kanker.

    Senyawa naphtoquinone yang ditemukan dalam umbi, seperti eleutherin dan isoeleutherin, diyakini memiliki aktivitas sitotoksik terhadap berbagai lini sel kanker. Penelitian oleh Fitriana et al.

    (2016) yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Sciences melaporkan efek penghambatan pertumbuhan sel kanker payudara dan kanker usus besar oleh ekstrak bawang dayak.

    Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis pada manusia, masih diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini secara definitif.

  3. Aktivitas Antimikroba dan Antibakteri

    Bawang dayak telah lama digunakan secara tradisional sebagai agen antimikroba untuk mengobati infeksi.

    Penelitian ilmiah telah menguatkan klaim ini dengan menunjukkan bahwa ekstrak umbi memiliki aktivitas penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri patogen tertentu, termasuk Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Studi oleh Susanti et al.

    (2015) dalam Jurnal Farmasi Indonesia menemukan bahwa senyawa bioaktif dalam bawang dayak dapat merusak dinding sel bakteri, sehingga menghambat pertumbuhannya. Potensi ini menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami di masa depan.

  4. Sifat Anti-inflamasi

    Peradangan kronis adalah akar dari banyak penyakit serius, dan bawang dayak menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi. Senyawa aktif dalam umbi dapat memodulasi jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin.

    Sebuah ulasan oleh Lestari et al. (2018) mengindikasikan bahwa ekstrak bawang dayak dapat mengurangi respons inflamasi pada model hewan, yang menunjukkan potensi penggunaannya dalam mengelola kondisi inflamasi seperti radang sendi atau penyakit autoimun.

    Mekanisme pasti masih terus diteliti untuk memahami bagaimana senyawa ini bekerja pada tingkat molekuler.

  5. Potensi Antidiabetik

    Manfaat bawang dayak dalam pengelolaan diabetes mellitus juga telah menjadi subjek penelitian. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak umbi dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Penelitian oleh Sari et al.

    (2017) dalam Jurnal Sains Farmasi & Klinis menemukan bahwa pemberian ekstrak bawang dayak pada tikus diabetes menunjukkan penurunan yang signifikan pada kadar gula darah puasa dan pasca-prandial.

    Mekanisme yang diusulkan meliputi peningkatan sekresi insulin, penghambatan enzim alfa-glukosidase, dan peningkatan penyerapan glukosa oleh sel, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek ini pada manusia.