Penting! Ketahui 6 Manfaat Asam Sulfat untuk Tanaman, Nutrisi Lebih Maksimal! – E-Journal
Rabu, 23 Juli 2025 oleh journal
Penggunaan senyawa kimia dalam praktik pertanian modern kerap menjadi subjek penelitian mendalam untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas hasil panen. Salah satu senyawa yang telah menunjukkan potensi signifikan adalah suatu cairan korosif kuat yang tersusun dari atom hidrogen, sulfur, dan oksigen. Aplikasi zat ini pada tanah atau melalui sistem irigasi dapat memengaruhi kondisi fisik dan kimia tanah, serta secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi pada kesehatan dan vitalitas tanaman.manfaat asam sulfat untuk tanaman
- Regulasi pH Tanah
Salah satu manfaat utama penggunaan asam sulfat dalam pertanian adalah kemampuannya untuk menurunkan pH tanah.
Tanah dengan pH tinggi (alkalis atau basa) dapat menghambat ketersediaan nutrisi esensial bagi tanaman, karena banyak unsur hara menjadi tidak larut pada kondisi tersebut.
Penambahan asam sulfat secara terkontrol dapat mengasamkan lingkungan rizosfer, menciptakan kondisi yang lebih optimal untuk penyerapan nutrisi, terutama bagi tanaman yang menyukai kondisi tanah asam seperti kentang, bluberi, atau azalea.
Proses penurunan pH ini melibatkan reaksi asam sulfat dengan senyawa basa dalam tanah, menghasilkan produk yang lebih netral atau asam.
Menurut penelitian oleh Brady dan Weil (2008) dalam "The Nature and Properties of Soils," pH tanah yang terkontrol sangat krusial untuk memfasilitasi aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat serta memaksimalkan efisiensi pemupukan.
Oleh karena itu, pengaturan pH melalui aplikasi asam sulfat menjadi strategi penting dalam manajemen kesuburan tanah, khususnya di wilayah dengan tanah kapur atau basa.
- Peningkatan Ketersediaan Hara
Di tanah dengan pH tinggi, nutrisi penting seperti fosfor, besi, mangan, seng, dan tembaga seringkali terikat dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tanaman.
Asam sulfat bekerja dengan melarutkan senyawa-senyawa ini, mengubahnya menjadi bentuk ionik yang lebih mudah diakses oleh akar tanaman.
Ini sangat bermanfaat di daerah dengan tanah kapur (kalsium karbonat tinggi) di mana unsur hara mikro cenderung mengendap dan tidak tersedia.
Meningkatnya ketersediaan hara ini secara langsung berkontribusi pada pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan kuat, serta peningkatan hasil panen.
Marschner (1995) dalam bukunya "Mineral Nutrition of Higher Plants" menekankan bahwa ketersediaan hara yang optimal adalah kunci untuk proses fotosintesis yang efisien dan perkembangan biomassa tanaman yang maksimal.
Aplikasi asam sulfat dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi defisiensi nutrisi di tanah alkalis, tanpa perlu menambahkan pupuk mikro dalam jumlah berlebihan.
- Perbaikan Tanah Sodik
Tanah sodik (tanah dengan konsentrasi natrium tinggi) seringkali memiliki struktur yang buruk, permeabilitas air yang rendah, dan aerasi yang tidak memadai, yang sangat menghambat pertumbuhan tanaman.
Asam sulfat dapat digunakan sebagai agen reklamasi untuk tanah sodik dengan menggantikan ion natrium yang teradsorpsi pada kompleks pertukaran tanah dengan ion hidrogen atau kalsium (jika ada gipsum dalam tanah).
Reaksi ini membantu memflokulasi partikel tanah, memperbaiki agregasi tanah, dan meningkatkan infiltrasi air serta drainase.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Soil Science Society of America telah menunjukkan efektivitas asam sulfat dalam mengurangi dispersi tanah yang disebabkan oleh natrium, sehingga menciptakan lingkungan tanah yang lebih kondusif untuk perakaran dan penyerapan air.
Dengan demikian, asam sulfat berperan vital dalam memulihkan produktivitas lahan yang terdegradasi akibat salinitas natrium.
- Sumber Nutrisi Sulfur
Selain perannya dalam modifikasi pH dan perbaikan tanah, asam sulfat juga merupakan sumber sulfur, salah satu makronutrien esensial bagi tanaman.
Sulfur adalah komponen penting dari asam amino, protein, vitamin, dan enzim yang terlibat dalam berbagai proses metabolik tanaman, termasuk fotosintesis dan fiksasi nitrogen.
Kekurangan sulfur dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, klorosis (menguningnya daun), dan penurunan kualitas hasil panen.
Meskipun kebutuhan sulfur tanaman relatif lebih kecil dibandingkan nitrogen atau fosfor, ketersediaannya sangat krusial untuk kesehatan tanaman secara keseluruhan.
Di daerah dengan tanah yang secara alami miskin sulfur atau di mana penggunaan pupuk rendah sulfur umum dilakukan, aplikasi asam sulfat dapat menyediakan pasokan sulfur yang memadai.
Literatur agronomis, seperti yang diuraikan oleh Tisdale et al. (1993) dalam "Soil Fertility and Fertilizers," menegaskan pentingnya sulfur sebagai nutrisi tanaman yang seringkali terabaikan namun vital.
- Pengendalian Patogen Tanah (Tidak Langsung)
Meskipun bukan fungisida utama, modifikasi pH tanah yang dihasilkan oleh aplikasi asam sulfat dapat secara tidak langsung mempengaruhi populasi patogen tular tanah.
Banyak patogen tanaman, seperti beberapa jenis jamur penyebab penyakit layu atau busuk akar, berkembang biak dengan baik dalam kondisi tanah netral hingga basa.
Dengan menurunkan pH tanah, asam sulfat dapat menciptakan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup patogen tersebut.
Pendekatan ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan penyakit terpadu yang bertujuan untuk mengurangi tekanan penyakit tanpa bergantung sepenuhnya pada bahan kimia sintetik.
Penelitian dalam bidang fitopatologi seringkali mengeksplorasi hubungan antara pH tanah dan virulensi patogen, menunjukkan bahwa lingkungan asam dapat menghambat perkecambahan spora atau pertumbuhan miselium patogen tertentu, sehingga berkontribusi pada kesehatan akar dan sistem pertahanan tanaman secara keseluruhan.
- Peningkatan Efisiensi Irigasi
Dalam sistem irigasi tetes atau mikro, air dengan pH tinggi dan kandungan mineral tertentu (misalnya kalsium bikarbonat) dapat menyebabkan penyumbatan pada emitor dan pipa akibat pengendapan mineral.
Penambahan sejumlah kecil asam sulfat ke dalam air irigasi (fertigasi) dapat mencegah masalah ini dengan menurunkan pH air, menjaga mineral tetap terlarut dan mencegah pembentukan endapan.
Pencegahan penyumbatan ini memastikan distribusi air dan nutrisi yang seragam ke setiap tanaman, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk.
Praktik ini sangat penting di daerah dengan kualitas air irigasi yang buruk, karena dapat memperpanjang umur sistem irigasi dan mengurangi biaya pemeliharaan.
Jurnal-jurnal di bidang teknik pertanian dan pengelolaan air irigasi sering membahas teknik pengasaman air untuk optimasi sistem irigasi, menyoroti peran asam sulfat dalam memastikan kinerja irigasi yang optimal.