Jarang Diketahui! 7 Manfaat Bakau, Cegah Abrasi Pantai – E-Journal
Jumat, 18 Juli 2025 oleh journal
Peran ekologis hutan bakau yang tumbuh di sepanjang garis pantai mencakup berbagai fungsi protektif dan mitigasi terhadap ancaman lingkungan serta bencana alam.
Ekosistem ini secara signifikan berkontribusi pada perlindungan pesisir dari dampak buruk yang disebabkan oleh faktor-faktor alami maupun antropogenik. Keberadaan tegakan bakau esensial untuk menjaga stabilitas dan integritas lingkungan pesisir.
manfaat tanaman bakau di pesisir pantai untuk mencegah
- Pencegahan Erosi Pantai
Sistem perakaran bakau yang kompleks dan padat, terdiri dari akar tunjang dan akar napas, berperan vital dalam mengikat sedimen dan menstabilkan tanah di garis pantai.
Struktur akar ini membentuk jaring-jaring alami yang efektif mengurangi laju erosi yang disebabkan oleh arus pasang surut, gelombang, dan angin.
Penelitian oleh Alongi (2008) dalam "Mangrove Forests: An Ecosystem Function and Ecological Services" menyoroti bagaimana akar bakau mampu memadatkan substrat lumpur dan pasir, sehingga mencegah pengikisan lapisan permukaan tanah.
- Perlindungan dari Gelombang Badai dan Tsunami
Hutan bakau bertindak sebagai penghalang alami yang sangat efektif dalam meredam energi gelombang, baik dari gelombang harian, gelombang badai, maupun tsunami.
Kerapatan tegakan pohon dan struktur biomassa di bawah permukaan air secara signifikan mengurangi kecepatan dan ketinggian gelombang sebelum mencapai daratan. Studi yang dipublikasikan oleh Danielsen et al.
(2005) setelah tsunami Samudra Hindia 2004 menunjukkan bahwa wilayah dengan hutan bakau yang sehat mengalami kerusakan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan area pesisir yang tidak memiliki vegetasi bakau.
- Filtrasi Sedimen dan Polutan
Ekosistem bakau berfungsi sebagai filter alami yang efisien, menjebak sedimen, lumpur, dan berbagai polutan dari aliran air tawar yang menuju laut.
Akar-akar bakau memerangkap partikel-partikel tersuspensi, sehingga meningkatkan kejernihan air di perairan pesisir dan melindungi terumbu karang serta padang lamun yang sensitif terhadap kekeruhan.
Menurut Kathiresan dan Bingham (2001) dalam "Biology of Mangroves and Mangrove Ecosystems," kemampuan bakau dalam menyaring polutan juga mencakup penyerapan logam berat dan nutrisi berlebih, yang berkontribusi pada peningkatan kualitas air.
- Stabilisasi Garis Pantai
Dengan kemampuannya mengikat sedimen dan mengurangi energi gelombang, hutan bakau berperan krusial dalam menstabilkan posisi garis pantai dan mencegah mundurnya daratan.
Vegetasi ini tidak hanya menahan tanah yang ada, tetapi juga memfasilitasi akumulasi sedimen baru, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pembentukan lahan baru atau perluasan daratan pesisir.
Fenomena ini dijelaskan dalam banyak literatur ekologi pesisir, termasuk karya Spalding et al. (2010) dalam "World Atlas of Mangroves," yang menyoroti peran bakau sebagai pembangun daratan alami.
- Pencegahan Intrusi Air Laut
Di beberapa wilayah pesisir, keberadaan hutan bakau dapat membantu mencegah intrusi air laut ke dalam akuifer air tawar di daratan.
Meskipun mekanisme utamanya adalah melalui pengaruh pada hidrologi permukaan dan perakaran yang mengikat tanah, kerapatan vegetasi bakau dapat memengaruhi pergerakan air tanah dan mengurangi tekanan hidrostatis air laut yang mendorong intrusi.
Meskipun peran langsungnya kompleks, hutan bakau secara tidak langsung mendukung ketersediaan air tawar dengan menjaga integritas ekosistem pesisir yang rentan terhadap salinisasi, seperti yang disarankan oleh penelitian mengenai hidrologi pesisir.
- Pencegahan Degradasi Ekosistem Pesisir
Hutan bakau menyediakan habitat vital bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk ikan, krustasea, moluska, burung, dan mamalia, sehingga mencegah hilangnya keanekaragaman hayati.
Ekosistem ini berfungsi sebagai tempat pemijahan, pembesaran, dan mencari makan bagi banyak spesies laut dan terestrial, yang mendukung kesehatan rantai makanan pesisir secara keseluruhan.
Kehilangan hutan bakau akan menyebabkan dampak domino pada ekosistem lain seperti terumbu karang dan padang lamun, sebagaimana didokumentasikan oleh Millennium Ecosystem Assessment (2005) dalam laporan "Ecosystems and Human Well-being: Biodiversity Synthesis."
- Pencegahan Perubahan Iklim (melalui penyerapan karbon)
Bakau dikenal sebagai ekosistem 'karbon biru' yang sangat efisien dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.
Biomassa bakau di atas dan di bawah tanah, serta sedimen yang kaya bahan organik di bawahnya, mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar selama ribuan tahun, jauh lebih banyak dibandingkan hutan terestrial. Donato et al.
(2011) dalam jurnal "Nature Geoscience" memperkirakan bahwa ekosistem pesisir seperti bakau menyimpan karbon hingga lima kali lebih banyak per hektar dibandingkan hutan tropis, sehingga berperan krusial dalam mitigasi perubahan iklim global.