Penting! Inilah 5 Manfaat Brotowali untuk Obati Demam Panas! – E-Journal
Kamis, 17 Juli 2025 oleh journal
Tumbuhan brotowali, dengan nama ilmiah Tinospora crispa (L.) Hook.f. & Thomson, merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal memiliki batang yang pahit dan sering dimanfaatkan secara turun-temurun dalam pengobatan berbagai kondisi kesehatan. Penggunaan brotowali dalam pengobatan tradisional telah didukung oleh berbagai penelitian ilmiah yang mengidentifikasi beragam senyawa bioaktif dengan potensi farmakologis.manfaat tanaman brotowali antara lain untuk mengobati
- Efek Antidiabetik
Brotowali telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu mengelola kadar gula darah.
Penelitian ilmiah modern mendukung klaim ini, menunjukkan bahwa ekstrak brotowali dapat membantu menurunkan glukosa darah pada model hewan diabetes, sebuah temuan yang signifikan dalam pengembangan terapi komplementer.
Mekanisme kerjanya diduga melibatkan peningkatan sekresi insulin, perbaikan sensitivitas insulin pada sel, atau penghambatan absorpsi glukosa di saluran pencernaan. Studi yang diterbitkan dalam jurnal seperti Journal of Ethnopharmacology oleh peneliti seperti Kalaivani et al.
(2008) telah menyoroti potensi hipoglikemik dari tanaman ini, menunjukkan prospeknya sebagai agen antidiabetik.
- Aktivitas Anti-inflamasi dan Analgesik
Kandungan senyawa aktif dalam brotowali memberikan efek anti-inflamasi dan analgesik yang kuat, menjadikannya pilihan dalam meredakan peradangan dan nyeri.
Secara tradisional, tanaman ini sering digunakan untuk mengatasi demam, nyeri sendi, dan berbagai kondisi inflamasi lainnya yang menyebabkan ketidaknyamanan.
Beberapa penelitian, termasuk yang dipublikasikan di Phytomedicine oleh Sharma et al. (2012), mengidentifikasi adanya senyawa alkaloid dan diterpen yang berkontribusi pada efek tersebut.
Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat mediator inflamasi dalam tubuh, sehingga mengurangi respons peradangan dan nyeri secara efektif.
- Potensi Antioksidan
Brotowali kaya akan senyawa antioksidan seperti flavonoid, alkaloid, dan glikosida, yang berperan penting dalam menetralkan radikal bebas dalam tubuh.
Perlindungan terhadap stres oksidatif ini krusial untuk mencegah kerusakan sel dan mengurangi risiko berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular dan neurodegeneratif.
Aktivitas antioksidan ini telah didokumentasikan dalam berbagai studi in vitro dan in vivo, menunjukkan kapasitas brotowali untuk melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang diinduksi oleh radikal bebas. Sebagai contoh, penelitian oleh Subramanian et al.
(2014) telah melaporkan aktivitas antioksidan signifikan dari ekstrak Tinospora crispa.
- Sifat Imunomodulator
Tanaman brotowali juga dikenal memiliki sifat imunomodulator, yang berarti dapat membantu mengatur atau memodulasi respons sistem kekebalan tubuh.
Kemampuan ini sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, serta menjaga keseimbangan imun tubuh secara keseluruhan.
Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak brotowali dapat merangsang produksi sel-sel kekebalan seperti makrofag dan limfosit, serta meningkatkan produksi sitokin tertentu, sehingga memperkuat respons imun non-spesifik maupun spesifik. Studi oleh Singh et al.
(2015) dalam International Immunopharmacology telah membahas potensi imunomodulator dari spesies Tinospora secara komprehensif.
- Aktivitas Antimikroba
Brotowali menunjukkan aktivitas antimikroba yang signifikan terhadap berbagai jenis bakteri, jamur, dan bahkan beberapa virus.
Sifat ini menjadikannya relevan dalam pengobatan infeksi, baik yang disebabkan oleh patogen internal maupun eksternal, sesuai dengan penggunaan tradisionalnya untuk luka dan penyakit menular.
Senyawa bioaktif seperti alkaloid (misalnya berberin) dan terpenoid diyakini bertanggung jawab atas efek ini, dengan kemampuan menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme patogen melalui berbagai mekanisme. Penelitian oleh Mishra et al.
(2011) di Asian Pacific Journal of Tropical Medicine telah menguji efektivitas antimikroba dari ekstrak brotowali terhadap beberapa strain mikroba patogen umum.