Ketahui, Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D? Ini Panduan Lengkapnya agar tetap aman dan sehat
Selasa, 3 Juni 2025 oleh journal
Bolehkah Penderita Hipertensi, Kolesterol, dan Diabetes Minum Vitamin D? Ini Kata Ahli!
Vitamin D adalah nutrisi penting yang seringkali terlupakan, padahal perannya sangat vital bagi tubuh kita. Mulai dari membantu penyerapan kalsium untuk tulang yang kuat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, hingga mendukung fungsi otot dan sel otak, vitamin D punya segudang manfaat. Tapi, bagaimana dengan mereka yang punya kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), kolesterol tinggi, atau diabetes? Apakah aman mengonsumsi vitamin D?
Banyak yang khawatir vitamin D justru bisa menimbulkan efek samping bagi penderita penyakit-penyakit tersebut. Untuk menjawab keraguan ini, mari kita simak penjelasan dari seorang ahli.
Pendapat Ahli: Vitamin D dan Kondisi Kesehatan Tertentu
Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Zullies Ikawati, penderita hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes *tetap boleh* mengonsumsi vitamin D. Bahkan, dalam banyak kasus, vitamin D justru dianjurkan, asalkan dikonsumsi dengan dosis yang tepat dan tidak berlebihan.
Beliau menjelaskan bahwa vitamin D memiliki potensi besar dalam mengatur metabolisme glukosa dan lipid (lemak). Kekurangan vitamin D juga cukup sering ditemukan pada penderita diabetes dan obesitas.
"Namun, tetap perlu pengawasan medis, terutama jika pasien juga memiliki gangguan ginjal atau sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu," ujar beliau.
Manfaat Vitamin D untuk Penderita Diabetes
Salah satu manfaat utama vitamin D bagi penderita diabetes adalah kemampuannya dalam membantu mengatur kadar gula darah. Vitamin D diyakini dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga tubuh dapat merespons insulin dengan lebih efektif.
Selain itu, vitamin D juga berperan dalam mengurangi peradangan kronis yang seringkali menjadi penyebab resistensi insulin, serta menjaga kesehatan sel beta pankreas yang bertanggung jawab memproduksi insulin.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat membantu memperbaiki kontrol gula darah, terutama pada mereka yang sebelumnya mengalami kekurangan vitamin D. Ini bisa dilihat dari penurunan kadar HbA1c, yaitu rata-rata kadar gula darah selama 2-3 bulan terakhir.
Namun, Zullies menekankan bahwa efek ini akan lebih terasa jika memang ada kekurangan vitamin D sebelumnya.
Peran Vitamin D dalam Metabolisme Lemak
Tak hanya bermanfaat bagi penderita diabetes, vitamin D juga memegang peranan penting dalam proses metabolisme lemak di dalam tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin D dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida (jenis lemak yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung).
Di sisi lain, vitamin D juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang berfungsi melindungi jantung.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh vitamin D terhadap kadar lemak darah belum selalu konsisten. Efek ini cenderung lebih terlihat pada individu dengan defisiensi vitamin D, obesitas, atau sindrom metabolik.
Jadi, meskipun vitamin D berpotensi membantu mengatur kadar lemak darah, manfaat ini bisa bervariasi, tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing individu.
Vitamin D dan Kesehatan Penderita Hipertensi
Vitamin D seringkali direkomendasikan dalam pengelolaan kesehatan secara menyeluruh, terutama karena banyak penderita hipertensi yang juga mengalami kekurangan vitamin D. Suplementasi vitamin D dianggap bermanfaat untuk membantu meningkatkan kondisi kesehatan mereka.
Namun, seperti pada kondisi medis lainnya, pemberian vitamin D harus dilakukan dengan dosis yang tepat dan pemantauan yang cermat oleh tenaga medis. Konsumsi vitamin D dalam dosis tinggi tanpa alasan jelas atau tanpa pengawasan dapat menyebabkan hiperkalsemia, yaitu kadar kalsium dalam darah yang terlalu tinggi.
Pentingnya Konsumsi Vitamin D Sesuai Dosis
Zullies mengingatkan bahwa konsumsi vitamin D harus selalu sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Untuk orang dewasa, dosis vitamin D yang dianjurkan biasanya berkisar antara 600 hingga 800 IU per hari.
Namun, pada kondisi kekurangan vitamin D, dosis yang diberikan bisa lebih tinggi, bahkan mencapai 2000 IU atau lebih, tentunya dengan pengawasan dan rekomendasi dari dokter.
Sebelum memulai konsumsi suplemen dalam dosis tinggi, sangat disarankan untuk memeriksa kadar vitamin D dalam darah terlebih dahulu (25(OH)D). Kelebihan vitamin D (hipervitaminosis D) dapat menimbulkan efek berbahaya, terutama pada fungsi ginjal dan jantung.
Terakhir, perlu diingat bahwa manfaat vitamin D dalam membantu mengatur kadar gula darah dan lemak dalam tubuh bisa berbeda-beda pada setiap individu, tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing.
Ingin mendapatkan manfaat maksimal dari vitamin D? Yuk, ikuti langkah-langkah sederhana berikut ini!
1. Periksakan Kadar Vitamin D Anda - Sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D, sebaiknya periksakan kadar vitamin D dalam darah Anda (25(OH)D). Ini akan membantu dokter menentukan dosis yang tepat dan aman untuk Anda. Misalnya, jika hasil tes menunjukkan Anda kekurangan vitamin D, dokter mungkin akan merekomendasikan dosis yang lebih tinggi untuk sementara waktu.
Tes ini biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah di laboratorium.
2. Konsumsi Suplemen Vitamin D dengan Makanan Berlemak - Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin D akan lebih mudah diserap oleh tubuh jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan yang mengandung lemak sehat. Contohnya, Anda bisa mengonsumsi suplemen vitamin D bersamaan dengan alpukat, kacang-kacangan, atau ikan berlemak.
Ini akan membantu memaksimalkan penyerapan vitamin D dalam tubuh Anda.
3. Berjemur di Bawah Sinar Matahari Pagi - Sinar matahari adalah sumber vitamin D alami yang sangat baik. Cobalah untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi (sekitar pukul 07.00-09.00) selama 10-15 menit setiap hari. Paparan sinar matahari akan membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami. Tapi ingat, jangan lupa gunakan tabir surya jika berjemur lebih lama.
Waktu terbaik untuk berjemur adalah saat sinar matahari tidak terlalu terik.
4. Konsultasikan dengan Dokter - Jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti hipertensi, kolesterol tinggi, atau diabetes, selalu konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen vitamin D. Dokter akan membantu menentukan dosis yang tepat dan memantau kondisi kesehatan Anda secara berkala. Jangan ragu untuk bertanya mengenai potensi interaksi vitamin D dengan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi.
Konsultasi dengan dokter sangat penting untuk memastikan keamanan dan efektivitas suplementasi vitamin D.
Apakah vitamin D bisa menyembuhkan diabetes, menurut pendapat Bapak Budi?
Menurut Dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter dan influencer kesehatan, vitamin D tidak bisa menyembuhkan diabetes. Namun, vitamin D dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan, yang pada akhirnya dapat membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes. Tetap penting untuk mengikuti pengobatan dan gaya hidup sehat yang direkomendasikan oleh dokter.
Jika saya menderita hipertensi dan kolesterol tinggi, apakah saya boleh minum vitamin D setiap hari, Ibu Ani?
Menurut Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, seorang dokter spesialis penyakit dalam, penderita hipertensi dan kolesterol tinggi umumnya boleh mengonsumsi vitamin D setiap hari, asalkan dalam dosis yang dianjurkan dan di bawah pengawasan dokter. Vitamin D bahkan dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung yang seringkali terkait dengan kedua kondisi tersebut. Konsultasikan dengan dokter untuk dosis yang tepat dan pantau tekanan darah serta kadar kolesterol secara teratur.
Bagaimana cara mengetahui apakah saya kekurangan vitamin D, Bapak Chandra?
Menurut Dr. Tan Shot Yen, seorang ahli gizi, cara paling akurat untuk mengetahui apakah Anda kekurangan vitamin D adalah dengan melakukan tes darah untuk mengukur kadar 25(OH)D. Gejala kekurangan vitamin D bisa bervariasi, mulai dari kelelahan, nyeri tulang, hingga depresi. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Apakah ada efek samping jika saya kelebihan vitamin D, Ibu Dewi?
Menurut Dr. Cissie Nugraha, seorang dokter dan pakar kesehatan, kelebihan vitamin D (hipervitaminosis D) dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti mual, muntah, lemas, sering buang air kecil, dan bahkan kerusakan ginjal. Penting untuk mengonsumsi vitamin D sesuai dosis yang dianjurkan dan menghindari konsumsi suplemen dalam dosis tinggi tanpa pengawasan dokter.
Apakah makanan tertentu bisa membantu meningkatkan kadar vitamin D saya, Bapak Eko?
Menurut Chef Juna Rorimpandey, seorang chef dan pakar kuliner, beberapa makanan yang kaya akan vitamin D antara lain ikan berlemak (seperti salmon, tuna, dan mackerel), kuning telur, jamur yang terpapar sinar UV, dan produk susu yang difortifikasi vitamin D. Mengonsumsi makanan-makanan ini secara teratur dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D Anda. Namun, seringkali suplementasi tetap diperlukan untuk mencapai kadar yang optimal.