Inilah Nasib Raja E,commerce China Setelah Tutup di Indonesia, Kondisinya di AS Makin Memprihatinkan Memang Nasib Tak Terduga
Senin, 26 Mei 2025 oleh journal
Nasib Temu: Dulu Ditolak di Indonesia, Kini Makin Terhimpit di Amerika Serikat
Ingat aplikasi belanja online Temu? Aplikasi e-commerce asal China ini tengah menghadapi tantangan yang semakin besar di pasar global, terutama di Amerika Serikat. Kondisi ini terjadi setelah sebelumnya Temu juga mengalami penolakan di Indonesia.
Mari kita kilas balik. Pada Oktober 2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di bawah kepemimpinan Budi Arie Setiadi memblokir Temu di Indonesia. Alasan utamanya adalah karena aplikasi tersebut dinilai meresahkan dan berpotensi merugikan para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di tanah air.
Namun, masalah Temu tidak berhenti di situ. Di tengah tensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China, Temu juga ikut merasakan dampaknya. Aplikasi yang menawarkan berbagai produk dengan harga miring ini kini menghadapi berbagai hambatan di Negeri Paman Sam.
Seperti yang dilaporkan oleh Wired pada Sabtu, 24 Mei 2025, Temu telah menghadapi ganjalan dari pemerintahan Donald Trump sejak awal Mei 2025. Akibat perang tarif yang diberlakukan Trump, Temu terpaksa menghapus daftar barang-barang yang berasal dari China. Hal ini membuat pengguna di Amerika Serikat tidak lagi bisa melihat produk-produk tersebut.
Dalam pernyataan resminya, Temu menyatakan bahwa operasional mereka di Amerika Serikat kini bertransisi untuk melayani kepentingan lokal. Ini berarti bahwa penjual dan pesanan yang ada di platform Temu di Amerika Serikat kini berasal dari dalam negeri.
"Meskipun ada perubahan operasional, ketentuan harga Temu untuk konsumen AS tidak berubah," demikian pernyataan resmi dari pihak Temu.
Temu menjadi sasaran empuk dalam kebijakan perang tarif yang diterapkan oleh Donald Trump. Setelah tiga tahun menjual barang-barang murah, Temu sempat mencoba menaikkan harga barang-barang dari China. Mereka juga mencoba menerapkan biaya impor kepada konsumen Amerika Serikat, tetapi kebijakan ini justru menuai kritik keras dari pemerintahan Trump.
Pada akhirnya, Temu memilih untuk memblokir pengguna Amerika Serikat dari paparan produk-produk yang berasal dari China di dalam aplikasi mereka. Apakah dengan langkah ini masalah selesai? Ternyata tidak.
Pemerintah Amerika Serikat kemudian menghapus aturan bebas pajak untuk paket barang kecil dengan nilai di bawah USD 800. Akibatnya, semua paket barang kecil yang berasal dari China kini dikenakan pajak. Kebijakan ini tentu saja berdampak besar bagi e-commerce China seperti Temu, Shein, AliExpress, bahkan Amazon. Paket-paket barang kecil tersebut kini dikenakan tarif hingga 145 persen.
Lantas, apakah ini berarti nasib Temu akan berakhir di Amerika Serikat? Louise Matsakis, editor bisnis senior dari Wired, dan Zeyi Yang, penulis senior yang fokus pada China, berpendapat bahwa Temu mungkin tidak akan terlalu merugi jika harus menutup pasar di Amerika Serikat sebagai dampak dari perang tarif Trump. Temu masih memiliki banyak pasar potensial di negara lain.
Namun, justru toko-toko di Amerika Serikat yang memiliki rantai pasok barang dari China yang kemungkinan akan mengalami kesulitan. Sebagai contoh, dekorasi Natal, yang menjadi bagian penting dari musim belanja tahunan, ternyata sangat bergantung pada impor dari China.
Situasi ekonomi global yang tidak pasti bisa membuat kita khawatir saat berbelanja online. Tapi tenang, ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar tetap bijak dalam berbelanja dan terhindar dari penyesalan di kemudian hari. Yuk, simak!
1. Buat Daftar Belanja - Sebelum membuka aplikasi belanja online, luangkan waktu untuk membuat daftar barang-barang yang benar-benar kamu butuhkan. Hindari membeli barang hanya karena sedang diskon atau terlihat menarik. Dengan daftar, kamu jadi lebih fokus dan terhindar dari pembelian impulsif.
2. Bandingkan Harga - Jangan langsung terpikat dengan harga termurah yang kamu lihat. Coba bandingkan harga barang yang sama di beberapa platform e-commerce yang berbeda. Kadang, ada toko yang menawarkan harga lebih murah atau memberikan promo tambahan seperti gratis ongkir.
3. Perhatikan Ulasan Pembeli Lain - Sebelum memutuskan untuk membeli, baca ulasan dari pembeli lain yang sudah pernah membeli barang tersebut. Ulasan ini bisa memberikan gambaran tentang kualitas produk, pelayanan toko, dan kecepatan pengiriman. Kalau banyak ulasan negatif, sebaiknya cari toko lain.
4. Manfaatkan Promo dan Diskon - Banyak toko online yang menawarkan promo dan diskon menarik, terutama saat tanggal kembar atau hari-hari besar. Manfaatkan kesempatan ini untuk membeli barang yang kamu butuhkan dengan harga lebih murah. Tapi ingat, tetap sesuaikan dengan kebutuhan dan anggaranmu, ya!
5. Periksa Kebijakan Pengembalian Barang - Pastikan kamu memahami kebijakan pengembalian barang dari toko online tempat kamu berbelanja. Jika barang yang kamu terima rusak atau tidak sesuai dengan deskripsi, kamu bisa mengajukan pengembalian dan mendapatkan uangmu kembali.
6. Gunakan Metode Pembayaran yang Aman - Pilih metode pembayaran yang aman dan terpercaya, seperti transfer bank, kartu kredit, atau dompet digital. Hindari memberikan informasi pribadi yang sensitif kepada pihak yang tidak dikenal. Kalau ada tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, sebaiknya waspada!
Mengapa Temu diblokir di Indonesia menurut pendapat Bambang?
Menurut Bambang, seorang pengamat ekonomi, pemblokiran Temu di Indonesia kemungkinan besar dilakukan untuk melindungi UMKM lokal dari persaingan harga yang terlalu agresif. "Pemerintah perlu menyeimbangkan antara memberikan kemudahan bagi konsumen dan melindungi keberlangsungan bisnis pelaku UMKM," ujarnya.
Apa dampak perang dagang AS-China terhadap Temu menurut pandangan Siti?
Siti, seorang analis perdagangan internasional, menjelaskan bahwa perang dagang AS-China membuat Temu kesulitan untuk menjual barang-barang dari China di Amerika Serikat. "Tarif yang tinggi membuat harga barang menjadi tidak kompetitif, sehingga Temu harus mencari cara lain untuk bertahan," jelasnya.
Bagaimana tanggapan Temu terhadap pembatasan di AS menurut pendapat Joko?
Joko, seorang pakar pemasaran digital, berpendapat bahwa tanggapan Temu dengan fokus pada penjual lokal di AS adalah langkah yang cerdas. "Ini menunjukkan bahwa Temu mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan mencari solusi alternatif untuk tetap relevan," katanya.
Siapa saja yang terdampak dengan aturan pajak baru di AS menurut pendapat Maya?
Menurut Maya, seorang pelaku bisnis e-commerce, aturan pajak baru di AS tidak hanya berdampak pada Temu, tetapi juga pada platform e-commerce China lainnya seperti Shein dan AliExpress, serta bahkan Amazon. "Semua platform yang menjual barang-barang kecil dari China akan merasakan dampaknya," ujarnya.
Apakah Temu akan menyerah di pasar AS menurut pandangan Anton?
Anton, seorang analis pasar, meyakini bahwa Temu tidak akan menyerah begitu saja di pasar AS. "Temu memiliki sumber daya yang besar dan kemampuan untuk beradaptasi. Mereka mungkin akan mencari cara lain untuk menarik konsumen AS, misalnya dengan menawarkan produk-produk yang unik atau dengan berinvestasi dalam pemasaran yang lebih efektif," jelasnya.
Bagaimana nasib toko-toko di AS yang bergantung pada impor dari China menurut pendapat Rina?
Rina, seorang pemilik toko dekorasi, khawatir bahwa toko-toko di AS yang bergantung pada impor dari China akan mengalami kesulitan jika tarif impor terus meningkat. "Kami mungkin harus mencari pemasok alternatif atau menaikkan harga, yang tentu saja akan mempengaruhi daya beli konsumen," ujarnya.