7 Manfaat Mahkota Dewa Menurut Ahli yang Bikin Penasaran!
Kamis, 24 Juli 2025 oleh journal
Khasiat dari tanaman Phaleria macrocarpa, khususnya buahnya, telah menjadi subjek penelitian yang intensif di kalangan ilmuwan.
Studi-studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami potensi terapeutik yang terkandung di dalamnya, termasuk efeknya terhadap berbagai kondisi kesehatan berdasarkan bukti ilmiah yang ada.
Pendapat mengenai potensi kesehatan dari buah Phaleria macrocarpa masih menjadi perdebatan di kalangan medis. Meskipun beberapa penelitian awal menunjukkan adanya efek positif, diperlukan lebih banyak riset yang komprehensif untuk memvalidasi klaim-klaim tersebut secara meyakinkan.
Menurut Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis, "Buah mahkota dewa mengandung senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, dan saponin yang berpotensi memiliki aktivitas antioksidan, anti-inflamasi, dan bahkan anti-kanker.
Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini masih dalam tahap penelitian awal, dan efektivitas serta keamanannya pada manusia belum sepenuhnya terbukti. Konsumsi dalam jumlah besar dan tanpa pengawasan dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan."
Senyawa-senyawa tersebut diyakini bekerja dengan cara menetralkan radikal bebas dalam tubuh, mengurangi peradangan, dan menghambat pertumbuhan sel kanker.
Beberapa studi in vitro dan pada hewan menunjukkan hasil yang menjanjikan, tetapi uji klinis pada manusia masih terbatas.
Penggunaan yang disarankan umumnya berupa ekstrak atau produk olahan dengan dosis terkontrol, dan sebaiknya dikonsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum digunakan, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Manfaat Buah Mahkota Dewa Menurut Para Ahli
Berbagai studi ilmiah telah meneliti potensi manfaat kesehatan yang terkandung dalam buah mahkota dewa. Penelitian-penelitian ini mengidentifikasi sejumlah khasiat yang dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk validasi yang komprehensif.
- Antioksidan
- Anti-inflamasi
- Anti-kanker (potensial)
- Hipoglikemik (potensial)
- Antimikroba (potensial)
- Kardiovaskular (potensial)
- Imunomodulator (potensial)
Manfaat-manfaat tersebut, seperti efek antioksidan yang melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas dan sifat anti-inflamasi yang meredakan peradangan, menunjukkan potensi buah mahkota dewa dalam menjaga kesehatan.
Studi in vitro dan pada hewan juga mengindikasikan adanya aktivitas anti-kanker dan hipoglikemik, meskipun aplikasinya pada manusia memerlukan penelitian lebih lanjut.
Efek imunomodulatornya, yang dapat memodulasi sistem kekebalan tubuh, juga menjadi fokus penelitian untuk penanganan berbagai penyakit.
Antioksidan
Keberadaan antioksidan dalam Phaleria macrocarpa menjadi salah satu fokus utama dalam penelitian terkait potensi manfaat kesehatannya.
Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu berbagai penyakit kronis.
- Perlindungan Seluler
Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegah kerusakan oksidatif pada DNA, protein, dan lipid dalam sel. Kerusakan oksidatif ini dikaitkan dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif.
Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan berpotensi melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan dan menjaga fungsi optimalnya.
- Senyawa Flavonoid
Buah mahkota dewa dilaporkan mengandung berbagai jenis flavonoid, yaitu kelompok senyawa antioksidan yang dikenal dengan kemampuannya melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Flavonoid juga memiliki sifat anti-inflamasi dan dapat membantu meningkatkan kesehatan kardiovaskular.
- Senyawa Fenolik
Selain flavonoid, senyawa fenolik lainnya seperti asam fenolat juga berkontribusi pada aktivitas antioksidan buah mahkota dewa. Senyawa-senyawa ini memiliki struktur kimia yang memungkinkannya untuk mendonorkan elektron ke radikal bebas, sehingga menstabilkan dan mencegahnya merusak sel.
- Implikasi Kesehatan
Aktivitas antioksidan dalam buah mahkota dewa berpotensi memberikan perlindungan terhadap berbagai penyakit yang terkait dengan stres oksidatif.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, potensi ini menunjukkan bahwa konsumsi buah mahkota dewa, dalam dosis yang tepat dan aman, dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efektivitas dan keamanan konsumsi buah mahkota dewa sebagai sumber antioksidan masih memerlukan validasi melalui studi klinis yang lebih komprehensif.
Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi buah ini sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan.
Anti-inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit serius.
Potensi efek anti-inflamasi yang dikaitkan dengan senyawa dalam Phaleria macrocarpa menjadi area penelitian yang menjanjikan, dengan implikasi terhadap berbagai kondisi kesehatan.
- Penghambatan Mediator Inflamasi
Senyawa-senyawa bioaktif dalam buah ini, seperti flavonoid dan saponin, diduga mampu menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Dengan mengurangi kadar senyawa-senyawa ini, peradangan dapat diredakan, mengurangi kerusakan jaringan dan gejala yang terkait.
- Pengaruh pada Jalur Sinyal Inflamasi
Penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak Phaleria macrocarpa dapat memengaruhi jalur sinyal inflamasi, seperti jalur NF-kB dan MAPK. Jalur-jalur ini berperan penting dalam mengatur respons peradangan, dan modulasi jalur ini dapat membantu mengendalikan peradangan kronis.
- Potensi dalam Penanganan Artritis
Karena sifat anti-inflamasinya, buah ini berpotensi dalam penanganan artritis, suatu kondisi yang ditandai dengan peradangan sendi. Pengurangan peradangan dapat mengurangi rasa sakit, kekakuan, dan pembengkakan pada sendi, meningkatkan kualitas hidup penderita.
- Dampak pada Penyakit Kardiovaskular
Peradangan memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Dengan mengurangi peradangan di pembuluh darah, senyawa dalam buah ini berpotensi mengurangi risiko aterosklerosis dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
- Efek pada Gangguan Autoimun
Pada gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat. Sifat anti-inflamasi buah ini dapat membantu menekan respons imun yang berlebihan dan mengurangi kerusakan jaringan pada kondisi seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme dan efektivitasnya dalam kondisi ini.
- Peran dalam Pemulihan Cedera
Setelah cedera, peradangan adalah bagian penting dari proses penyembuhan. Namun, peradangan yang berlebihan dapat menghambat pemulihan. Efek anti-inflamasi buah ini berpotensi membantu mengoptimalkan proses penyembuhan dengan mengurangi peradangan yang berlebihan dan mempromosikan perbaikan jaringan.
Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk menekankan bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi dan memahami sepenuhnya potensi efek anti-inflamasi dari Phaleria macrocarpa.
Dosis yang tepat, keamanan jangka panjang, dan interaksi dengan obat-obatan lain juga perlu dievaluasi dengan cermat. Penggunaan buah ini sebagai agen anti-inflamasi harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.
Anti-kanker (potensial)
Potensi aktivitas anti-kanker dari Phaleria macrocarpa menjadi area penelitian yang menarik perhatian, meskipun masih dalam tahap awal dan memerlukan validasi yang lebih komprehensif.
Beberapa studi in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa senyawa-senyawa yang terkandung dalam buah ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker melalui berbagai mekanisme.
Salah satu mekanisme yang diteliti adalah induksi apoptosis, atau kematian sel terprogram, pada sel-sel kanker. Senyawa-senyawa tertentu dalam buah ini tampaknya mampu memicu proses apoptosis pada sel kanker tanpa merusak sel-sel normal di sekitarnya.
Mekanisme lainnya melibatkan penghambatan angiogenesis, yaitu pembentukan pembuluh darah baru yang diperlukan oleh tumor untuk tumbuh dan menyebar. Dengan menghambat angiogenesis, pasokan nutrisi ke tumor dapat dikurangi, sehingga menghambat pertumbuhannya.
Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa dalam buah ini dapat menghambat metastasis, yaitu proses penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain.
Penghambatan metastasis merupakan aspek penting dalam pengobatan kanker, karena metastasis seringkali menjadi penyebab utama kegagalan terapi. Beberapa senyawa diyakini memengaruhi adhesi sel kanker dan kemampuannya untuk menembus jaringan sekitarnya, sehingga menghambat penyebarannya.
Meskipun hasil penelitian in vitro dan pada hewan menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini dilakukan di lingkungan laboratorium dan tidak selalu dapat langsung diterjemahkan ke manusia.
Uji klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah ini sebagai agen anti-kanker. Selain itu, dosis yang tepat, potensi interaksi dengan obat-obatan lain, dan efek samping jangka panjang juga perlu dievaluasi dengan cermat.
Oleh karena itu, klaim mengenai potensi anti-kanker dari Phaleria macrocarpa harus ditanggapi dengan hati-hati dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional yang telah terbukti efektif.
Penggunaan buah ini sebagai bagian dari strategi pengobatan kanker harus dilakukan dengan sepengetahuan dan pengawasan dokter yang kompeten.
Hipoglikemik (potensial)
Beberapa studi awal meneliti potensi pengaruh Phaleria macrocarpa terhadap kadar glukosa darah. Efek hipoglikemik, atau kemampuan menurunkan kadar gula darah, menjadi perhatian khusus mengingat prevalensi diabetes mellitus dan kondisi terkait resistensi insulin.
Penelitian in vitro dan pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak dari buah ini mungkin memiliki kemampuan untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan/atau meningkatkan penyerapan glukosa oleh sel, sehingga menurunkan kadar glukosa dalam darah.
Beberapa senyawa bioaktif, seperti flavonoid, yang terkandung di dalam buah, diyakini berperan dalam mekanisme ini.
Meskipun hasil-hasil ini menjanjikan, penting untuk menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memvalidasi efek hipoglikemik ini pada manusia.
Uji klinis dengan kontrol yang ketat diperlukan untuk menentukan dosis yang efektif dan aman, serta untuk memahami mekanisme kerja yang tepat. Selain itu, interaksi potensial dengan obat-obatan antidiabetes lainnya harus dievaluasi dengan cermat.
Penggunaan Phaleria macrocarpa sebagai agen penurun gula darah tanpa pengawasan medis dapat menimbulkan risiko hipoglikemia, suatu kondisi di mana kadar gula darah turun terlalu rendah dan dapat menyebabkan gejala serius.
Oleh karena itu, individu yang menderita diabetes mellitus atau kondisi lain yang memengaruhi kadar gula darah harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi Phaleria macrocarpa.
Pemantauan kadar gula darah secara teratur sangat penting untuk menghindari komplikasi. Klaim mengenai efek penurun gula darah dari buah ini masih memerlukan bukti ilmiah yang kuat sebelum dapat direkomendasikan sebagai bagian dari strategi pengobatan diabetes.
Antimikroba (potensial)
Investigasi terhadap potensi aktivitas antimikroba tanaman Phaleria macrocarpa menjadi salah satu area eksplorasi ilmiah terkait khasiatnya.
Studi laboratorium, terutama in vitro, mengindikasikan bahwa ekstrak dari buah ini menunjukkan kemampuan untuk menghambat pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme, termasuk bakteri dan jamur patogen.
Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya, seperti alkaloid dan flavonoid, diduga berkontribusi terhadap efek ini.
Mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan gangguan pada membran sel mikroba, penghambatan sintesis protein, atau interferensi dengan proses metabolisme esensial bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroorganisme tersebut.
Meskipun temuan awal ini menjanjikan, penting untuk mempertimbangkan bahwa uji coba tersebut dilakukan di lingkungan terkontrol di laboratorium.
Efektivitas dan spektrum aktivitas antimikroba yang teramati in vitro tidak secara otomatis diterjemahkan ke kondisi in vivo (dalam organisme hidup).
Faktor-faktor seperti bioavailabilitas senyawa aktif, interaksi dengan komponen sistem imun, dan lingkungan mikroorganisme dalam tubuh dapat memengaruhi hasil akhir.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut, termasuk studi pada hewan dan uji klinis pada manusia, untuk memvalidasi potensi aktivitas antimikroba ini dan menentukan aplikasinya secara klinis.
Potensi aplikasi antimikroba dari tanaman ini meliputi pengembangan agen topikal untuk infeksi kulit, formulasi untuk membersihkan luka, atau bahkan sebagai bagian dari strategi untuk mengatasi resistensi antibiotik.
Namun, penting untuk ditekankan bahwa penggunaan ekstrak Phaleria macrocarpa sebagai pengganti atau pelengkap terapi antimikroba konvensional harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.
Dosis yang tepat, potensi interaksi dengan obat lain, dan efek samping yang mungkin timbul perlu dipertimbangkan secara seksama. Klaim mengenai khasiat antimikroba harus didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat sebelum dapat diterapkan secara luas.
Kardiovaskular (potensial)
Potensi manfaat Phaleria macrocarpa terhadap sistem kardiovaskular menjadi area penelitian yang berkembang. Studi-studi ini menyelidiki bagaimana senyawa-senyawa yang terkandung di dalamnya dapat berkontribusi pada kesehatan jantung dan pembuluh darah.
- Pengaruh Terhadap Tekanan Darah
Beberapa penelitian awal mengindikasikan potensi efek hipotensif, atau penurunan tekanan darah, dari ekstrak Phaleria macrocarpa. Senyawa-senyawa tertentu diduga bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah, sehingga mengurangi resistensi perifer dan menurunkan tekanan darah.
Pengaturan tekanan darah yang optimal krusial untuk mengurangi risiko penyakit jantung, stroke, dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
- Efek Anti-Aterosklerotik
Aterosklerosis, atau pengerasan arteri, merupakan faktor risiko utama penyakit jantung. Beberapa studi laboratorium menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam Phaleria macrocarpa dapat menghambat pembentukan plak aterosklerotik di dinding arteri.
Mekanismenya mungkin melibatkan penurunan kadar kolesterol LDL ("kolesterol jahat"), peningkatan kadar kolesterol HDL ("kolesterol baik"), dan pengurangan peradangan di pembuluh darah.
- Perlindungan Terhadap Kerusakan Jantung
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa ekstrak Phaleria macrocarpa dapat melindungi jantung dari kerusakan akibat iskemia (kekurangan oksigen) atau cedera akibat radikal bebas.
Senyawa-senyawa antioksidan yang terkandung di dalamnya diyakini berperan dalam melindungi sel-sel jantung dari kerusakan oksidatif dan mengurangi risiko gagal jantung.
- Pengaturan Lipid Darah
Kadar lipid darah yang tidak seimbang, seperti kolesterol tinggi dan trigliserida tinggi, merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Beberapa studi menunjukkan bahwa Phaleria macrocarpa berpotensi membantu mengatur profil lipid darah dengan menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Profil lipid yang sehat penting untuk menjaga kesehatan jantung dan mencegah aterosklerosis.
- Efek Anti-Inflamasi pada Pembuluh Darah
Peradangan kronis memainkan peran penting dalam perkembangan penyakit kardiovaskular. Sifat anti-inflamasi yang dikaitkan dengan Phaleria macrocarpa berpotensi mengurangi peradangan di pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko aterosklerosis dan komplikasi kardiovaskular lainnya.
- Peningkatan Fungsi Endotel
Endotel adalah lapisan sel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah. Fungsi endotel yang sehat penting untuk menjaga kelancaran aliran darah dan mencegah pembentukan gumpalan darah.
Beberapa studi awal menunjukkan bahwa Phaleria macrocarpa dapat meningkatkan fungsi endotel, sehingga meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.
Meskipun hasil penelitian awal menunjukkan potensi manfaat bagi sistem kardiovaskular, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan Phaleria macrocarpa.
Dosis yang tepat, interaksi dengan obat-obatan lain, dan efek samping jangka panjang juga perlu dievaluasi dengan cermat sebelum dapat direkomendasikan sebagai bagian dari strategi pencegahan atau pengobatan penyakit kardiovaskular.
Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi Phaleria macrocarpa untuk tujuan kesehatan.
Imunomodulator (potensial)
Kemampuan Phaleria macrocarpa untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, atau bertindak sebagai imunomodulator, menjadi fokus penelitian terkait potensi manfaatnya bagi kesehatan.
Studi awal menunjukkan bahwa senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalam buah ini dapat memengaruhi aktivitas sel-sel imun, seperti sel T, sel B, dan sel NK (natural killer), serta produksi sitokin, yaitu molekul-molekul yang berperan dalam komunikasi antar sel imun.
Efek imunomodulator ini dapat berupa peningkatan atau penekanan respons imun, tergantung pada kondisi sistem kekebalan tubuh dan dosis senyawa yang diberikan.
Potensi aplikasi imunomodulator dari tanaman ini sangat luas.
Dalam kondisi di mana sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pada penderita infeksi kronis atau penyakit autoimun, stimulasi respons imun yang tepat dapat membantu tubuh melawan infeksi dan mengurangi gejala penyakit.
Sebaliknya, pada kondisi di mana sistem kekebalan tubuh terlalu aktif, seperti pada alergi atau penyakit autoimun, penekanan respons imun yang berlebihan dapat membantu mengurangi peradangan dan kerusakan jaringan.
Meskipun demikian, penting untuk ditekankan bahwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami mekanisme kerja yang tepat dari senyawa-senyawa imunomodulator dalam Phaleria macrocarpa.
Uji klinis pada manusia diperlukan untuk menentukan dosis yang aman dan efektif, serta untuk mengidentifikasi populasi pasien yang paling mungkin mendapatkan manfaat dari terapi ini.
Interaksi potensial dengan obat-obatan imunosupresan atau imunostimulan lainnya juga perlu dievaluasi dengan cermat.
Oleh karena itu, klaim mengenai potensi imunomodulator harus ditanggapi dengan hati-hati dan tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan medis yang telah terbukti efektif.
Penggunaan buah ini sebagai bagian dari strategi imunomodulasi harus dilakukan dengan sepengetahuan dan pengawasan dokter yang kompeten, terutama pada individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.
Panduan Mengoptimalkan Potensi Kesehatan dari Phaleria macrocarpa
Pemanfaatan tanaman obat ini, khususnya buahnya, memerlukan pemahaman yang mendalam agar manfaat yang diharapkan dapat tercapai secara optimal dengan tetap memperhatikan aspek keamanan.
Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengonsumsi Phaleria macrocarpa untuk tujuan kesehatan, konsultasi dengan dokter, ahli gizi, atau herbalis yang berpengalaman sangat dianjurkan.
Mereka dapat memberikan panduan berdasarkan kondisi kesehatan individu, riwayat penyakit, dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain yang sedang dikonsumsi.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Pengolahan
Dosis yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko efek samping. Ikuti rekomendasi dosis yang diberikan oleh profesional kesehatan atau petunjuk penggunaan pada produk olahan.
Cara pengolahan juga dapat memengaruhi kandungan senyawa aktif dalam buah ini. Beberapa metode, seperti perebusan atau ekstraksi, dapat meningkatkan ketersediaan senyawa-senyawa tersebut.
Tip 3: Pilih Produk yang Terpercaya
Pastikan produk Phaleria macrocarpa yang dikonsumsi berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki standar kualitas yang jelas.
Periksa label produk untuk memastikan informasi mengenai kandungan bahan aktif, tanggal kadaluarsa, dan sertifikasi yang relevan. Hindari produk yang tidak jelas asal-usulnya atau mengandung bahan tambahan yang tidak diketahui.
Tip 4: Pantau Reaksi Tubuh
Setelah mulai mengonsumsi Phaleria macrocarpa, perhatikan reaksi tubuh dengan seksama.
Jika muncul gejala-gejala yang tidak biasa, seperti gangguan pencernaan, ruam kulit, atau reaksi alergi lainnya, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan profesional kesehatan.
Tip 5: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Konsumsi Phaleria macrocarpa sebaiknya diintegrasikan dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan.
Pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang efektif akan meningkatkan efektivitas dan manfaat dari tanaman obat ini.
Ingatlah bahwa Phaleria macrocarpa bukanlah pengganti gaya hidup sehat, melainkan pelengkap yang dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan potensi kesehatan dari Phaleria macrocarpa dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif, mendukung upaya menjaga kesehatan secara holistik.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi potensi efek terapeutik buah Phaleria macrocarpa.
Studi-studi ini menggunakan berbagai metodologi, mulai dari pengujian in vitro hingga uji coba pada hewan, dengan tujuan mengidentifikasi senyawa aktif dan memahami mekanisme kerjanya.
Salah satu studi yang signifikan meneliti pengaruh ekstrak buah ini terhadap sel kanker payudara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tersebut mampu menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis, atau kematian sel terprogram.
Studi lain meneliti efek anti-inflamasi ekstrak buah ini pada model hewan dengan arthritis. Hasilnya menunjukkan adanya penurunan peradangan dan peningkatan mobilitas sendi.
Meskipun hasil penelitian ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar studi masih berada dalam tahap awal dan memerlukan validasi lebih lanjut melalui uji klinis pada manusia.
Beberapa penelitian juga menunjukkan hasil yang bervariasi, tergantung pada dosis, metode ekstraksi, dan jenis sel yang digunakan. Perbedaan metodologi ini dapat menyebabkan interpretasi hasil yang berbeda dan memerlukan analisis yang cermat.
Oleh karena itu, penting untuk mendekati bukti ilmiah mengenai potensi manfaat buah Phaleria macrocarpa dengan sikap kritis dan berdasarkan bukti ilmiah yang kuat.
Diperlukan lebih banyak penelitian yang komprehensif untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan buah ini sebagai agen terapeutik, serta untuk memahami mekanisme kerjanya secara lebih mendalam.