Intip 7 Manfaat Daun Pace yang Wajib Kamu Intip!

Minggu, 13 Juli 2025 oleh journal

Tumbuhan Morinda citrifolia, atau yang dikenal juga dengan mengkudu, memiliki bagian daun yang secara tradisional dimanfaatkan untuk berbagai keperluan kesehatan. Kegunaan bagian tanaman ini meliputi potensi sebagai antioksidan, anti-inflamasi, serta dukungan terhadap sistem kekebalan tubuh.

Masyarakat sering mengolahnya menjadi ramuan atau konsumsi langsung untuk mendapatkan khasiat yang dipercaya.

"Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa manfaat kesehatan daun mengkudu masih memerlukan studi klinis yang lebih mendalam dan berskala besar.

Penggunaannya sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.

Intip 7 Manfaat Daun Pace yang Wajib Kamu...

Dr. Rahmawati menambahkan, "Kandungan senyawa aktif seperti iridoid, flavonoid, dan scopoletin diduga berperan dalam efek antioksidan dan anti-inflamasi.

Beberapa studi menunjukkan potensi dalam meningkatkan sistem imun dan mengurangi peradangan, namun bukti ilmiah yang kuat masih terbatas."

Mengkonsumsi olahan daun mengkudu secara tradisional telah lama dilakukan, tetapi perlu diingat bahwa efek samping dan interaksi dengan obat lain mungkin terjadi. Dosis yang aman dan efektif belum ditetapkan secara pasti.

Oleh karena itu, pendekatan yang hati-hati dan konsultasi medis sangat dianjurkan sebelum menjadikannya sebagai bagian dari rejimen kesehatan.

Daun Pace Manfaat

Daun pace, atau daun mengkudu, memiliki sejarah panjang dalam pengobatan tradisional. Berbagai penelitian awal menyoroti potensi manfaatnya bagi kesehatan, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi klinis yang komprehensif.

Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dikaitkan dengan konsumsi daun pace:

  • Antioksidan
  • Anti-inflamasi
  • Imunitas tubuh
  • Pereda nyeri
  • Menurunkan tekanan darah
  • Mengontrol gula darah
  • Mempercepat penyembuhan luka

Manfaat daun pace tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif seperti iridoid dan flavonoid. Sebagai contoh, efek antioksidan membantu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, sementara sifat anti-inflamasinya dapat meredakan peradangan kronis.

Potensi dalam mengontrol gula darah dan tekanan darah menunjukkan implikasi yang signifikan bagi pencegahan penyakit metabolik.

Meskipun demikian, pemanfaatan daun pace harus dilakukan dengan bijak dan di bawah pengawasan profesional medis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Antioksidan

Daun dari tanaman Morinda citrifolia mengandung beragam senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan.

Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menangkal radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.

Keberadaan antioksidan dalam daun tersebut membantu menetralisir radikal bebas, mencegah kerusakan oksidatif, dan melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif.

Dengan demikian, konsumsi daun ini berpotensi memberikan perlindungan terhadap kerusakan sel dan mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan radikal bebas.

Kandungan antioksidan ini menjadi salah satu alasan utama mengapa daun ini dihargai dalam pengobatan tradisional untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit, termasuk arthritis, penyakit jantung, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Daun dari Morinda citrifolia menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi karena mengandung senyawa-senyawa bioaktif yang dapat membantu meredakan atau mengurangi peradangan.

Beberapa studi in vitro dan in vivo (pada hewan) mengindikasikan bahwa ekstrak dari daun ini dapat menghambat produksi sitokin pro-inflamasi, yaitu molekul-molekul yang memicu dan memperparah peradangan.

Senyawa-senyawa seperti iridoid dan flavonoid yang terkandung di dalamnya diduga berperan dalam mekanisme ini. Dengan menekan produksi sitokin pro-inflamasi, daun ini berpotensi membantu mengurangi rasa sakit, pembengkakan, dan kerusakan jaringan yang terkait dengan kondisi peradangan.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa penelitian pada manusia masih terbatas. Dibutuhkan uji klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan daun ini sebagai terapi anti-inflamasi.

Penggunaannya sebagai pengobatan pelengkap atau alternatif harus didiskusikan dengan dokter untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan atau efek samping lainnya.

Potensi manfaat anti-inflamasi yang dimiliki oleh bagian tumbuhan ini menjadikannya subjek penelitian yang menjanjikan, namun aplikasi klinisnya masih memerlukan validasi lebih lanjut.

Imunitas Tubuh

Sistem kekebalan tubuh memegang peranan krusial dalam melindungi organisme dari serangan patogen seperti bakteri, virus, dan jamur.

Kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri dari infeksi dan penyakit sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nutrisi, gaya hidup, dan potensi intervensi alami.

Pemanfaatan bagian tanaman Morinda citrifolia dalam konteks ini menjadi perhatian karena potensi dampaknya terhadap modulasi sistem imun.

  • Stimulasi Sel Imun

    Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa yang terkandung dalam ekstrak daun mengkudu dapat menstimulasi aktivitas sel-sel imun, seperti sel T dan sel NK (Natural Killer).

    Peningkatan aktivitas sel-sel ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi virus dan sel-sel kanker. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia dan menentukan dosis yang optimal.

  • Aktivitas Anti-Mikroba

    Daun mengkudu mengandung senyawa yang memiliki aktivitas anti-mikroba, yang berarti dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri dan jamur tertentu.

    Hal ini dapat membantu mengurangi beban patogen dalam tubuh dan memberikan dukungan tidak langsung terhadap sistem kekebalan tubuh. Contohnya, beberapa penelitian menunjukkan potensi aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.

  • Efek Anti-Inflamasi

    Peradangan kronis dapat menekan fungsi sistem kekebalan tubuh. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki oleh daun mengkudu dapat membantu mengurangi peradangan kronis dan memungkinkan sistem kekebalan tubuh berfungsi lebih efektif.

    Dengan menekan produksi sitokin pro-inflamasi, daun ini berpotensi memulihkan keseimbangan imun.

  • Kandungan Antioksidan

    Stres oksidatif dapat merusak sel-sel imun dan menurunkan kemampuannya untuk merespons infeksi. Kandungan antioksidan dalam daun mengkudu, seperti flavonoid dan iridoid, dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas.

    Perlindungan ini dapat membantu menjaga integritas dan fungsi sel-sel imun.

Meskipun berbagai penelitian awal menunjukkan potensi interaksi antara konsumsi daun dari tanaman Morinda citrifolia dan peningkatan fungsi imun, penting untuk ditekankan bahwa hasil ini belum sepenuhnya terkonfirmasi dalam uji klinis skala besar.

Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi daun ini sebagai bagian dari upaya peningkatan imunitas, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan.

Pereda Nyeri

Potensi peredaan nyeri merupakan salah satu khasiat yang secara tradisional dikaitkan dengan pemanfaatan daun dari tanaman Morinda citrifolia.

Efek analgesik ini menjadi alasan mengapa bagian tumbuhan tersebut sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan nyeri, mulai dari nyeri ringan hingga kondisi yang lebih kompleks.

  • Senyawa Aktif Analgesik

    Daun dari spesies Morinda mengandung senyawa-senyawa aktif seperti iridoid dan scopoletin yang diduga memiliki efek analgesik. Senyawa-senyawa ini berpotensi memengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, mengurangi persepsi nyeri dan memberikan efek menenangkan.

    Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi mekanisme kerja yang tepat dan dosis yang efektif.

  • Penggunaan Tradisional pada Nyeri Sendi

    Secara tradisional, daun ini sering digunakan sebagai kompres atau tapal untuk meredakan nyeri sendi akibat arthritis atau kondisi inflamasi lainnya.

    Sifat anti-inflamasi yang dimilikinya dapat membantu mengurangi peradangan di sekitar sendi, sehingga mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas.

  • Potensi pada Nyeri Otot

    Beberapa laporan anekdot menunjukkan bahwa penggunaan daun ini dapat membantu meredakan nyeri otot setelah aktivitas fisik yang berat atau cedera ringan.

    Mekanisme yang mungkin terlibat adalah relaksasi otot dan peningkatan aliran darah ke area yang terkena, yang dapat mempercepat pemulihan.

  • Efek pada Nyeri Kepala

    Walaupun bukti ilmiah masih terbatas, beberapa praktisi pengobatan tradisional meyakini bahwa konsumsi atau penggunaan topikal daun ini dapat membantu meredakan sakit kepala.

    Efek ini mungkin terkait dengan sifat anti-inflamasi dan kemampuan senyawa tertentu untuk memengaruhi neurotransmiter yang terlibat dalam regulasi nyeri.

  • Peran dalam Pengobatan Luka

    Selain efek peredaan nyeri langsung, kemampuan daun ini untuk mempercepat penyembuhan luka juga dapat berkontribusi pada pengurangan nyeri secara keseluruhan.

    Dengan mempercepat proses regenerasi jaringan, daun ini berpotensi mengurangi durasi dan intensitas nyeri yang terkait dengan luka.

  • Pertimbangan Keamanan dan Efektivitas

    Penting untuk diingat bahwa penelitian klinis yang memvalidasi efek peredaan nyeri dari daun ini masih terbatas.

    Penggunaannya sebagai terapi nyeri harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain atau memiliki kondisi medis tertentu.

    Efektivitas dapat bervariasi antar individu, dan dosis yang aman belum ditetapkan secara pasti.

Meskipun pemanfaatan daun Morinda citrifolia sebagai pereda nyeri memiliki akar yang kuat dalam pengobatan tradisional, validasi ilmiah lebih lanjut sangat diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan memastikan keamanan serta efektivitasnya.

Penelitian di masa depan diharapkan dapat memberikan bukti yang lebih kuat dan membuka jalan bagi pengembangan terapi nyeri yang lebih aman dan efektif berdasarkan potensi alamiah daun ini.

Menurunkan tekanan darah

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi kesehatan yang signifikan dan menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular.

Potensi efek hipotensif dari bagian tumbuhan Morinda citrifolia menjadi perhatian, mengingat prevalensi hipertensi yang tinggi dan kebutuhan akan pendekatan alami dalam penanganannya.

Beberapa penelitian awal meneliti korelasi antara konsumsi ekstrak dari tumbuhan tersebut dan penurunan tekanan darah, meskipun mekanisme serta efektivitas klinisnya masih memerlukan kajian lebih mendalam.

  • Vasodilatasi dan Relaksasi Pembuluh Darah

    Senyawa tertentu yang terdapat pada daun mengkudu diduga memiliki efek vasodilatasi, yaitu melebarkan pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah ini dapat menurunkan resistensi perifer, sehingga mengurangi tekanan darah.

    Aktivasi oksida nitrat (NO) juga berperan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah.

  • Pengaruh pada Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron (RAAS)

    Sistem RAAS memainkan peran penting dalam regulasi tekanan darah. Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun mengkudu dapat menghambat aktivitas Angiotensin-Converting Enzyme (ACE), enzim kunci dalam sistem RAAS.

    Inhibisi ACE dapat mengurangi produksi angiotensin II, hormon yang menyebabkan vasokonstriksi dan retensi natrium, sehingga berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

  • Efek Diuretik

    Beberapa komponen pada daun mengkudu memiliki potensi efek diuretik ringan, meningkatkan ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Peningkatan diuresis dapat mengurangi volume darah, sehingga menurunkan tekanan darah secara keseluruhan.

    Namun, efek diuretik ini biasanya relatif ringan dibandingkan dengan obat diuretik konvensional.

  • Kandungan Kalium

    Daun mengkudu mengandung kalium, mineral penting yang berperan dalam regulasi tekanan darah. Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh dan mempromosikan ekskresi natrium melalui ginjal. Asupan kalium yang cukup telah dikaitkan dengan penurunan risiko hipertensi.

Meskipun potensi manfaat tersebut menjanjikan, perlu ditegaskan bahwa penelitian klinis yang menguji efek hipotensif daun mengkudu pada manusia masih terbatas dan seringkali menunjukkan hasil yang bervariasi.

Konsumsi bagian tumbuhan ini sebagai upaya menurunkan tekanan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat antihipertensi lainnya.

Interaksi obat yang tidak diinginkan dan efek samping potensial perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Mengontrol gula darah

Pemanfaatan daun dari tanaman Morinda citrifolia sebagai bagian dari upaya mengendalikan kadar glukosa dalam darah menarik perhatian, terutama bagi individu dengan risiko atau diagnosis diabetes mellitus.

Beberapa penelitian praklinis dan studi awal pada manusia mengindikasikan adanya potensi efek hipoglikemik, meskipun mekanisme dan efektivitas klinisnya memerlukan validasi yang lebih komprehensif. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap potensi ini meliputi:

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam ekstrak daun dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Hal ini memungkinkan sel untuk lebih efisien menyerap glukosa dari aliran darah, sehingga menurunkan kadar glukosa secara keseluruhan.
  • Penghambatan Absorbsi Glukosa: Terdapat indikasi bahwa komponen tertentu dalam daun dapat menghambat penyerapan glukosa di usus. Dengan mengurangi jumlah glukosa yang masuk ke dalam aliran darah setelah makan, kadar glukosa postprandial dapat dikendalikan.
  • Stimulasi Sekresi Insulin: Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun dapat merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin. Peningkatan sekresi insulin dapat membantu menurunkan kadar glukosa darah.
  • Aktivitas Antioksidan dan Anti-inflamasi: Stres oksidatif dan peradangan kronis berperan dalam resistensi insulin dan disfungsi sel beta pankreas. Sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang dimiliki oleh daun ini berpotensi melindungi sel beta dan meningkatkan fungsi insulin.
  • Pengaruh pada Metabolisme Glukosa di Hati: Hati memainkan peran penting dalam regulasi glukosa darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun dapat memengaruhi jalur metabolisme glukosa di hati, seperti glukoneogenesis dan glikogenesis, yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa.

Meskipun temuan awal menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa penelitian klinis yang menguji efektivitas dan keamanan daun dari spesies Morinda dalam mengendalikan gula darah pada manusia masih terbatas.

Penggunaan daun ini sebagai bagian dari manajemen diabetes harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan dokter, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat antidiabetes lainnya.

Pemantauan kadar glukosa darah secara teratur sangat penting untuk mencegah hipoglikemia atau hiperglikemia. Interaksi obat yang tidak diinginkan dan efek samping potensial perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Mempercepat Penyembuhan Luka

Bagian tanaman Morinda citrifolia, khususnya daunnya, secara tradisional dimanfaatkan untuk membantu proses penyembuhan luka. Potensi ini didukung oleh beberapa mekanisme yang saling berkaitan, menjadikannya pendekatan alami yang menarik dalam perawatan luka ringan hingga sedang.

Salah satu mekanisme utama adalah efek anti-inflamasinya. Peradangan merupakan bagian penting dari respons tubuh terhadap cedera, tetapi peradangan yang berlebihan dapat menghambat penyembuhan luka.

Senyawa-senyawa dalam daun tersebut, seperti iridoid dan flavonoid, dapat membantu menekan peradangan, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi regenerasi jaringan. Dengan mengurangi peradangan, sel-sel yang bertanggung jawab atas perbaikan jaringan dapat bekerja lebih efisien.

Selain itu, daun ini memiliki potensi aktivitas antimikroba. Luka yang terinfeksi bakteri dapat mengalami penyembuhan yang tertunda dan meningkatkan risiko komplikasi.

Senyawa tertentu dalam daun tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen, membantu mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. Aktivitas antimikroba ini sangat penting dalam menjaga kebersihan luka dan mencegah penyebaran infeksi.

Selanjutnya, daun tersebut dapat merangsang produksi kolagen. Kolagen merupakan protein struktural utama yang menyusun jaringan ikat, termasuk kulit. Peningkatan produksi kolagen sangat penting untuk pembentukan jaringan baru dan penutupan luka.

Senyawa-senyawa dalam daun Morinda citrifolia diduga dapat mengaktifkan fibroblas, sel-sel yang bertanggung jawab atas sintesis kolagen, sehingga mempercepat proses penyembuhan.

Efek antioksidan juga berperan penting. Radikal bebas dapat merusak sel-sel dan menghambat penyembuhan luka. Kandungan antioksidan dalam daun tersebut membantu melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, memungkinkan mereka berfungsi dengan lebih efisien dalam proses perbaikan jaringan.

Perlindungan terhadap stres oksidatif ini berkontribusi pada penyembuhan luka yang lebih cepat dan efektif.

Meskipun potensi manfaat ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian klinis yang menguji efektivitas daun Morinda citrifolia dalam mempercepat penyembuhan luka pada manusia masih terbatas.

Penggunaannya sebagai terapi luka harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan luka yang dalam atau terinfeksi, atau yang memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes.

Keamanan dan efektivitasnya perlu dipertimbangkan dengan cermat sebelum digunakan sebagai bagian dari rejimen perawatan luka.

Anjuran Pemanfaatan dalam Rangka Mendapatkan Khasiat Optimal

Memperoleh manfaat maksimal dari tumbuhan Morinda citrifolia memerlukan pendekatan yang cermat dan terinformasi. Berikut beberapa panduan untuk memaksimalkan potensi khasiatnya:

Anjuran 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan.
Sebelum mengintegrasikan olahan tumbuhan ini ke dalam rutinitas kesehatan, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat dianjurkan.

Hal ini penting, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang sudah ada, sedang mengonsumsi obat-obatan, atau memiliki riwayat alergi. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan yang dipersonalisasi dan memastikan tidak ada interaksi yang merugikan.

Anjuran 2: Perhatikan Kualitas dan Sumber.
Pastikan olahan berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki standar kualitas yang baik. Perhatikan proses pengolahan, apakah dilakukan dengan higienis dan mempertahankan kandungan senyawa aktif.

Hindari produk yang tidak jelas asal-usulnya atau mengandung bahan tambahan yang tidak perlu.

Anjuran 3: Perhatikan Dosis dan Frekuensi.
Dosis dan frekuensi konsumsi yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko efek samping.

Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan sesuai kebutuhan, sambil memperhatikan respons tubuh. Hindari konsumsi berlebihan dan perhatikan frekuensi yang disarankan.

Anjuran 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat.
Khasiat tumbuhan ini akan lebih optimal jika diimbangi dengan gaya hidup sehat. Pastikan asupan nutrisi seimbang, olahraga teratur, istirahat yang cukup, dan pengelolaan stres yang baik.

Integrasi dengan gaya hidup sehat akan menciptakan sinergi yang positif dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Mematuhi panduan ini akan membantu memastikan pemanfaatan tumbuhan ini dilakukan secara bertanggung jawab dan efektif, sehingga potensi manfaatnya dapat dirasakan secara optimal.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penggunaan bagian dari Morinda citrifolia telah menjadi subjek berbagai penyelidikan ilmiah, dengan fokus pada potensi khasiat terapeutiknya.

Beberapa studi kasus telah menyoroti efek positif pada kondisi tertentu, meskipun penting untuk dicatat bahwa sebagian besar bukti saat ini berasal dari penelitian praklinis dan uji coba klinis skala kecil.

Salah satu studi yang sering dikutip melibatkan kelompok pasien dengan osteoarthritis. Studi ini melaporkan penurunan tingkat rasa sakit dan peningkatan mobilitas setelah konsumsi ekstrak bagian tanaman tersebut secara teratur selama periode waktu tertentu.

Namun, metodologi studi ini, termasuk ukuran sampel dan kontrol plasebo, telah menjadi subjek diskusi di kalangan peneliti.

Terdapat juga perdebatan mengenai mekanisme aksi yang mendasari efek yang diamati. Beberapa peneliti berpendapat bahwa senyawa anti-inflamasi memainkan peran utama, sementara yang lain menekankan pentingnya aktivitas antioksidan.

Studi lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami interaksi kompleks antara berbagai komponen dalam bagian tanaman tersebut dan respons biologis yang dihasilkan.

Meskipun bukti awal menjanjikan, penting untuk mendekati informasi ini dengan sikap kritis dan mempertimbangkan keterbatasan yang melekat pada studi kasus dan penelitian skala kecil.

Diperlukan uji klinis yang lebih besar dan dirancang dengan baik untuk memvalidasi temuan ini dan menentukan peran yang tepat dari bagian tanaman tersebut dalam pengobatan dan pencegahan penyakit.