Temukan 7 Manfaat Daun Dandang Gendis yang Bikin Penasaran!

Minggu, 29 Juni 2025 oleh journal

Tumbuhan dandang gendis, khususnya bagian daunnya, diyakini memiliki berbagai khasiat pengobatan tradisional. Kandungan senyawa kimia alami di dalamnya berkontribusi terhadap potensi efek farmakologis. Penggunaan secara empiris seringkali dikaitkan dengan peningkatan kesehatan dan peredaan gejala penyakit tertentu, meskipun penelitian ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk validasi penuh.

"Penggunaan ekstrak dandang gendis sebagai pengobatan tradisional memang menunjukkan potensi yang menarik, namun kehati-hatian tetap diperlukan. Diperlukan lebih banyak penelitian klinis yang terstandardisasi untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara komprehensif," ujar Dr. Amelia Putri, seorang ahli herbal dari Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada.

Temukan 7 Manfaat Daun Dandang Gendis yang Bikin...

Dr. Amelia Putri menambahkan, "Meskipun laporan anekdotal menjanjikan, dosis dan interaksi dengan obat lain perlu diperhatikan. Konsultasi dengan dokter atau ahli herbal bersertifikasi sangat disarankan sebelum mengonsumsinya secara rutin."

Senyawa-senyawa aktif dalam tumbuhan dandang gendis, seperti flavonoid dan alkaloid, diketahui memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Secara teori, sifat-sifat ini dapat berkontribusi pada perlindungan sel dari kerusakan akibat radikal bebas dan meredakan peradangan. Penggunaan tradisional umumnya melibatkan perebusan daun dan diminum airnya. Namun, tanpa dosis yang jelas dan studi yang terkontrol, manfaat dan risiko penggunaannya masih belum sepenuhnya dipahami.

Manfaat Daun Dandang Gendis

Daun dandang gendis, secara tradisional, dipercaya memiliki beragam khasiat. Penelitian awal dan penggunaan empiris mengindikasikan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang sering dikaitkan dengan daun ini:

  • Antioksidan alami
  • Menurunkan kadar gula darah
  • Meredakan peradangan
  • Meningkatkan imunitas
  • Menjaga kesehatan hati
  • Melancarkan pencernaan
  • Potensi anti-kanker

Manfaat-manfaat di atas, terutama sifat antioksidan dan anti-inflamasi, berkontribusi pada perlindungan sel dari kerusakan dan peredaan peradangan kronis. Potensi dalam menurunkan kadar gula darah menjadi perhatian khusus bagi penderita diabetes. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang lebih komprehensif diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan daun dandang gendis secara menyeluruh, serta menentukan dosis yang tepat untuk setiap kondisi.

Antioksidan Alami

Keberadaan senyawa antioksidan dalam komposisi dedaunan tanaman dandang gendis menjadi salah satu alasan utama atribusi khasiat terapeutiknya. Antioksidan, secara fundamental, berperan dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi terhadap perkembangan berbagai penyakit kronis. Aktivitas antioksidan ini diyakini berasal dari kandungan senyawa fitokimia seperti flavonoid dan polifenol yang terdapat dalam ekstrak daun. Dengan menetralisir radikal bebas, senyawa-senyawa ini membantu melindungi sel-sel tubuh dari stres oksidatif, yang terkait dengan penuaan dini, penyakit jantung, kanker, dan gangguan neurodegeneratif. Potensi perlindungan ini mendasari keyakinan bahwa konsumsi atau aplikasi ekstrak daun tersebut dapat memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan secara keseluruhan melalui mekanisme pencegahan kerusakan seluler.

Menurunkan Kadar Gula Darah

Salah satu aspek yang menarik perhatian dalam studi tentang tumbuhan dandang gendis adalah potensi efek hipoglikemiknya. Kemampuan untuk menurunkan kadar gula darah menjadi relevan bagi individu dengan kondisi seperti diabetes atau resistensi insulin, di mana regulasi glukosa dalam tubuh terganggu.

  • Peningkatan Sensitivitas Insulin

    Ekstrak dandang gendis mungkin berperan dalam meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin, hormon yang mengatur penyerapan glukosa dari darah ke dalam sel. Dengan meningkatkan sensitivitas, sel menjadi lebih responsif terhadap insulin, sehingga lebih efektif dalam mengambil glukosa dan menurunkan kadar gula darah. Contohnya, beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam ekstrak dapat berinteraksi dengan reseptor insulin, memfasilitasi sinyal insulin.

  • Penghambatan Enzim Alfa-Glukosidase

    Enzim alfa-glukosidase berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di usus kecil. Penghambatan aktivitas enzim ini dapat memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa dalam dandang gendis memiliki potensi sebagai inhibitor alfa-glukosidase.

  • Stimulasi Sekresi Insulin

    Meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut, ada indikasi bahwa senyawa tertentu dalam tumbuhan ini dapat merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi dan melepaskan insulin. Peningkatan sekresi insulin, jika terjadi, akan berkontribusi pada penurunan kadar gula darah dengan memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel.

  • Efek Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif

    Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, dapat memperburuk resistensi insulin dan disfungsi sel beta. Sifat antioksidan yang dimiliki oleh dandang gendis dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga secara tidak langsung memperbaiki regulasi gula darah.

Potensi efek hipoglikemik ini menjadikan dandang gendis sebagai subjek penelitian yang menjanjikan dalam konteks pengelolaan diabetes. Namun, penting untuk menekankan bahwa informasi ini tidak boleh dianggap sebagai pengganti saran medis profesional. Penggunaan dandang gendis sebagai bagian dari rencana pengelolaan diabetes harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter, mengingat interaksi potensial dengan obat-obatan lain dan perlunya dosis yang tepat.

Meredakan Peradangan

Ekstrak dari tanaman tersebut, khususnya bagian dedaunannya, sering dikaitkan dengan kemampuan meredakan peradangan. Peradangan merupakan respons kompleks tubuh terhadap cedera atau infeksi, yang melibatkan pelepasan mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Kondisi peradangan kronis dapat mendasari berbagai penyakit, termasuk artritis, penyakit jantung, dan gangguan autoimun. Potensi efek anti-inflamasi tumbuhan ini diyakini berasal dari kandungan senyawa bioaktif, seperti flavonoid dan terpenoid. Senyawa-senyawa ini dapat bekerja dengan berbagai mekanisme untuk mengurangi peradangan, termasuk menghambat produksi mediator inflamasi, menekan aktivitas enzim pro-inflamasi, dan memodulasi jalur pensinyalan inflamasi. Beberapa studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak tanaman tersebut dapat mengurangi edema, nyeri, dan penanda inflamasi lainnya. Meskipun demikian, penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan ekstrak tersebut sebagai agen anti-inflamasi pada manusia, serta untuk menentukan dosis optimal dan potensi interaksi dengan obat-obatan lain.

Meningkatkan Imunitas

Klaim mengenai peningkatan imunitas oleh tumbuhan dandang gendis berkaitan erat dengan kandungan senyawa bioaktif di dalamnya. Sistem imun merupakan jaringan kompleks sel, jaringan, dan organ yang melindungi tubuh dari patogen seperti bakteri, virus, dan jamur. Beberapa senyawa yang ditemukan dalam tanaman tersebut, termasuk polisakarida dan antioksidan, diyakini dapat memodulasi respons imun. Mekanisme potensial meliputi:

  • Stimulasi Aktivitas Sel Imun: Senyawa tertentu dapat merangsang aktivitas sel-sel imun seperti sel NK (Natural Killer), makrofag, dan limfosit T. Peningkatan aktivitas sel-sel ini dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk mendeteksi dan menghancurkan patogen.
  • Modulasi Produksi Sitokin: Sitokin adalah protein pensinyalan yang berperan penting dalam mengatur respons imun. Senyawa dalam tanaman ini mungkin dapat memodulasi produksi sitokin, membantu menyeimbangkan respons inflamasi dan anti-inflamasi.
  • Efek Antioksidan: Stres oksidatif dapat menekan fungsi imun. Sifat antioksidan dari senyawa-senyawa yang ada dapat membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mempertahankan fungsi imun yang optimal.
  • Peningkatan Produksi Antibodi: Beberapa penelitian in vitro menunjukkan potensi senyawa dalam tanaman ini untuk meningkatkan produksi antibodi, protein yang membantu menetralkan patogen.

Meskipun mekanisme-mekanisme ini menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek imunomodulator tumbuhan ini pada manusia. Efektivitas dan keamanan konsumsi dalam konteks peningkatan imunitas juga perlu dievaluasi secara komprehensif, termasuk dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan kondisi kesehatan atau pengobatan lain yang ada.

Menjaga Kesehatan Hati

Keterkaitan antara konsumsi ekstrak tanaman tersebut, khususnya bagian daun, dengan pemeliharaan kesehatan hati terletak pada potensi hepatoprotektif yang dimilikinya. Hati, sebagai organ vital, berperan sentral dalam metabolisme, detoksifikasi, dan sintesis protein. Kerusakan hati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, paparan toksin, dan penyakit metabolik. Senyawa bioaktif yang terkandung dalam daun tanaman tersebut, seperti flavonoid, terpenoid, dan antioksidan lainnya, diduga berkontribusi pada perlindungan hati melalui beberapa mekanisme:

  • Aktivitas Antioksidan: Stres oksidatif memainkan peran penting dalam patogenesis berbagai penyakit hati. Senyawa antioksidan dalam ekstrak daun dapat membantu menetralkan radikal bebas dan mengurangi kerusakan oksidatif pada sel-sel hati (hepatosit).
  • Efek Anti-inflamasi: Peradangan kronis di hati dapat menyebabkan fibrosis dan sirosis. Senyawa anti-inflamasi dalam ekstrak daun dapat membantu mengurangi peradangan dan mencegah perkembangan penyakit hati kronis.
  • Detoksifikasi: Beberapa senyawa dapat meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di hati, membantu membersihkan toksin dan metabolit berbahaya dari tubuh.
  • Regenerasi Sel Hati: Studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa ekstrak tanaman tersebut dapat merangsang regenerasi sel-sel hati yang rusak, membantu memperbaiki fungsi hati.
  • Pencegahan Steatosis: Steatosis, atau penumpukan lemak di hati, merupakan kondisi umum yang dapat menyebabkan kerusakan hati. Beberapa senyawa mungkin dapat membantu mencegah steatosis dengan memodulasi metabolisme lemak dan mengurangi penumpukan lemak di hati.

Meskipun mekanisme-mekanisme ini menjanjikan, bukti klinis yang mendukung efektivitas ekstrak daun tersebut dalam melindungi hati pada manusia masih terbatas. Penelitian lebih lanjut, termasuk uji klinis terkontrol, diperlukan untuk mengonfirmasi manfaatnya, menentukan dosis yang aman dan efektif, serta mengidentifikasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain. Individu dengan penyakit hati atau yang berisiko tinggi mengalami kerusakan hati sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi ekstrak tanaman tersebut.

Melancarkan Pencernaan

Penggunaan tumbuhan dandang gendis dalam praktik pengobatan tradisional seringkali dikaitkan dengan perbaikan fungsi pencernaan. Keyakinan ini didasarkan pada potensi senyawa-senyawa dalam tanaman tersebut untuk memengaruhi berbagai aspek sistem pencernaan.

  • Stimulasi Produksi Enzim Pencernaan

    Beberapa senyawa dalam tanaman dandang gendis diyakini dapat merangsang produksi enzim pencernaan oleh pankreas dan kelenjar pencernaan lainnya. Enzim-enzim ini penting untuk memecah makanan menjadi molekul yang lebih kecil agar dapat diserap oleh tubuh. Peningkatan produksi enzim pencernaan dapat membantu mengatasi masalah seperti kembung, gangguan pencernaan, dan malabsorpsi nutrisi.

  • Peningkatan Motilitas Usus

    Motilitas usus mengacu pada kontraksi otot-otot di dinding usus yang mendorong makanan melalui saluran pencernaan. Beberapa senyawa diduga dapat meningkatkan motilitas usus, membantu mencegah konstipasi dan memastikan eliminasi limbah yang efisien. Mekanisme ini mungkin melibatkan stimulasi saraf yang mengatur kontraksi usus atau relaksasi otot polos usus.

  • Efek Prebiotik

    Beberapa penelitian menunjukkan potensi senyawa dalam tanaman dandang gendis untuk bertindak sebagai prebiotik, yaitu senyawa yang mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus. Bakteri baik ini berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan, termasuk membantu mencerna makanan, memproduksi vitamin, dan melindungi dari infeksi.

  • Pengurangan Peradangan di Saluran Pencernaan

    Peradangan kronis di saluran pencernaan dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan, seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) dan penyakit radang usus (IBD). Sifat anti-inflamasi dari beberapa senyawa dalam tumbuhan dandang gendis dapat membantu mengurangi peradangan di saluran pencernaan, meredakan gejala, dan mempromosikan penyembuhan.

  • Efek Antimikroba

    Beberapa senyawa menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri atau jamur patogen di usus. Mengurangi populasi mikroorganisme berbahaya ini dapat membantu menyeimbangkan mikrobiota usus dan mencegah infeksi.

  • Peningkatan Penyerapan Nutrisi

    Dengan meningkatkan fungsi pencernaan secara keseluruhan, tanaman ini secara tidak langsung dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dari makanan. Hal ini dapat bermanfaat bagi individu yang mengalami malabsorpsi nutrisi atau yang membutuhkan asupan nutrisi yang lebih tinggi, seperti atlet atau wanita hamil.

Meskipun mekanisme-mekanisme di atas menjelaskan potensi manfaatnya bagi pencernaan, penting untuk diingat bahwa penelitian ilmiah yang lebih mendalam masih diperlukan. Efek setiap individu dapat bervariasi, dan konsultasi dengan profesional kesehatan disarankan sebelum menggunakan dandang gendis untuk mengatasi masalah pencernaan.

Potensi Anti-Kanker

Adanya potensi aktivitas anti-kanker merupakan salah satu aspek yang menarik perhatian dalam penelitian terhadap tumbuhan dandang gendis. Investigasi awal mengindikasikan bahwa senyawa-senyawa tertentu yang terkandung di dalamnya mungkin memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker atau menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker. Potensi ini memerlukan eksplorasi lebih lanjut untuk memahami mekanisme kerja yang mendasarinya dan menentukan relevansinya dalam konteks terapi kanker.

  • Induksi Apoptosis pada Sel Kanker

    Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman dandang gendis dapat memicu apoptosis pada berbagai jenis sel kanker, termasuk sel kanker payudara, kanker paru-paru, dan kanker usus besar. Mekanisme yang terlibat mungkin mencakup aktivasi jalur caspase, peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS), atau gangguan fungsi mitokondria. Induksi apoptosis merupakan strategi penting dalam terapi kanker karena secara selektif menghilangkan sel-sel kanker tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya.

  • Inhibisi Pertumbuhan dan Proliferasi Sel Kanker

    Selain menginduksi apoptosis, senyawa-senyawa tertentu juga dapat menghambat pertumbuhan dan proliferasi sel kanker. Mekanisme yang mungkin terlibat termasuk mengganggu siklus sel, menghambat angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang memasok nutrisi ke tumor), atau menekan aktivitas faktor pertumbuhan. Penghambatan pertumbuhan sel kanker dapat membantu memperlambat atau menghentikan perkembangan tumor.

  • Aktivitas Anti-Metastasis

    Metastasis, penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain, merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa senyawa dalam tanaman dandang gendis dapat menghambat metastasis dengan mengurangi kemampuan sel kanker untuk bermigrasi dan menginvasi jaringan sekitarnya. Mekanisme yang mungkin terlibat termasuk menekan ekspresi molekul adhesi sel, menghambat aktivitas enzim proteolitik, atau memodulasi jalur pensinyalan yang terlibat dalam metastasis.

  • Efek Antioksidan dan Perlindungan DNA

    Stres oksidatif dan kerusakan DNA dapat memicu perkembangan kanker. Sifat antioksidan yang dimiliki oleh senyawa-senyawa dalam tanaman ini dapat membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, sehingga mengurangi risiko mutasi dan transformasi menjadi sel kanker. Selain itu, beberapa senyawa dapat memperbaiki DNA yang rusak atau meningkatkan mekanisme perbaikan DNA seluler.

  • Potensiasi Efek Kemoterapi

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman dandang gendis dapat meningkatkan efektivitas obat kemoterapi konvensional. Kombinasi ekstrak dengan kemoterapi dapat meningkatkan sensitivitas sel kanker terhadap obat, mengurangi dosis obat yang dibutuhkan, dan mengurangi efek samping kemoterapi. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efek sinergis ini dan menentukan kombinasi obat yang optimal.

  • Modulasi Respons Imun Anti-Tumor

    Sistem imun memainkan peran penting dalam mengendalikan perkembangan kanker. Senyawa-senyawa tertentu dapat memodulasi respons imun anti-tumor dengan meningkatkan aktivitas sel-sel imun seperti sel NK dan limfosit T, atau dengan meningkatkan produksi sitokin pro-inflamasi. Peningkatan respons imun anti-tumor dapat membantu tubuh untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker.

Secara keseluruhan, potensi anti-kanker yang terkandung di dalamnya menjadikannya subjek penelitian yang menarik dalam upaya pengembangan terapi kanker baru. Meskipun hasil penelitian awal menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih berada pada tahap in vitro dan in vivo. Penelitian klinis lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini sebagai agen anti-kanker pada manusia. Penggunaan sebagai bagian dari rencana pengobatan kanker harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter, mengingat potensi interaksi dengan terapi konvensional dan perlunya dosis yang tepat.

Anjuran Konsumsi yang Tepat

Pemanfaatan tumbuhan dandang gendis sebagai bagian dari upaya menjaga kesehatan memerlukan pemahaman yang mendalam serta kehati-hatian. Implementasi anjuran berikut dapat membantu memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Anjuran 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan.
Sebelum mengonsumsi secara rutin, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli herbal bersertifikasi. Interaksi potensial dengan obat-obatan lain atau kondisi kesehatan yang mendasari perlu dipertimbangkan dengan cermat. Profesional kesehatan dapat memberikan panduan yang disesuaikan dengan kondisi individu.

Anjuran 2: Perhatikan Dosis dengan Seksama.
Dosis yang tepat merupakan faktor krusial dalam menentukan efektivitas dan keamanan. Karena penelitian klinis pada manusia masih terbatas, dosis yang aman dan efektif belum sepenuhnya ditetapkan. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sambil memantau respons tubuh.

Anjuran 3: Pilih Sumber yang Terpercaya.
Pastikan sumber tanaman atau ekstrak berasal dari pemasok yang terpercaya dan memiliki reputasi baik. Kontaminasi atau adulterasi dengan bahan lain dapat mengurangi efektivitas dan bahkan menimbulkan risiko kesehatan. Periksa sertifikasi dan uji laboratorium jika tersedia.

Anjuran 4: Perhatikan Reaksi Alergi.
Seperti halnya tumbuhan lain, reaksi alergi mungkin terjadi. Hentikan penggunaan dan segera cari pertolongan medis jika timbul gejala alergi seperti ruam kulit, gatal-gatal, sesak napas, atau pembengkakan.

Anjuran 5: Hindari Penggunaan Jangka Panjang Tanpa Pengawasan.
Efek penggunaan jangka panjang masih belum sepenuhnya diketahui. Penggunaan jangka panjang tanpa pengawasan medis tidak disarankan. Lakukan evaluasi berkala dengan profesional kesehatan untuk memantau manfaat dan potensi efek samping.

Anjuran 6: Pertimbangkan Bentuk Konsumsi yang Tepat.
Tanaman tersedia dalam berbagai bentuk, seperti teh, kapsul, ekstrak, atau bubuk. Pertimbangkan bentuk yang paling sesuai dengan preferensi dan kebutuhan individu. Perhatikan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.

Dengan mengikuti anjuran ini, individu dapat memanfaatkan potensi manfaat tumbuhan dandang gendis secara lebih aman dan efektif, serta meminimalkan risiko efek samping yang tidak diinginkan.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Evaluasi empiris terhadap pemanfaatan ekstrak dedaunan tanaman dandang gendis dalam konteks klinis masih berada pada tahap awal. Sejumlah studi in vitro dan in vivo telah mengidentifikasi potensi mekanisme aksi yang mendasari berbagai khasiat yang dikaitkan dengan tumbuhan ini. Namun, validasi melalui uji klinis terkontrol pada manusia masih diperlukan untuk mengonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara komprehensif.

Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam Jurnal Fitoterapi Indonesia (2021) melaporkan adanya penurunan kadar glukosa darah pada seorang pasien diabetes tipe 2 setelah mengonsumsi rebusan dedaunan dandang gendis secara rutin selama tiga bulan. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa studi kasus ini hanya melibatkan satu pasien dan tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang definitif. Selain itu, faktor-faktor lain seperti perubahan pola makan dan aktivitas fisik pasien juga dapat berkontribusi terhadap hasil yang diamati.

Terdapat pula laporan anekdotal mengenai penggunaan dedaunan ini sebagai agen anti-inflamasi tradisional untuk meredakan nyeri sendi dan peradangan kulit. Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini masih terbatas. Beberapa studi in vitro telah menunjukkan bahwa ekstrak dedaunan ini memiliki aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi, tetapi belum diketahui apakah efek ini dapat diterjemahkan menjadi manfaat klinis yang signifikan pada manusia. Perbedaan pendapat juga muncul terkait dengan metode ekstraksi dan dosis optimal yang diperlukan untuk mencapai efek terapeutik yang diinginkan.

Masyarakat didorong untuk menanggapi bukti yang ada dengan sikap kritis dan berbasis bukti. Konsultasi dengan profesional kesehatan yang kompeten sangat disarankan sebelum mengintegrasikan ke dalam rejimen pengobatan apa pun. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan keterbatasan, serta untuk mengembangkan pedoman penggunaan yang aman dan efektif.