7 Manfaat Daun Keji Beling, Khasiat yang Wajib Kamu Intip!
Jumat, 18 Juli 2025 oleh journal
Tumbuhan keji beling, dikenal juga dengan nama Strobilanthes crispus, memiliki daun yang secara tradisional dimanfaatkan untuk pengobatan.
Penggunaan daun ini sering dikaitkan dengan potensi membantu meluruhkan batu ginjal, mengatasi masalah saluran kemih, serta dipercaya memiliki sifat diuretik. Beberapa penelitian awal juga meneliti potensi manfaatnya dalam menurunkan kadar gula darah dan sebagai antioksidan.
Pemanfaatan Strobilanthes crispus dalam pengobatan tradisional telah lama dikenal, namun bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Penggunaan tanaman ini sebagai terapi komplementer perlu dipertimbangkan dengan hati-hati, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Menurut Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli herbal dari Universitas Gadjah Mada, "Daun keji beling mengandung senyawa aktif seperti kalium, silikat, dan beberapa senyawa flavonoid yang berpotensi memiliki efek diuretik dan antioksidan.
Efek diuretik inilah yang mungkin mendasari klaim manfaatnya dalam membantu meluruhkan batu ginjal. Namun, penting untuk diingat bahwa efektivitasnya dapat bervariasi pada setiap individu, dan tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter."
Meskipun terdapat potensi manfaat dari kandungan senyawa aktifnya, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional sebelum menggunakan ramuan daun ini secara rutin.
Dosis yang tepat dan potensi interaksi dengan obat lain perlu diperhatikan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang dari penggunaan tanaman ini.
Apa Manfaat Daun Keji Beling
Daun keji beling (Strobilanthes crispus) telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional. Penelitian awal mengindikasikan adanya potensi manfaat kesehatan dari senyawa yang terkandung di dalamnya.
Berikut adalah beberapa manfaat utama yang sering dikaitkan dengan penggunaan daun ini:
- Meluruhkan batu ginjal
- Diuretik alami
- Menurunkan gula darah
- Antioksidan
- Menjaga kesehatan saluran kemih
- Anti-inflamasi
- Menurunkan kolesterol
Manfaat-manfaat tersebut berasal dari kandungan senyawa aktif dalam daun keji beling, seperti kalium, silikat, dan flavonoid. Efek diuretik dapat membantu meningkatkan volume urin dan meluruhkan mineral yang membentuk batu ginjal.
Sifat antioksidan berperan melawan radikal bebas, yang dapat merusak sel-sel tubuh.
Potensi manfaat dalam menurunkan gula darah dan kolesterol masih memerlukan penelitian lebih lanjut, namun memberikan indikasi positif terhadap potensi daun keji beling dalam menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan daun keji beling sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga medis profesional, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Meluruhkan batu ginjal
Potensi meluruhkan batu ginjal merupakan salah satu khasiat yang sering dikaitkan dengan pemanfaatan daun keji beling dalam pengobatan tradisional.
Klaim ini didasarkan pada kandungan senyawa tertentu dalam daun tersebut yang diyakini memiliki efek diuretik, sehingga membantu meningkatkan volume urin dan memfasilitasi pengeluaran mineral penyebab batu ginjal.
- Efek Diuretik
Daun keji beling mengandung senyawa yang dapat meningkatkan produksi urin. Peningkatan volume urin membantu membersihkan ginjal dan saluran kemih, sehingga mengurangi konsentrasi mineral yang dapat membentuk batu ginjal.
Proses ini secara teoritis dapat membantu melarutkan batu ginjal yang kecil dan mencegah pembentukan batu yang lebih besar.
- Kandungan Kalium dan Silikat
Kalium dan silikat, yang terdapat dalam daun keji beling, dipercaya memiliki peran dalam melarutkan atau mencegah kristalisasi mineral dalam ginjal.
Silikat, khususnya, dapat berikatan dengan kalsium oksalat, komponen utama dari sebagian besar batu ginjal, sehingga mengurangi potensi pembentukan batu.
- Mekanisme Ekskresi
Peningkatan volume urin akibat efek diuretik daun keji beling dapat meningkatkan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat, yaitu zat-zat yang berkontribusi pada pembentukan batu ginjal.
Dengan meningkatkan laju pembuangan zat-zat ini, risiko pembentukan batu dapat diminimalkan.
- Penggunaan Tradisional
Dalam praktik pengobatan tradisional, daun keji beling sering direbus dan air rebusannya diminum secara rutin untuk membantu mengatasi masalah batu ginjal.
Meskipun praktik ini telah dilakukan selama berabad-abad, penting untuk dicatat bahwa bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya masih terbatas.
- Penelitian Awal
Beberapa penelitian awal pada hewan menunjukkan potensi daun keji beling dalam menghambat pembentukan batu ginjal. Namun, penelitian pada manusia masih sangat terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.
- Peringatan dan Pertimbangan
Penggunaan daun keji beling sebagai pengobatan batu ginjal sebaiknya tidak menggantikan perawatan medis yang telah diresepkan oleh dokter.
Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat penting sebelum mengonsumsi ramuan ini, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Efek samping yang mungkin terjadi juga perlu dipertimbangkan.
Meskipun daun keji beling memiliki potensi dalam membantu meluruhkan batu ginjal melalui efek diuretik dan kandungan senyawa aktifnya, penting untuk mendekati klaim ini dengan hati-hati.
Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya secara komprehensif. Penggunaannya sebaiknya selalu dikonsultasikan dengan tenaga medis profesional sebagai bagian dari pendekatan pengobatan yang terintegrasi.
Diuretik Alami
Sifat diuretik yang dimiliki Strobilanthes crispus, atau keji beling, merupakan salah satu aspek penting yang berkontribusi pada berbagai potensi manfaat kesehatannya. Diuretik alami merujuk pada kemampuan suatu zat untuk meningkatkan produksi urin oleh ginjal.
Peningkatan volume urin ini memiliki beberapa implikasi positif bagi kesehatan, termasuk membantu membersihkan tubuh dari kelebihan garam (natrium), air, dan zat-zat sisa metabolisme lainnya.
Kandungan senyawa tertentu dalam daun keji beling, seperti kalium, diyakini berperan dalam merangsang fungsi ginjal untuk memproduksi lebih banyak urin.
Proses ini dapat membantu menurunkan tekanan darah pada individu dengan hipertensi, karena pengurangan volume cairan dalam tubuh mengurangi beban kerja jantung.
Selain itu, peningkatan produksi urin juga dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal dengan melarutkan mineral-mineral yang berpotensi mengkristal dan membentuk batu.
Efek diuretik ini juga dapat membantu meredakan pembengkakan (edema) yang disebabkan oleh penumpukan cairan dalam tubuh.
Namun, penting untuk memahami bahwa efek diuretik yang kuat dapat menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup.
Oleh karena itu, penggunaan keji beling sebagai diuretik alami harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis profesional, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan diuretik lainnya.
Interaksi potensial dengan obat lain harus dipertimbangkan untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
Menurunkan Gula Darah
Potensi daun keji beling dalam menurunkan kadar gula darah menjadi perhatian dalam penelitian terkait pengobatan tradisional.
Kemampuan ini dapat memberikan harapan bagi penderita diabetes atau individu dengan risiko tinggi mengembangkan penyakit tersebut, namun perlu dipahami secara mendalam melalui penelitian yang lebih komprehensif.
- Senyawa Aktif dan Sensitivitas Insulin
Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam daun keji beling dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin berperan penting dalam memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespon insulin dengan lebih efektif, sehingga menurunkan kadar gula darah.
- Inhibisi Enzim Alfa-Glukosidase
Daun keji beling berpotensi menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase. Enzim ini berperan dalam memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa di dalam usus.
Dengan menghambat enzim ini, penyerapan glukosa ke dalam aliran darah dapat diperlambat, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan.
- Efek Antioksidan dan Stres Oksidatif
Stres oksidatif, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, seringkali terkait dengan resistensi insulin dan perkembangan diabetes.
Sifat antioksidan dalam daun keji beling dapat membantu mengurangi stres oksidatif, sehingga berpotensi meningkatkan fungsi insulin dan menurunkan kadar gula darah.
- Penelitian pada Hewan dan Uji Klinis
Sebagian besar penelitian tentang efek daun keji beling terhadap kadar gula darah masih terbatas pada studi in vitro (laboratorium) dan penelitian pada hewan.
Uji klinis pada manusia diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam menurunkan kadar gula darah pada populasi yang berbeda.
- Interaksi dengan Obat Diabetes
Penggunaan daun keji beling sebagai terapi komplementer untuk menurunkan gula darah perlu dilakukan dengan hati-hati, terutama bagi individu yang sedang mengonsumsi obat diabetes.
Daun keji beling berpotensi berinteraksi dengan obat-obatan tersebut, menyebabkan penurunan kadar gula darah yang berlebihan (hipoglikemia). Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat penting untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan.
- Dosis dan Cara Konsumsi yang Aman
Belum ada dosis standar yang direkomendasikan untuk penggunaan daun keji beling dalam menurunkan gula darah. Cara konsumsi yang umum adalah dengan merebus daunnya dan meminum air rebusannya.
Namun, penting untuk memulai dengan dosis rendah dan memantau kadar gula darah secara teratur untuk mengamati respons tubuh. Penggunaan jangka panjang dan efek samping yang mungkin terjadi perlu dievaluasi lebih lanjut.
Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi daun keji beling dalam menurunkan gula darah, penting untuk diingat bahwa ini bukanlah pengganti pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter.
Perubahan gaya hidup, seperti diet sehat dan olahraga teratur, tetap merupakan bagian penting dari pengelolaan diabetes. Daun keji beling dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer dengan pengawasan medis yang ketat.
Antioksidan
Keberadaan senyawa antioksidan dalam Strobilanthes crispus memberikan kontribusi signifikan terhadap potensi manfaat kesehatannya. Antioksidan berperan krusial dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat merusak DNA, protein, dan lipid, memicu stres oksidatif yang berkontribusi pada berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Senyawa-senyawa flavonoid dan polifenol yang terkandung dalam tumbuhan ini memiliki kemampuan untuk menetralkan radikal bebas, sehingga mencegah atau mengurangi kerusakan seluler.
Dengan demikian, konsumsi ekstrak daun keji beling secara teoritis dapat membantu memperkuat sistem pertahanan alami tubuh terhadap stres oksidatif.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi secara spesifik jenis dan konsentrasi antioksidan dalam tumbuhan ini serta mengevaluasi efektivitasnya dalam mencegah atau mengobati penyakit yang terkait dengan stres oksidatif pada manusia.
Menjaga Kesehatan Saluran Kemih
Keterkaitan antara konsumsi Strobilanthes crispus dan pemeliharaan kesehatan saluran kemih terletak pada beberapa faktor.
Pertama, efek diuretik yang telah dibahas sebelumnya berperan penting dalam membersihkan saluran kemih dari bakteri dan zat-zat sisa yang berpotensi menyebabkan infeksi atau peradangan.
Peningkatan volume urin membantu membilas saluran kemih, mengurangi kesempatan bagi bakteri untuk menempel dan berkembang biak. Kedua, beberapa penelitian awal mengindikasikan adanya senyawa anti-inflamasi dalam tanaman ini.
Peradangan pada saluran kemih dapat menyebabkan rasa sakit, kesulitan buang air kecil, dan komplikasi lainnya. Sifat anti-inflamasi berpotensi meredakan peradangan tersebut dan meningkatkan fungsi saluran kemih secara keseluruhan.
Ketiga, kemampuan tanaman ini dalam membantu meluruhkan batu ginjal secara tidak langsung juga berkontribusi pada kesehatan saluran kemih. Keberadaan batu ginjal dapat menyebabkan penyumbatan dan iritasi pada saluran kemih, meningkatkan risiko infeksi.
Dengan membantu meluruhkan batu ginjal, risiko komplikasi tersebut dapat diminimalkan.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa efektivitas dan keamanan penggunaan tanaman ini untuk menjaga kesehatan saluran kemih masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Individu dengan masalah saluran kemih sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.
Pemanfaatan tanaman ini dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer, namun tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan. Monitoring terhadap fungsi ginjal dan potensi efek samping juga penting dilakukan selama penggunaan.
Anti-inflamasi
Sifat anti-inflamasi yang dimiliki oleh tumbuhan Strobilanthes crispus menjadi salah satu aspek penting yang mendasari potensi manfaat kesehatannya.
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit degeneratif. Kemampuan meredakan peradangan dapat memberikan dampak positif terhadap kesehatan secara keseluruhan.
- Penghambatan Mediator Inflamasi
Beberapa penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak dari tumbuhan ini mampu menghambat produksi mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin. Mediator-mediator ini berperan dalam memicu dan memperkuat respons peradangan. Dengan menghambat produksinya, peradangan dapat diredakan.
- Aktivitas Antioksidan dan Pengurangan Stres Oksidatif
Stres oksidatif seringkali terkait dengan peradangan. Radikal bebas dapat memicu kerusakan sel dan mengaktifkan jalur inflamasi. Sifat antioksidan dalam tumbuhan ini membantu menetralkan radikal bebas, sehingga mengurangi stres oksidatif dan meredakan peradangan.
- Potensi pada Penyakit Radang Sendi
Meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan, sifat anti-inflamasi tumbuhan ini menunjukkan potensi dalam meredakan gejala penyakit radang sendi, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Pengurangan peradangan pada sendi dapat membantu mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas.
- Efek pada Kesehatan Jantung
Peradangan kronis berperan dalam perkembangan penyakit jantung. Dengan meredakan peradangan, tumbuhan ini berpotensi membantu melindungi jantung dan pembuluh darah dari kerusakan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini.
- Peran dalam Penyembuhan Luka
Peradangan merupakan bagian penting dari proses penyembuhan luka. Namun, peradangan yang berlebihan dapat memperlambat penyembuhan. Sifat anti-inflamasi tumbuhan ini berpotensi membantu mengoptimalkan proses penyembuhan luka dengan menekan peradangan yang berlebihan.
Secara keseluruhan, potensi efek anti-inflamasi dari tumbuhan Strobilanthes crispus dapat memberikan kontribusi terhadap berbagai aspek kesehatan. Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia.
Penggunaan sebagai terapi komplementer sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan tenaga medis profesional.
Menurunkan Kolesterol
Terdapat indikasi bahwa konsumsi Strobilanthes crispus dapat berkontribusi pada penurunan kadar kolesterol dalam darah, meskipun mekanisme pasti dan tingkat efektivitasnya masih memerlukan penelitian mendalam. Klaim ini didasarkan pada beberapa faktor yang saling terkait.
Pertama, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa senyawa aktif dalam tanaman ini dapat menghambat penyerapan kolesterol di usus.
Dengan mengurangi jumlah kolesterol yang diserap ke dalam aliran darah, kadar kolesterol total dan LDL (kolesterol "jahat") dapat menurun. Kedua, tumbuhan ini berpotensi meningkatkan ekskresi asam empedu.
Asam empedu diproduksi dari kolesterol di hati dan dikeluarkan ke usus untuk membantu pencernaan lemak.
Peningkatan ekskresi asam empedu memaksa hati untuk menggunakan lebih banyak kolesterol untuk memproduksi asam empedu baru, sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Ketiga, kandungan serat dalam Strobilanthes crispus dapat berperan dalam mengikat kolesterol di usus dan mencegah penyerapannya. Serat juga dapat meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA) oleh bakteri usus, yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
Meskipun mekanisme-mekanisme ini terdengar menjanjikan, penting untuk ditekankan bahwa sebagian besar penelitian masih bersifat awal dan dilakukan pada hewan atau in vitro.
Uji klinis pada manusia dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan penggunaan Strobilanthes crispus dalam menurunkan kadar kolesterol.
Individu dengan kadar kolesterol tinggi sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan rencana perawatan yang sesuai.
Penggunaan tanaman ini dapat dipertimbangkan sebagai terapi komplementer, namun tidak boleh menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan, seperti statin.
Monitoring kadar kolesterol secara teratur juga penting dilakukan untuk mengevaluasi respons tubuh terhadap terapi dan menyesuaikan dosis jika diperlukan.
Tips Pemanfaatan Strobilanthes crispus
Pemanfaatan tanaman ini sebagai terapi komplementer memerlukan pendekatan yang cermat dan terinformasi. Kehati-hatian penting untuk memaksimalkan potensi manfaat dan meminimalkan risiko efek samping.
Tip 1: Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Sebelum mengonsumsi ramuan dari tumbuhan ini, konsultasikan dengan dokter atau ahli herbal. Interaksi dengan obat-obatan lain atau kondisi kesehatan yang ada perlu dipertimbangkan untuk menghindari efek yang tidak diinginkan.
Tip 2: Perhatikan Dosis dan Cara Konsumsi
Ikuti anjuran dosis yang direkomendasikan oleh ahli herbal atau praktisi kesehatan. Umumnya, daun segar direbus dan air rebusannya diminum. Hindari konsumsi berlebihan yang dapat menyebabkan efek samping.
Tip 3: Pantau Respons Tubuh
Perhatikan perubahan yang terjadi pada tubuh setelah mengonsumsi ramuan ini. Jika muncul gejala yang tidak biasa atau efek samping, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.
Tip 4: Kombinasikan dengan Gaya Hidup Sehat
Pemanfaatan tumbuhan ini sebaiknya diimbangi dengan gaya hidup sehat, seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup. Ini akan memaksimalkan potensi manfaatnya dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Tip 5: Prioritaskan Pengobatan Medis
Jangan menggantikan pengobatan medis yang telah diresepkan oleh dokter dengan ramuan dari tumbuhan ini. Terapi komplementer ini sebaiknya digunakan sebagai pendukung, bukan pengganti, pengobatan utama.
Dengan mengikuti tips ini, pemanfaatan tumbuhan Strobilanthes crispus dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif, membantu mendukung kesehatan secara alami.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Meskipun pemanfaatan Strobilanthes crispus telah lama dilakukan dalam pengobatan tradisional, bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya masih berkembang. Sebagian besar studi yang tersedia saat ini merupakan penelitian in vitro (laboratorium) dan penelitian pada hewan.
Uji klinis pada manusia, yang merupakan standar emas dalam penelitian medis, masih terbatas. Hal ini menyebabkan interpretasi manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan tanaman ini perlu dilakukan dengan hati-hati.
Beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak daun Strobilanthes crispus memiliki aktivitas antioksidan yang signifikan. Studi-studi ini mengidentifikasi senyawa-senyawa flavonoid dan polifenol yang berperan dalam menetralkan radikal bebas.
Namun, penting untuk dicatat bahwa aktivitas antioksidan yang teramati dalam laboratorium tidak selalu diterjemahkan secara langsung menjadi manfaat kesehatan yang signifikan pada manusia.
Studi pada hewan juga memberikan beberapa indikasi positif, misalnya potensi dalam menghambat pembentukan batu ginjal dan menurunkan kadar gula darah. Akan tetapi, perbedaan fisiologis antara hewan dan manusia memerlukan konfirmasi melalui uji klinis pada manusia.
Terdapat beberapa studi kasus yang melaporkan pengalaman individu dengan pemanfaatan Strobilanthes crispus. Studi-studi ini bersifat anekdotal dan tidak memiliki kontrol yang ketat, sehingga sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti tentang efektivitas tanaman ini.
Beberapa laporan menunjukkan perbaikan gejala pada pasien dengan batu ginjal atau diabetes setelah mengonsumsi ramuan dari daun Strobilanthes crispus. Namun, perbaikan ini mungkin disebabkan oleh faktor lain, seperti perubahan gaya hidup atau efek plasebo.
Diperlukan studi terkontrol dengan kelompok pembanding untuk memisahkan efek spesifik dari tanaman ini dari faktor-faktor lain yang mungkin berkontribusi pada perbaikan gejala.
Mengingat keterbatasan bukti ilmiah yang tersedia, penting untuk mendekati klaim manfaat kesehatan Strobilanthes crispus dengan sikap kritis. Diperlukan lebih banyak penelitian, terutama uji klinis pada manusia, untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.
Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat penting sebelum menggunakan tanaman ini sebagai terapi komplementer, terutama bagi individu dengan kondisi medis tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat-obatan lain.
Informasi yang akurat dan berdasarkan bukti ilmiah adalah kunci untuk membuat keputusan yang tepat tentang perawatan kesehatan.