Jarang Diketahui! Ketahui 9 Manfaat Teh Chamomile untuk Tidur Nyenyak Anda. – E-Journal

Rabu, 23 Juli 2025 oleh journal

Manfaat merujuk pada keuntungan atau efek positif yang diperoleh dari sesuatu.

Dalam konteks ini, istilah tersebut mengacu pada berbagai khasiat terapeutik dan kesehatan yang ditawarkan oleh konsumsi minuman herbal yang berasal dari bunga tanaman Matricaria chamomilla atau Chamaemelum nobile.

Kumpulan efek positif ini mencakup berbagai aspek fisiologis dan psikologis yang dapat mendukung kesejahteraan tubuh secara menyeluruh, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik.

teh chamomile manfaat

  1. Meningkatkan Kualitas Tidur

    Salah satu manfaat paling dikenal dari teh chamomile adalah kemampuannya untuk mempromosikan tidur yang lebih nyenyak dan mengurangi insomnia.

    Efek ini sebagian besar disebabkan oleh kandungan antioksidan apigenin, yang berikatan dengan reseptor benzodiazepin di otak, serupa dengan cara kerja obat penenang ringan.

    Interaksi ini membantu mengurangi kecemasan dan menginduksi kantuk, menciptakan kondisi ideal untuk transisi ke tidur.

    Jarang Diketahui! Ketahui 9 Manfaat Teh Chamomile untuk...

    Mekanisme kerja apigenin ini berkontribusi pada penurunan aktivitas sistem saraf pusat, yang esensial untuk relaksasi.

    Selain apigenin, senyawa lain seperti bisabolol dan chamazulene juga turut berperan dalam efek sedatif dan anxiolitik yang ditawarkan oleh teh chamomile, meskipun apigenin dianggap sebagai komponen utama dalam hal induksi tidur.

    Studi yang diterbitkan dalam Journal of Advanced Nursing oleh Sharifirad et al. (2018) menunjukkan bahwa konsumsi teh chamomile secara signifikan meningkatkan kualitas tidur pada wanita pascapartum. Penelitian lain oleh Zick et al.

    (2011) di Journal of Clinical Psychopharmacology juga melaporkan bahwa ekstrak chamomile efektif dalam mengurangi gejala gangguan kecemasan umum, yang sering kali berkorelasi dengan masalah tidur.

  2. Mengurangi Kecemasan dan Stres

    Teh chamomile telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk meredakan kecemasan dan menenangkan saraf.

    Sifat anxiolitiknya berasal dari berbagai fitokimia yang bekerja sinergis untuk memengaruhi neurotransmitter di otak, khususnya yang terkait dengan suasana hati dan relaksasi. Efek menenangkan ini membantu individu mengatasi tekanan sehari-hari dengan lebih baik.

    Senyawa aktif seperti apigenin dan bisabolol berperan penting dalam modulasi sistem saraf. Apigenin, secara spesifik, diketahui berinteraksi dengan reseptor GABA (gamma-aminobutyric acid) di otak, yang merupakan neurotransmitter penghambat utama yang membantu menenangkan aktivitas saraf.

    Peningkatan aktivitas GABA dapat mengurangi eksitabilitas neuron, sehingga menghasilkan efek relaksasi dan pengurangan perasaan cemas.

    Penelitian klinis yang dipublikasikan dalam Phytomedicine oleh Amsterdam et al. (2009) menemukan bahwa ekstrak chamomile menunjukkan efektivitas dalam mengurangi gejala gangguan kecemasan umum.

    Studi ini mengindikasikan bahwa penggunaan chamomile secara teratur dapat menjadi pilihan terapi komplementer yang aman dan efektif untuk manajemen stres dan kecemasan ringan hingga sedang.

  3. Meredakan Masalah Pencernaan

    Chamomile dikenal memiliki sifat antispasmodik dan anti-inflamasi yang kuat, menjadikannya pilihan populer untuk meredakan berbagai masalah pencernaan. Teh ini dapat membantu mengurangi kram perut, meredakan gejala sindrom iritasi usus besar (IBS), dan mengatasi kembung.

    Efek ini berkontribusi pada kenyamanan pencernaan secara keseluruhan.

    Senyawa seperti flavonoid dan terpenoid yang terkandung dalam chamomile bekerja untuk merelaksasi otot polos di saluran pencernaan.

    Relaksasi ini membantu mengurangi kejang yang menyebabkan kram dan nyeri, serta memfasilitasi pergerakan makanan yang lebih lancar melalui usus. Selain itu, sifat anti-inflamasi membantu menenangkan iritasi pada lapisan saluran pencernaan.

    Literatur ilmiah, termasuk tinjauan yang diterbitkan dalam Molecular Medicine Reports oleh Srivastava et al. (2010), menyoroti potensi chamomile dalam pengobatan gangguan gastrointestinal.

    Bukti anekdot dan beberapa studi awal menunjukkan bahwa teh chamomile dapat efektif dalam meredakan dispepsia, mual, dan diare, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitasnya secara komprehensif pada kondisi tertentu.

  4. Sifat Anti-inflamasi

    Teh chamomile mengandung berbagai senyawa fenolik, termasuk flavonoid dan kumarin, yang memberikan sifat anti-inflamasi yang signifikan. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur inflamasi dalam tubuh, mengurangi produksi mediator pro-inflamasi yang dapat menyebabkan nyeri dan pembengkakan.

    Kemampuan ini menjadikannya agen terapeutik potensial untuk berbagai kondisi inflamasi.

    Bisabolol, chamazulene, dan apigenin adalah beberapa komponen utama dalam chamomile yang bertanggung jawab atas efek anti-inflamasinya.

    Senyawa-senyawa ini telah terbukti secara in vitro dan in vivo mengurangi respons inflamasi dengan menekan aktivitas enzim seperti siklooksigenase-2 (COX-2) dan lipooksigenase (LOX), yang merupakan target umum obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID).

    Manfaat anti-inflamasi chamomile telah dieksplorasi dalam konteks kondisi kulit seperti eksim dan psoriasis, serta peradangan internal.

    Sebuah studi dalam Journal of Ethnopharmacology oleh McKay & Blumberg (2006) membahas potensi chamomile sebagai agen anti-inflamasi yang dapat membantu dalam manajemen nyeri dan peradangan kronis, meskipun aplikasi klinisnya memerlukan validasi lebih lanjut.

  5. Meredakan Nyeri Menstruasi

    Teh chamomile secara tradisional digunakan untuk meredakan dismenore atau nyeri menstruasi. Efek antispasmodik dan anti-inflamasinya bekerja sama untuk mengurangi kram dan ketidaknyamanan yang terkait dengan siklus menstruasi.

    Konsumsi teh ini dapat memberikan kelegaan yang signifikan bagi banyak wanita.

    Senyawa aktif dalam chamomile membantu merelaksasi otot-otot rahim, yang merupakan penyebab utama kram menstruasi. Apigenin dan flavonoid lainnya mengurangi produksi prostaglandin, molekul yang memicu kontraksi rahim dan nyeri.

    Dengan menekan jalur inflamasi ini, chamomile dapat secara efektif mengurangi intensitas nyeri.

    Penelitian yang diterbitkan dalam Iranian Journal of Obstetrics, Gynecology and Infertility oleh Abdollahi et al. (2015) menunjukkan bahwa konsumsi teh chamomile dapat mengurangi intensitas nyeri menstruasi secara signifikan.

    Studi ini mendukung penggunaan tradisional chamomile sebagai terapi alami untuk dismenore, menawarkan alternatif bagi mereka yang mencari pendekatan non-farmakologis.

  6. Sifat Antioksidan

    Chamomile kaya akan antioksidan, terutama flavonoid dan terpenoid, yang berperan penting dalam melawan radikal bebas dalam tubuh.

    Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan berkontribusi pada penuaan serta perkembangan penyakit kronis. Konsumsi teh chamomile secara teratur dapat membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif.

    Antioksidan bekerja dengan menetralkan radikal bebas, mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Perlindungan ini sangat penting untuk menjaga integritas seluler dan fungsi organ yang optimal.

    Kandungan antioksidan yang tinggi dalam chamomile menjadikannya minuman yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan jangka panjang dan pencegahan penyakit.

    Tinjauan ilmiah yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh McKay & Blumberg (2006) menguraikan profil antioksidan chamomile dan potensi manfaat kesehatannya.

    Penelitian ini menyoroti bagaimana senyawa bioaktif dalam chamomile dapat berkontribusi pada pengurangan stres oksidatif, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai kondisi, termasuk penyakit jantung dan kanker.

  7. Meningkatkan Kesehatan Kulit

    Chamomile tidak hanya bermanfaat saat dikonsumsi, tetapi juga saat diaplikasikan secara topikal pada kulit. Sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan antiseptiknya menjadikannya bahan yang sangat baik untuk perawatan kulit.

    Teh chamomile atau ekstraknya sering digunakan untuk menenangkan iritasi kulit, mengurangi kemerahan, dan mempercepat penyembuhan luka.

    Apigenin dan bisabolol dalam chamomile membantu mengurangi peradangan dan gatal-gatal pada kulit, menjadikannya efektif untuk kondisi seperti eksim, dermatitis, dan ruam. Selain itu, sifat antiseptiknya dapat membantu mencegah infeksi pada luka kecil atau jerawat.

    Antioksidan melindungi kulit dari kerusakan lingkungan dan penuaan dini.

    Penggunaan chamomile dalam produk dermatologi dan sebagai bilasan untuk kulit yang teriritasi telah didukung oleh beberapa penelitian in vitro dan in vivo. Sebuah ulasan dalam International Journal of Cosmetic Science oleh Merfort et al.

    (2003) membahas potensi chamomile sebagai agen terapeutik dalam dermatologi, menunjukkan efek positifnya dalam meredakan peradangan dan mempercepat regenerasi kulit.

  8. Potensi Kontrol Gula Darah

    Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa teh chamomile mungkin memiliki peran dalam membantu mengelola kadar gula darah, menjadikannya minuman yang berpotensi bermanfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko.

    Efek ini diyakini terkait dengan sifat anti-inflamasi dan antioksidan chamomile yang dapat memengaruhi metabolisme glukosa.

    Meskipun mekanisme pastinya masih diteliti, diduga bahwa chamomile dapat membantu melindungi sel-sel pankreas dari kerusakan oksidatif dan peradangan, yang penting untuk produksi insulin yang sehat.

    Selain itu, ada indikasi bahwa chamomile dapat memengaruhi penyerapan glukosa atau sensitivitas insulin, meskipun bukti lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

    Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Esmaeili et al. (2015) pada hewan model menunjukkan bahwa konsumsi teh chamomile dapat menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan profil lipid.

    Meskipun hasil ini menjanjikan, penelitian klinis berskala besar pada manusia masih diperlukan untuk mengonfirmasi efek dan menentukan dosis yang optimal.

  9. Mendukung Kesehatan Tulang

    Ada indikasi awal bahwa teh chamomile mungkin berperan dalam mendukung kesehatan tulang dan berpotensi mencegah osteoporosis. Efek ini dikaitkan dengan kandungan flavonoid dalam chamomile, yang dapat memiliki aktivitas anti-resorpsi tulang.

    Menjaga kepadatan tulang adalah aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan, terutama seiring bertambahnya usia.

    Resorpsi tulang adalah proses di mana sel-sel tertentu (osteoklas) memecah jaringan tulang, dan jika tidak diimbangi dengan pembentukan tulang baru, dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang.

    Flavonoid dalam chamomile diduga dapat menghambat aktivitas osteoklas, sehingga membantu menjaga keseimbangan antara pembentukan dan resorpsi tulang, dan dengan demikian mempertahankan kepadatan tulang.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry oleh Srivastava et al. (2010) mengulas potensi chamomile dalam mencegah keropos tulang.

    Meskipun penelitian lebih lanjut, terutama studi klinis pada manusia, diperlukan untuk sepenuhnya memahami dan mengkonfirmasi manfaat ini, data awal menunjukkan bahwa chamomile dapat menjadi tambahan yang berguna untuk strategi kesehatan tulang.