Jarang diketahui! Inilah 6 Manfaat Rebusan Sambiloto, Penurun Demam Alami! – E-Journal
Sabtu, 19 Juli 2025 oleh journal
Sambiloto, atau nama ilmiahnya Andrographis paniculata, adalah tanaman herbal yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan Asia, termasuk Indonesia. Tanaman ini dikenal memiliki rasa yang sangat pahit, namun kekayaan senyawa bioaktif di dalamnya menjadikannya objek penelitian ilmiah yang menarik. Preparasi dalam bentuk rebusan melibatkan ekstraksi komponen-komponen bermanfaat dari daun dan batang sambiloto ke dalam air melalui proses pemanasan.manfaat rebusan sambiloto
- Potensi Anti-inflamasi
Rebusan sambiloto dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat, terutama karena kandungan senyawa aktif utamanya, andrographolide. Senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur pensinyalan pro-inflamasi, seperti NF-B, yang merupakan regulator kunci dalam respons inflamasi tubuh.
Mekanisme ini berkontribusi pada penurunan produksi sitokin pro-inflamasi, seperti TNF- dan IL-6, yang berperan dalam berbagai kondisi peradangan.
Penelitian in vitro dan in vivo telah menunjukkan efektivitas andrographolide dalam mengurangi peradangan pada model penyakit radang.
Studi yang dipublikasikan dalam jurnal seperti International Immunopharmacology telah menguraikan bagaimana ekstrak sambiloto dapat memodulasi respons imun dan mengurangi gejala peradangan, menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk manajemen kondisi inflamasi kronis.
- Efek Imunomodulator
Sambiloto memiliki kemampuan untuk memodulasi sistem kekebalan tubuh, baik dengan meningkatkan maupun menekan respons imun sesuai kebutuhan fisiologis.
Senyawa andrographolide dan turunannya dapat merangsang aktivitas sel-sel imun seperti makrofag dan limfosit, yang esensial dalam pertahanan tubuh terhadap patogen. Kemampuan ini sangat relevan dalam mendukung kekebalan tubuh terhadap infeksi.
Beberapa uji klinis telah menunjukkan bahwa konsumsi ekstrak sambiloto dapat mempersingkat durasi dan mengurangi keparahan gejala flu biasa dan infeksi saluran pernapasan atas.
Penelitian yang dilaporkan dalam Phytomedicine atau Journal of Clinical Phytomedicine seringkali mendukung klaim ini, menunjukkan potensi rebusan sambiloto sebagai agen pendukung kekebalan tubuh, terutama selama musim penyakit menular.
- Perlindungan Hati (Hepatoprotektif)
Rebusan sambiloto telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mendukung kesehatan hati, dan bukti ilmiah mulai menguatkan klaim ini.
Senyawa dalam sambiloto diyakini dapat melindungi sel-sel hati dari kerusakan yang disebabkan oleh toksin, seperti alkohol atau zat kimia tertentu, melalui sifat antioksidan dan anti-inflamasinya. Ini membantu menjaga integritas struktural dan fungsional hati.
Studi pra-klinis, termasuk yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology, telah menunjukkan bahwa ekstrak Andrographis paniculata dapat menurunkan kadar enzim hati yang meningkat (seperti ALT dan AST) pada model hewan yang mengalami kerusakan hati.
Mekanisme ini melibatkan peningkatan aktivitas enzim detoksifikasi hati dan pengurangan stres oksidatif, yang penting untuk menjaga kesehatan organ vital ini.
- Potensi Antidiabetes
Beberapa penelitian mengindikasikan bahwa rebusan sambiloto dapat memiliki efek hipoglikemik, yang berarti dapat membantu menurunkan kadar gula darah.
Mekanisme yang diusulkan meliputi peningkatan sensitivitas insulin, stimulasi sekresi insulin dari sel beta pankreas, dan penghambatan penyerapan glukosa di usus. Potensi ini menjadikannya area penelitian yang menarik untuk manajemen diabetes melitus tipe 2.
Studi pada hewan model diabetes dan beberapa penelitian awal pada manusia telah menunjukkan hasil yang menjanjikan terkait kontrol glikemik.
Meskipun penelitian lebih lanjut dengan uji klinis skala besar masih diperlukan, data awal menunjukkan bahwa senyawa seperti andrographolide dapat berkontribusi pada regulasi kadar glukosa darah, sebagaimana dibahas dalam beberapa tinjauan ilmiah di jurnal endokrinologi herbal.
- Aktivitas Antikanker
Penelitian in vitro dan in vivo telah mengeksplorasi potensi antikanker dari sambiloto, terutama andrographolide.
Senyawa ini dilaporkan dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada berbagai jenis sel kanker, menghambat proliferasi sel kanker, dan menekan angiogenesis (pembentukan pembuluh darah baru yang mendukung pertumbuhan tumor).
Mekanisme ini menunjukkan spektrum luas aktivitas anti-tumor.
Meskipun sebagian besar penelitian masih dalam tahap laboratorium atau pra-klinis, hasil yang dipublikasikan dalam jurnal seperti Cancer Letters atau Molecular Cancer Therapeutics memberikan dasar ilmiah untuk pengembangan lebih lanjut.
Potensi ini menunjukkan bahwa sambiloto dapat menjadi agen kemopreventif atau adjuvant yang berharga dalam terapi kanker, meskipun aplikasi klinisnya memerlukan validasi yang ketat.
- Sifat Antimikroba dan Antiparasit
Sambiloto secara tradisional digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi, dan penelitian modern mendukung sifat antimikroba dan antiparasitnya. Ekstrak sambiloto telah menunjukkan aktivitas melawan berbagai bakteri, virus, dan parasit.
Andrographolide diyakini mengganggu pertumbuhan dan replikasi mikroorganisme patogen, menjadikannya agen potensial untuk melawan infeksi.
Studi telah meneliti efektivitasnya terhadap bakteri penyebab diare, virus influenza, dan bahkan parasit seperti Plasmodium falciparum, penyebab malaria.
Laporan dalam jurnal seperti Antimicrobial Agents and Chemotherapy telah mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek ini.
Potensi sambiloto sebagai agen antimikroba alami menawarkan harapan untuk pengembangan terapi alternatif atau pelengkap di tengah meningkatnya resistensi antibiotik.