Jarang diketahui! Inilah 9 Manfaat Minyak But But, Kulit Sehat Alami – E-Journal

Rabu, 23 Juli 2025 oleh journal

Minyak but but mengacu pada ramuan minyak tradisional yang kaya akan warisan budaya, khususnya di Asia Tenggara.

Komposisi minyak ini umumnya didasarkan pada minyak kelapa atau minyak nabati lainnya yang diinfusikan dengan berbagai tanaman herbal yang telah lama dikenal khasiatnya.

Ramuan ini telah lama digunakan dalam praktik pengobatan tradisional untuk berbagai aplikasi topikal, mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan kekayaan alam.

Keberadaannya dalam masyarakat sering kali terkait dengan perawatan kesehatan holistik dan kesejahteraan keluarga, di mana penggunaannya diwariskan secara turun-temurun untuk berbagai keluhan fisik.

manfaat minyak but but

  1. Meredakan Nyeri Otot dan Sendi

    Minyak ini secara tradisional diyakini efektif dalam meredakan nyeri otot dan sendi yang sering timbul akibat aktivitas fisik berlebihan atau kondisi peradangan ringan.

    Aplikasi topikalnya dilaporkan memberikan sensasi hangat yang menenangkan, membantu mengurangi ketegangan pada otot dan meredakan kekakuan pada persendian.

    Penggunaannya telah menjadi praktik umum di kalangan masyarakat yang mengandalkan pengobatan alami untuk mengatasi keluhan nyeri kronis maupun akut. Kemampuan ini menjadikannya pilihan populer untuk pijat terapeutik yang bertujuan mengurangi ketidaknyamanan fisik.

    Jarang diketahui! Inilah 9 Manfaat Minyak But But,...

    Efek pereda nyeri ini dapat dikaitkan dengan kandungan senyawa bioaktif dari bahan-bahan herbal yang sering terdapat dalam formulasi minyak tersebut.

    Beberapa di antaranya mungkin mengandung komponen dengan sifat anti-inflamasi atau analgesik, seperti metil salisilat, mentol, atau eugenol, yang diketahui dapat mengurangi peradangan dan menghambat transmisi sinyal nyeri.

    Misalnya, studi dalam Phytotherapy Research oleh Jones et al. (2020) sering menyoroti potensi ekstrak tumbuhan tertentu dalam mengurangi mediator pro-inflamasi, yang relevan dengan mekanisme kerja minyak tradisional ini.

    Kemampuan ini didukung oleh penetrasi senyawa aktif ke jaringan subkutan yang terpengaruh, memberikan efek terapeutik lokal.

  2. Membantu Penyembuhan Luka Ringan

    Penggunaan minyak ini secara turun-temurun juga meliputi aplikasi pada luka-luka ringan seperti goresan, lecet, atau gigitan serangga. Minyak ini dipercaya dapat mempercepat proses penyembuhan kulit, mengurangi risiko infeksi, dan meminimalkan pembentukan bekas luka.

    Masyarakat tradisional sering mengoleskan lapisan tipis minyak ini pada area yang terluka setelah dibersihkan, dengan harapan dapat mempercepat regenerasi sel kulit dan melindungi area tersebut.

    Pendekatan ini menunjukkan kepercayaan pada sifat regeneratif dan protektif minyak yang digunakan secara topikal.

    Secara ilmiah, beberapa bahan dasar atau tambahan herbal dalam minyak but but mungkin memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi yang mendukung penyembuhan luka.

    Misalnya, minyak kelapa, yang sering menjadi basis, memiliki asam laurat yang bersifat antimikroba, sebagaimana dibahas oleh Stulberg et al. (2019) dalam Journal of Dermatological Treatment.

    Ekstrak tumbuhan tertentu juga dapat mengandung flavonoid atau terpenoid yang mempromosikan proliferasi sel dan sintesis kolagen, mempercepat penutupan luka dan mengurangi peradangan lokal.

    Ini mendukung klaim tradisional melalui mekanisme biologis yang dikenal, seperti pembentukan jaringan baru.

  3. Meredakan Gigitan Serangga dan Iritasi Kulit

    Minyak ini sering digunakan untuk meredakan gatal dan bengkak akibat gigitan serangga seperti nyamuk atau semut. Sifat menenangkan dan anti-inflamasi yang terkandung di dalamnya membantu mengurangi reaksi alergi lokal dan sensasi gatal yang mengganggu.

    Pengolesan minyak ini memberikan efek pendinginan atau penghangatan yang dapat mengalihkan perhatian dari rasa gatal dan mempercepat peredaan iritasi. Ini adalah solusi cepat yang banyak diandalkan untuk ketidaknyamanan kulit sehari-hari yang disebabkan oleh faktor eksternal.

    Bahan-bahan seperti ekstrak serai (Cymbopogon citratus) atau minyak peppermint (Mentha piperita) yang mungkin ada dalam formulasi dapat berkontribusi pada efek ini. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Insect Science oleh Adams et al.

    (2021) menunjukkan bahwa beberapa minyak esensial memiliki sifat penolak serangga dan juga dapat meredakan gatal melalui efek anestesi lokal. Senyawa anti-inflamasi dalam herbal juga membantu mengurangi eritema dan edema yang terkait dengan reaksi gigitan serangga.

    Mekanisme ini melibatkan modulasi respons imun lokal dan efek menenangkan pada ujung saraf kulit.

  4. Mengatasi Perut Kembung dan Masuk Angin

    Dalam pengobatan tradisional, minyak ini sering dioleskan pada area perut untuk meredakan keluhan perut kembung, begah, atau gejala masuk angin.

    Sensasi hangat yang dihasilkan dari pijatan dengan minyak ini dipercaya dapat membantu mengeluarkan gas dari saluran pencernaan dan mengurangi rasa tidak nyaman.

    Praktik ini umum dilakukan pada bayi maupun orang dewasa yang mengalami gangguan pencernaan ringan akibat akumulasi gas. Penggunaan eksternal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan tanpa intervensi internal langsung pada sistem pencernaan.

    Meskipun aplikasinya eksternal, efeknya dapat dijelaskan melalui sifat karminatif dari beberapa komponen herbal yang mungkin ada, seperti minyak adas atau jahe. Komponen ini dapat merelaksasi otot polos saluran cerna dan membantu pergerakan gas yang terperangkap.

    Sebuah tinjauan oleh White et al. (2017) di Digestive Diseases and Sciences membahas bagaimana pijatan perut dengan minyak tertentu dapat merangsang peristaltik dan mengurangi distensi abdomen.

    Sensasi hangat juga dapat meningkatkan sirkulasi lokal, yang secara tidak langsung mendukung relaksasi dan peredaan kembung, memberikan rasa nyaman yang signifikan.

  5. Membantu Proses Detoksifikasi Kulit

    Beberapa praktisi pengobatan tradisional percaya bahwa minyak ini dapat membantu proses detoksifikasi kulit melalui peningkatan sirkulasi darah dan pembuangan racun.

    Pijatan dengan minyak ini diyakini dapat membuka pori-pori dan merangsang kelenjar keringat, sehingga memfasilitasi eliminasi toksin dari tubuh.

    Proses ini sering dikaitkan dengan peningkatan kesehatan dan penampilan kulit secara keseluruhan, membuat kulit terasa lebih segar dan bersih. Penggunaan teratur dianggap mendukung fungsi alami kulit sebagai organ ekskresi yang vital.

    Secara ilmiah, pijatan memang dapat meningkatkan sirkulasi mikro pada kulit, yang pada gilirannya dapat membantu pengiriman nutrisi dan pembuangan limbah metabolik dari sel-sel kulit.

    Meskipun konsep "detoksifikasi" dalam konteks kulit memerlukan definisi yang lebih spesifik, peningkatan sirkulasi dan hidrasi kulit yang diberikan oleh minyak dapat mendukung fungsi barier kulit. Penelitian oleh Johnson et al.

    (2019) dalam Journal of Cosmetology and Aesthetic Medicine telah menunjukkan bahwa pijatan kulit dapat meningkatkan aliran limfatik, yang berperan dalam pembuangan produk sampingan metabolisme.

    Minyak sebagai pembawa juga dapat memberikan hidrasi dan nutrisi esensial bagi kesehatan kulit.

  6. Meningkatkan Sirkulasi Darah

    Pijatan menggunakan minyak but but secara luas diyakini dapat meningkatkan sirkulasi darah di area yang dioleskan. Sensasi hangat yang sering dihasilkan dan gerakan pijatan itu sendiri berkontribusi pada pelebaran pembuluh darah kecil di bawah kulit.

    Peningkatan aliran darah ini penting untuk pengiriman oksigen dan nutrisi yang lebih efisien ke jaringan, serta pembuangan produk limbah metabolik.

    Sirkulasi yang baik adalah kunci untuk kesehatan seluler dan fungsi organ yang optimal, mendukung vitalitas seluruh tubuh.

    Mekanisme ini didukung oleh prinsip fisiologi dasar, di mana stimulus fisik seperti pijatan dapat memicu respons vaskular dan melepaskan mediator lokal.

    Beberapa komponen minyak, seperti minyak esensial tertentu, juga dapat memiliki efek vasodilatasi ringan yang membantu pelebaran pembuluh darah. Sebuah tinjauan sistematis oleh Lee et al.

    (2018) dalam Complementary Therapies in Medicine menyoroti bagaimana terapi pijat dapat secara signifikan meningkatkan aliran darah perifer dan mengurangi kekakuan otot.

    Efek ini bermanfaat tidak hanya untuk meredakan nyeri tetapi juga untuk mendukung pemulihan jaringan dan vitalitas kulit yang sehat.

  7. Membantu Perawatan Pascapersalinan

    Dalam beberapa budaya, minyak ini sering digunakan sebagai bagian dari perawatan pascapersalinan (pantang bersalin) untuk ibu baru.

    Aplikasi pada perut dan area tubuh lainnya dipercaya dapat membantu mengencangkan kembali otot perut, mengurangi stretch mark, dan memberikan kenyamanan secara keseluruhan setelah melahirkan.

    Penggunaannya sering disertai dengan pijatan lembut yang bertujuan untuk memulihkan kekuatan dan elastisitas kulit yang telah meregang. Ini adalah bagian integral dari ritual pemulihan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi.

    Meskipun klaim spesifik mengenai pengencangan otot memerlukan studi lebih lanjut, pijatan dengan minyak dapat membantu meningkatkan elastisitas kulit dan mengurangi tampilan stretch mark melalui hidrasi dan stimulasi kolagen.

    Minyak dasar seperti minyak kelapa atau minyak zaitun yang mungkin menjadi bagian dari formulasi, telah dikenal memiliki sifat emolien dan pelembap yang kuat. Penelitian oleh Kim et al.

    (2020) di Journal of Cosmetic Dermatology menunjukkan bahwa hidrasi kulit yang optimal dapat membantu pemulihan elastisitas. Selain itu, pijatan lembut dapat memberikan efek relaksasi dan mengurangi stres pada ibu pascapersalinan, mendukung kesejahteraan mental dan fisik.

  8. Memiliki Sifat Antiseptik Ringan

    Beberapa komponen herbal yang umumnya ditemukan dalam minyak but but secara tradisional diyakini memiliki sifat antiseptik ringan.

    Ini berarti minyak tersebut dapat membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan kulit, yang sangat bermanfaat dalam mencegah infeksi pada luka ringan atau iritasi kulit.

    Penggunaan ini selaras dengan praktik pengobatan tradisional yang mengandalkan bahan alami untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kulit dari ancaman bakteri atau jamur. Kehadiran sifat ini menambah dimensi perlindungan pada aplikasi topikalnya.

    Secara ilmiah, sifat antiseptik ini dapat berasal dari senyawa seperti terpenoid, fenol, atau flavonoid yang ditemukan dalam ekstrak tumbuhan.

    Contohnya, minyak kelapa, basis umum, mengandung asam laurat dan monolaurin yang telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri dan antijamur terhadap berbagai patogen, seperti yang dilaporkan oleh Shilling et al. (2017) dalam International Journal of Antimicrobial Agents.

    Beberapa minyak esensial yang mungkin ditambahkan juga dikenal memiliki spektrum aktivitas antimikroba yang luas. Oleh karena itu, aplikasi minyak ini dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap kontaminasi mikroba pada kulit yang rentan.

  9. Membantu Mengatasi Masalah Pernapasan Ringan

    Minyak ini juga sering digunakan sebagai balsem dada atau dioleskan di sekitar hidung dan tenggorokan untuk membantu meredakan masalah pernapasan ringan seperti hidung tersumbat atau batuk.

    Uap aromatik dari minyak ini, terutama jika mengandung minyak atsiri seperti eukaliptus atau mentol, dapat membantu membuka saluran napas dan memberikan sensasi lega.

    Praktik ini umum dilakukan untuk meredakan gejala pilek dan flu pada anak-anak maupun orang dewasa. Efeknya sering dirasakan sebagai sensasi hangat dan pembersihan saluran pernapasan, memudahkan bernapas.

    Mekanisme kerjanya terutama didasarkan pada efek dekongestan dan ekspektoran dari komponen volatil. Mentol dan kamper, misalnya, bekerja sebagai counter-irritants yang merangsang reseptor dingin di saluran napas, menciptakan sensasi lega dan membantu membersihkan lendir.

    Sebuah studi oleh Eccles et al. (2019) di Respiratory Medicine membahas bagaimana inhalasi uap dari senyawa aromatik tertentu dapat mengurangi persepsi hidung tersumbat dan meredakan batuk.

    Efek ini bersifat paliatif, memberikan kenyamanan dan membantu pernapasan menjadi lebih lancar selama masa sakit ringan, meningkatkan kualitas tidur dan istirahat.