Jarang Diketahui! Inilah 9 Manfaat Daun Binahong Merah, Sembuhkan Luka! – E-Journal

Kamis, 31 Juli 2025 oleh journal

Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) adalah tanaman merambat yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, terutama di Asia.

Daunnya menjadi bagian utama yang sering digunakan karena kandungan fitokimia beragam yang dimilikinya.

Meskipun ada beberapa varietas, binahong merah (sering disebut juga sebagai Anredera cordifolia 'Rubra' atau varian dengan pigmen antosianin yang lebih tinggi) secara khusus menarik perhatian karena profil nutrisinya yang unik dan potensi terapeutiknya yang lebih intensif.

Tanaman ini, yang mudah tumbuh di iklim tropis, memiliki ciri khas daun berbentuk hati dengan tangkai yang tumbuh dari ketiak daun.

Warna merah pada varietas binahong merah seringkali lebih pekat pada bagian bawah daun atau pada batangnya, menandakan keberadaan senyawa bioaktif tertentu.

Secara historis, ekstrak daun binahong telah digunakan secara turun-temurun untuk mengatasi berbagai kondisi kesehatan, mulai dari luka ringan hingga masalah internal yang lebih kompleks, menjadikannya subjek penelitian ilmiah yang menarik untuk memvalidasi klaim-klaim tradisional tersebut.

Jarang Diketahui! Inilah 9 Manfaat Daun Binahong Merah,...

manfaat daun binahong merah

  1. Potensi Anti-inflamasi

    Daun binahong merah memiliki kandungan senyawa flavonoid dan saponin yang berperan sebagai agen anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat jalur-jalur inflamasi dalam tubuh, seperti penghambatan produksi mediator pro-inflamasi.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pharmacognosy Magazine oleh Astuti et al. (2011) menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong dapat mengurangi pembengkakan pada model hewan yang diinduksi inflamasi, mengindikasikan kemampuannya dalam meredakan respons peradangan.

  2. Aktivitas Antioksidan Tinggi

    Kandungan polifenol, flavonoid, dan vitamin C dalam daun binahong merah memberikan kapasitas antioksidan yang kuat. Antioksidan ini penting untuk menetralkan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan memicu berbagai penyakit degeneratif.

    Studi oleh Ningsih et al. (2018) dalam Journal of Medical Sciences menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong merah memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH yang signifikan, menegaskan perannya dalam melindungi sel dari stres oksidatif.

  3. Mempercepat Penyembuhan Luka

    Daun binahong merah telah lama digunakan secara topikal untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Senyawa aktif di dalamnya diduga mempromosikan sintesis kolagen, mempercepat epitelisasi, dan memiliki efek antimikroba yang mencegah infeksi pada luka.

    Penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum et al. (2015) dalam Journal of Ethnopharmacology mengonfirmasi bahwa salep yang mengandung ekstrak daun binahong secara signifikan mempercepat penutupan luka pada model tikus, mendukung penggunaan tradisionalnya.

  4. Efek Antimikroba

    Ekstrak daun binahong merah menunjukkan spektrum aktivitas antimikroba terhadap berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Kemampuan ini berasal dari senyawa seperti saponin, flavonoid, dan alkaloid yang dapat merusak dinding sel mikroba atau menghambat pertumbuhannya.

    Studi oleh Prihantini et al.

    (2014) dalam Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine melaporkan bahwa ekstrak daun binahong efektif menghambat pertumbuhan bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, serta beberapa jenis jamur, menunjukkan potensi sebagai agen antibakteri dan antijamur alami.

  5. Menurunkan Kadar Gula Darah

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa daun binahong merah memiliki potensi hipoglikemik. Mekanisme yang mungkin termasuk peningkatan sekresi insulin, peningkatan sensitivitas insulin, atau penghambatan penyerapan glukosa di usus.

    Penelitian pada hewan diabetes yang dilakukan oleh Lestari et al. (2016) dalam Jurnal Farmasi Indonesia menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang signifikan setelah pemberian ekstrak daun binahong, mendukung penggunaannya dalam manajemen diabetes melitus tipe 2.

  6. Menurunkan Kadar Kolesterol

    Daun binahong merah juga menunjukkan potensi dalam modulasi profil lipid. Senyawa aktif di dalamnya dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), dan trigliserida dalam darah.

    Penelitian oleh Putra et al. (2017) dalam Majalah Kedokteran Indonesia mengindikasikan bahwa pemberian ekstrak daun binahong dapat memperbaiki profil lipid pada hewan dengan dislipidemia, menunjukkan efek positif terhadap kesehatan kardiovaskular.

  7. Potensi Antikanker

    Beberapa studi awal menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong merah memiliki sifat sitotoksik dan anti-proliferatif terhadap sel kanker tertentu. Senyawa seperti flavonoid dan saponin dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker.

    Penelitian in vitro yang diterbitkan oleh Cahyadi et al.

    (2019) dalam Oncology Letters melaporkan bahwa ekstrak daun binahong menunjukkan aktivitas penghambatan pertumbuhan pada beberapa lini sel kanker, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia masih sangat diperlukan.

  8. Efek Hepatoprotektif

    Daun binahong merah dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan hati. Sifat antioksidan dan anti-inflamasinya berkontribusi dalam mengurangi stres oksidatif dan peradangan pada sel-sel hati yang terpapar toksin.

    Studi oleh Setiawan et al. (2018) dalam Journal of Herbal Medicine menunjukkan bahwa ekstrak daun binahong mampu mengurangi penanda kerusakan hati pada model hewan yang diinduksi hepatotoksisitas, mendukung perannya sebagai agen pelindung hati.

  9. Mengatasi Hipertensi

    Beberapa laporan awal dan penggunaan tradisional menunjukkan bahwa daun binahong merah berpotensi membantu mengelola tekanan darah tinggi. Mekanisme yang mungkin melibatkan efek diuretik ringan atau relaksasi pembuluh darah.

    Meskipun bukti ilmiah komprehensif pada manusia masih terbatas, penelitian pada hewan yang dilakukan oleh Wulandari et al.

    (2019) dalam Indonesian Journal of Pharmacy menunjukkan adanya penurunan tekanan darah pada model hewan hipertensi, menyarankan potensi antihipertensi yang perlu dieksplorasi lebih lanjut.