Jarang Diketahui! Ini 5 Manfaat Renang, Kecuali Tak Tingkatkan Kepadatan Tulang! – E-Journal
Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal
Dalam konteks kebugaran fisik dan kesehatan, istilah "manfaat" merujuk pada segala dampak positif yang diperoleh individu dari partisipasi reguler dalam suatu aktivitas fisik.
Khususnya pada olahraga renang, manfaat mencakup peningkatan kapasitas kardiovaskular, penguatan otot tanpa beban berlebih pada sendi, serta peningkatan kesehatan mental melalui relaksasi dan pengurangan stres.
Namun, penting untuk menyadari bahwa tidak semua aspek kesehatan atau kebugaran dapat dipenuhi secara optimal hanya dengan renang.
Tinjauan ini akan mengulas beberapa area di mana renang mungkin bukan solusi utama atau tidak memberikan efek yang signifikan, meskipun secara umum renang adalah bentuk latihan yang sangat bermanfaat.
manfaat dari olahraga renang kecuali
- Tidak secara signifikan meningkatkan kepadatan tulang (Bone Mineral Density - BMD)
Renang adalah olahraga non-beban, yang berarti tubuh ditopang oleh air, mengurangi tekanan gravitasi pada tulang.
Akibatnya, stimulasi mekanis yang esensial untuk memicu respons adaptif dalam pembentukan tulang tidak sekuat aktivitas berdampak tinggi seperti lari, lompat tali, atau angkat beban. Penelitian oleh Kohrt et al.
(1995) yang dipublikasikan dalam jurnal Bone secara konsisten menunjukkan bahwa atlet renang, dibandingkan dengan atlet olahraga weight-bearing, cenderung memiliki BMD yang lebih rendah di area penopang beban.
Oleh karena itu, bagi individu yang berisiko osteoporosis atau ingin memaksimalkan kesehatan tulang, renang perlu dilengkapi dengan latihan yang memberikan beban pada tulang.
- Bukan metode optimal untuk membangun massa otot eksplosif atau kekuatan maksimal
Meskipun renang melibatkan banyak kelompok otot utama dan meningkatkan daya tahan otot, resistansi air yang relatif konstan tidak memungkinkan peningkatan beban progresif yang cepat dan spesifik seperti latihan angkat beban atau plyometrik.
Untuk mencapai hipertrofi otot yang signifikan dan peningkatan kekuatan maksimal atau daya ledak, latihan resistansi dengan beban eksternal yang dapat diatur dan ditingkatkan secara bertahap terbukti lebih efektif. Studi oleh Tanaka et al.
(2000) dalam Journal of Sports Sciences mengindikasikan bahwa untuk adaptasi kekuatan otot yang maksimal, modalitas latihan berbasis resistansi tinggi lebih unggul daripada latihan daya tahan seperti renang.
- Pengeluaran kalori tidak selalu menjadi yang tertinggi dibandingkan aktivitas lain pada intensitas setara
Meskipun renang adalah latihan kardiovaskular yang efektif untuk membakar kalori, efisiensi gerakan dalam air dapat bervariasi antar individu dan seringkali mengurangi pengeluaran energi dibandingkan dengan aktivitas darat seperti lari atau bersepeda pada intensitas yang setara.
Seorang perenang yang sangat efisien dengan teknik yang baik mungkin membakar kalori lebih sedikit dibandingkan pelari pemula yang tidak efisien.
Publikasi dari American College of Sports Medicine (ACSM) sering menyoroti bahwa faktor seperti efisiensi biomekanik, suhu air, dan tingkat keterampilan dapat memengaruhi total pengeluaran energi, menjadikan perbandingan langsung dengan olahraga darat kompleks.
- Tidak sepenuhnya menghilangkan risiko cedera dan memiliki pola cedera spesifik
Meskipun sering dianggap sebagai olahraga "low-impact" yang ramah sendi, renang tidak bebas dari risiko cedera, terutama jika teknik tidak tepat atau terjadi overuse.
Cedera bahu, seperti impingement syndrome atau tendinitis rotator cuff, sangat umum di kalangan perenang karena gerakan berulang dan tuntutan pada sendi bahu.
Selain itu, cedera lutut (terutama pada perenang gaya dada) dan masalah punggung bawah juga dapat terjadi. Tinjauan sistematis oleh Sein et al.
(2010) yang diterbitkan dalam British Journal of Sports Medicine secara jelas mendokumentasikan prevalensi dan mekanisme cedera bahu pada atlet renang, menekankan pentingnya teknik yang benar dan program penguatan yang seimbang.
- Tidak memberikan stimulasi beban gravitasi yang esensial untuk adaptasi tulang jangka panjang
Karena sifatnya yang menopang tubuh di dalam air, renang tidak memberikan tekanan kompresi vertikal yang signifikan pada tulang panjang dan tulang belakang yang menopang beban tubuh.
Stimulasi mekanis ini, yang disebut sebagai "weight-bearing stress", sangat penting untuk memicu osteoblas (sel pembentuk tulang) dan mempertahankan kepadatan tulang seiring bertambahnya usia.
Bagi populasi yang rentan terhadap pengeroposan tulang, seperti wanita pascamenopause atau lansia, renang saja tidak cukup untuk menjaga kesehatan tulang.
Organisasi seperti National Osteoporosis Foundation (NOF) merekomendasikan kombinasi latihan weight-bearing dan latihan kekuatan untuk pencegahan dan pengelolaan osteoporosis.