Intip 7 Manfaat Buah Singkong yang Wajib Kamu Intip!
Sabtu, 28 Juni 2025 oleh journal
Umbi-umbian tropis ini, meski dikenal luas sebagai sumber karbohidrat, juga menyimpan potensi kebaikan bagi tubuh. Kandungan nutrisi di dalamnya, seperti vitamin, mineral, dan serat, dapat memberikan efek positif pada kesehatan. Konsumsi yang tepat dapat mendukung fungsi pencernaan, meningkatkan energi, dan berkontribusi pada pemeliharaan kesehatan secara umum.
Meskipun seringkali diremehkan, umbi ini memiliki potensi nutrisi yang signifikan jika dikonsumsi dengan bijak. Kandungan serat dan beberapa mineral di dalamnya dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan pencernaan dan metabolisme tubuh, ujar Dr. Amelia Wijaya, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Wijaya menambahkan, Penting untuk diingat bahwa pengolahan yang tepat sangat krusial untuk menghilangkan senyawa sianida yang secara alami terdapat di dalamnya. Konsumsi berlebihan tanpa pengolahan yang benar dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.
Lebih lanjut, umbi tropis ini mengandung senyawa seperti serat, vitamin C, dan beberapa mineral seperti kalium. Serat berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan, membantu mengatur kadar gula darah, dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Vitamin C berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, serta mendukung sistem kekebalan tubuh. Kalium penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan fungsi otot serta saraf yang optimal. Disarankan untuk mengonsumsinya dalam porsi yang wajar dan sebagai bagian dari pola makan seimbang, setelah diproses dengan benar melalui perebusan, pengukusan, atau penggorengan yang tepat.
Manfaat Buah Singkong
Singkong, lebih dari sekadar sumber karbohidrat, menawarkan serangkaian manfaat kesehatan yang signifikan. Manfaat ini berasal dari kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, menjadikannya pilihan makanan yang patut dipertimbangkan sebagai bagian dari diet seimbang.
- Sumber energi
- Kesehatan pencernaan
- Kaya serat
- Kendalikan gula darah
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Sumber vitamin C
- Potensi antioksidan
Manfaat-manfaat tersebut, seperti dukungan terhadap kesehatan pencernaan melalui kandungan serat, membantu memperlancar proses pencernaan dan mencegah konstipasi. Kandungan vitamin C berperan penting dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melindungi sel dari kerusakan radikal bebas. Sementara itu, serat juga berkontribusi pada pengendalian kadar gula darah, membantu mencegah lonjakan gula darah setelah makan. Singkong, dengan pengolahan yang tepat, dapat menjadi tambahan yang berharga bagi pola makan sehat.
Sumber Energi
Umbi akar ini dikenal luas sebagai sumber karbohidrat yang signifikan, menjadikannya pilihan makanan yang penting dalam menyediakan energi bagi tubuh. Perannya sebagai sumber energi berkaitan erat dengan profil nutrisinya yang unik, yang memberikan dampak langsung pada tingkat energi dan fungsi tubuh secara keseluruhan.
- Kandungan Karbohidrat Kompleks
Singkong kaya akan karbohidrat kompleks, yang dicerna secara perlahan oleh tubuh. Proses pencernaan yang lambat ini menghasilkan pelepasan energi yang stabil dan berkelanjutan, berbeda dengan sumber karbohidrat sederhana yang menyebabkan lonjakan dan penurunan energi yang cepat. Energi berkelanjutan ini penting untuk aktivitas sehari-hari, fungsi kognitif, dan performa fisik.
- Glukosa sebagai Bahan Bakar Utama
Setelah dicerna, karbohidrat dalam singkong dipecah menjadi glukosa, yang merupakan bahan bakar utama bagi sel-sel tubuh. Glukosa digunakan untuk menghasilkan adenosin trifosfat (ATP), molekul energi yang mendukung berbagai proses fisiologis, mulai dari kontraksi otot hingga transmisi saraf. Ketersediaan glukosa yang cukup dari singkong membantu memastikan fungsi tubuh berjalan optimal.
- Penting bagi Aktivitas Fisik
Bagi individu yang aktif secara fisik, singkong dapat menjadi sumber energi yang berharga sebelum, selama, atau setelah berolahraga. Karbohidrat kompleks membantu mengisi kembali simpanan glikogen otot, yang terkuras selama aktivitas fisik. Konsumsi singkong dapat meningkatkan daya tahan, mengurangi kelelahan, dan mempercepat pemulihan setelah berolahraga.
- Pengganti Nasi atau Roti
Di banyak wilayah, singkong digunakan sebagai pengganti nasi atau roti sebagai sumber karbohidrat utama dalam makanan. Fleksibilitas ini memungkinkan individu untuk menggabungkan singkong ke dalam berbagai hidangan, menyediakan sumber energi yang beragam dan mudah diakses. Singkong dapat direbus, dipanggang, digoreng, atau diolah menjadi tepung untuk berbagai keperluan kuliner.
- Indeks Glikemik Sedang
Meskipun merupakan sumber karbohidrat, singkong memiliki indeks glikemik (IG) sedang. Ini berarti bahwa konsumsi singkong tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang drastis seperti makanan dengan IG tinggi. Namun, porsi yang dikonsumsi tetap perlu diperhatikan, terutama bagi penderita diabetes.
Dengan demikian, peran singkong sebagai sumber energi yang signifikan adalah salah satu aspek penting dari profil nutrisinya. Melalui kandungan karbohidrat kompleks dan kemampuannya menyediakan glukosa sebagai bahan bakar bagi tubuh, singkong berkontribusi pada tingkat energi yang stabil, performa fisik yang optimal, dan fungsi tubuh secara keseluruhan. Pemahaman tentang bagaimana singkong berfungsi sebagai sumber energi dapat membantu individu membuat pilihan makanan yang lebih tepat untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Kesehatan Pencernaan
Umbi tropis ini, selain sebagai sumber energi, memiliki potensi untuk mendukung sistem pencernaan yang sehat. Kandungan serat di dalamnya berperan penting dalam menjaga kelancaran proses pencernaan dan mencegah berbagai masalah terkait.
- Kandungan Serat yang Tinggi
Singkong mengandung serat makanan yang signifikan, baik serat larut maupun tidak larut. Serat tidak larut membantu menambah volume tinja, mempermudah pergerakan makanan melalui usus, dan mencegah konstipasi. Sementara serat larut dapat membantu mengatur kadar gula darah dan kolesterol, yang secara tidak langsung juga berkontribusi pada kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
- Prebiotik Alami
Beberapa jenis serat dalam singkong berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik (probiotik) yang hidup di usus. Dengan menyediakan makanan bagi bakteri baik, singkong dapat membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang penting untuk pencernaan yang sehat, penyerapan nutrisi yang optimal, dan sistem kekebalan tubuh yang kuat.
- Membantu Mengatasi Masalah Pencernaan
Konsumsi singkong dalam jumlah yang wajar dapat membantu meredakan beberapa masalah pencernaan seperti perut kembung, gas, dan diare. Serat membantu mengatur pergerakan usus dan mencegah penumpukan gas. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi berlebihan atau singkong yang tidak diolah dengan benar dapat menyebabkan efek sebaliknya.
- Mendukung Penyerapan Nutrisi
Dengan menjaga kesehatan saluran pencernaan, singkong secara tidak langsung juga mendukung penyerapan nutrisi yang optimal dari makanan. Usus yang sehat dapat menyerap nutrisi lebih efisien, memastikan tubuh mendapatkan semua vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, potensi umbi ini dalam mendukung kesehatan pencernaan tidak dapat diabaikan. Melalui kandungan serat dan efek prebiotiknya, umbi ini dapat berkontribusi pada pencernaan yang lancar, keseimbangan mikrobiota usus, dan penyerapan nutrisi yang optimal. Tentu saja, pengolahan yang tepat dan konsumsi dalam jumlah yang wajar tetap menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat ini.
Kaya Serat
Keunggulan kandungan serat pada umbi akar ini merupakan faktor signifikan yang berkontribusi pada beragam potensi positif yang ditawarkan. Keberadaan serat, baik larut maupun tidak larut, memainkan peran krusial dalam berbagai aspek kesehatan, menjadikannya elemen penting dalam mengoptimalkan potensi nutrisi umbi tersebut.
- Regulasi Sistem Pencernaan
Serat tidak larut meningkatkan volume tinja, memfasilitasi pergerakan usus, dan mencegah konstipasi. Hal ini menciptakan lingkungan pencernaan yang lebih efisien, mengurangi risiko masalah seperti kembung dan ketidaknyamanan. Sebagai contoh, konsumsi teratur dapat membantu individu dengan masalah pencernaan kronis merasakan perbaikan signifikan.
- Pengendalian Kadar Gula Darah
Serat larut memperlambat penyerapan glukosa ke dalam aliran darah, membantu menjaga kadar gula darah stabil setelah makan. Efek ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes atau mereka yang berisiko terkena penyakit tersebut, karena membantu mencegah lonjakan gula darah yang berbahaya. Studi menunjukkan bahwa diet tinggi serat dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
- Manajemen Berat Badan
Serat memberikan rasa kenyang lebih lama setelah makan, membantu mengurangi asupan kalori secara keseluruhan. Hal ini dapat berkontribusi pada manajemen berat badan yang efektif dan pencegahan obesitas. Individu yang mengonsumsi makanan tinggi serat cenderung merasa lebih puas dengan porsi yang lebih kecil.
- Kesehatan Jantung
Beberapa jenis serat dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, mengurangi risiko penyakit jantung. Serat mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegahnya diserap ke dalam tubuh. Penelitian epidemiologi menunjukkan korelasi antara asupan serat tinggi dan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.
- Dukungan Mikrobiota Usus
Serat berfungsi sebagai prebiotik, memberi makan bakteri baik di usus. Mikrobiota usus yang sehat penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh yang kuat. Keseimbangan mikrobiota yang baik dapat mengurangi risiko infeksi dan penyakit inflamasi.
Dengan demikian, kekayaan serat pada umbi ini menjadikannya lebih dari sekadar sumber energi. Peran serat dalam regulasi pencernaan, pengendalian gula darah, manajemen berat badan, kesehatan jantung, dan dukungan mikrobiota usus, secara kolektif berkontribusi pada potensi manfaat yang luas. Pemahaman tentang aspek ini dapat membantu individu membuat pilihan diet yang lebih tepat untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Kendalikan Gula Darah
Kemampuan untuk memoderasi kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dari potensi kebaikan yang ditawarkan umbi tropis ini. Mekanisme yang mendasari kemampuan ini melibatkan interaksi kompleks antara komponen nutrisi di dalamnya dan respons fisiologis tubuh.
- Indeks Glikemik Moderat
Meskipun mengandung karbohidrat, umbi ini memiliki indeks glikemik (IG) yang tergolong moderat. Ini berarti konsumsinya tidak menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah yang drastis dibandingkan makanan dengan IG tinggi. Hal ini penting dalam mencegah resistensi insulin dan komplikasi diabetes.
- Peran Serat Larut
Kandungan serat larut memperlambat penyerapan glukosa dari saluran pencernaan ke aliran darah. Proses ini membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil setelah makan, menghindari fluktuasi ekstrem yang dapat memicu masalah kesehatan.
- Resistensi Pati
Umbi yang dimasak dan didinginkan mengandung pati resisten, sejenis serat yang tidak dicerna di usus kecil. Pati resisten difermentasi oleh bakteri di usus besar, menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA) yang dapat meningkatkan sensitivitas insulin.
- Pengaruh Terhadap Sensitivitas Insulin
Konsumsi teratur dalam jumlah yang wajar dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin, yaitu kemampuan sel tubuh untuk merespons insulin dan menyerap glukosa dari darah. Peningkatan sensitivitas insulin mengurangi risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
- Pengaturan Pelepasan Glukosa
Kombinasi IG moderat, serat larut, dan pati resisten membantu mengatur pelepasan glukosa ke dalam aliran darah secara bertahap. Ini memberikan sumber energi yang berkelanjutan tanpa membebani sistem pengaturan glukosa tubuh.
- Pencegahan Hipoglikemia
Selain mencegah lonjakan glukosa darah, konsumsi juga dapat membantu mencegah hipoglikemia (kadar glukosa darah rendah) pada individu yang rentan. Pelepasan glukosa yang lambat dan stabil membantu menjaga kadar glukosa darah dalam rentang yang sehat.
Kemampuan memoderasi kadar glukosa darah merupakan salah satu aspek penting yang menjadikan umbi ini berpotensi bermanfaat bagi kesehatan. Interaksi antara komponen nutrisi di dalamnya menghasilkan efek sinergis yang mendukung pengaturan glukosa darah yang sehat, terutama bagi individu yang berisiko atau menderita diabetes.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Kemampuan sistem imun dalam melindungi tubuh dari serangan patogen merupakan faktor penting dalam menjaga kesehatan. Konsumsi makanan yang mendukung fungsi imun, seperti umbi akar tertentu, dapat berkontribusi signifikan terhadap ketahanan tubuh secara keseluruhan.
- Sumber Vitamin C
Umbi ini mengandung vitamin C, nutrisi esensial yang berperan penting dalam fungsi imun. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas. Asupan vitamin C yang cukup mendukung produksi dan fungsi sel darah putih, yang berperan dalam melawan infeksi.
- Kandungan Antioksidan Lain
Selain vitamin C, umbi ini juga mengandung senyawa antioksidan lain, seperti flavonoid dan polifenol. Antioksidan ini membantu menetralkan radikal bebas yang dapat melemahkan sistem imun. Dengan mengurangi stres oksidatif, antioksidan mendukung fungsi sel imun yang optimal.
- Peran Serat dalam Kesehatan Usus
Kandungan seratnya mendukung kesehatan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang seimbang berperan penting dalam sistem imun, karena sebagian besar sel imun berada di saluran pencernaan. Serat membantu memelihara bakteri baik di usus, yang menghasilkan senyawa yang meningkatkan fungsi imun dan mengurangi peradangan.
- Dukungan Produksi Sel Imun
Nutrisi yang terkandung di dalamnya, termasuk vitamin dan mineral, dapat mendukung produksi dan aktivitas sel-sel imun seperti limfosit dan makrofag. Sel-sel imun ini berperan penting dalam mengenali dan menghancurkan patogen yang masuk ke dalam tubuh.
- Efek Anti-Inflamasi
Beberapa senyawa dalam umbi ini memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat membantu mengurangi peradangan kronis yang dapat melemahkan sistem imun. Dengan mengurangi peradangan, sistem imun dapat berfungsi lebih efisien dalam melawan infeksi.
Dengan demikian, potensi umbi ini dalam meningkatkan kekebalan tubuh berasal dari kombinasi kandungan vitamin C, antioksidan, serat, dan senyawa anti-inflamasi. Konsumsi teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan dukungan yang berharga bagi sistem imun, membantu melindungi tubuh dari berbagai penyakit infeksi.
Sumber Vitamin C
Keberadaan vitamin C di dalam umbi tropis ini memiliki korelasi signifikan dengan nilai gizi dan potensi kesehatan yang dimilikinya. Vitamin C, atau asam askorbat, merupakan nutrisi esensial yang tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh manusia, sehingga asupan dari sumber eksternal, seperti makanan, menjadi krusial. Dalam konteks umbi ini, kandungan vitamin C berkontribusi pada sejumlah manfaat penting bagi kesehatan secara keseluruhan.
Vitamin C dikenal luas sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat memicu stres oksidatif, yang terkait dengan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini. Dengan menetralkan radikal bebas, vitamin C membantu menjaga integritas sel dan jaringan tubuh, termasuk sel-sel sistem kekebalan tubuh.
Selain sebagai antioksidan, vitamin C juga berperan penting dalam meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Nutrisi ini mendukung produksi dan aktivitas sel darah putih, seperti limfosit dan fagosit, yang bertanggung jawab untuk melawan infeksi dan penyakit. Vitamin C juga membantu meningkatkan produksi antibodi, protein yang mengenali dan menetralkan patogen. Asupan vitamin C yang cukup dapat membantu memperpendek durasi dan mengurangi tingkat keparahan infeksi saluran pernapasan, seperti flu dan pilek.
Lebih lanjut, vitamin C berperan dalam sintesis kolagen, protein struktural penting yang menyusun kulit, tulang, tendon, dan pembuluh darah. Kolagen membantu menjaga elastisitas dan kekuatan jaringan-jaringan ini, yang penting untuk kesehatan kulit, persendian, dan sistem kardiovaskular. Vitamin C juga berperan dalam penyerapan zat besi dari makanan nabati, membantu mencegah anemia defisiensi besi.
Meskipun kandungan vitamin C di dalam umbi ini mungkin tidak setinggi buah-buahan seperti jeruk atau stroberi, keberadaannya tetap memberikan kontribusi positif terhadap nilai gizi dan potensi kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi yang wajar, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat membantu memenuhi kebutuhan vitamin C harian dan mendukung berbagai fungsi tubuh yang penting.
Potensi Antioksidan
Kandungan senyawa bioaktif pada umbi tropis ini menghadirkan potensi antioksidan yang signifikan, berkontribusi pada keseluruhan profil manfaatnya. Keberadaan antioksidan ini memainkan peran penting dalam menetralkan radikal bebas dan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
- Senyawa Fenolik
Umbi ini mengandung senyawa fenolik, seperti asam klorogenat dan flavonoid, yang memiliki aktivitas antioksidan kuat. Senyawa ini bekerja dengan mendonorkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak molekul penting dalam sel. Contohnya, asam klorogenat telah terbukti melindungi sel-sel hati dari kerusakan oksidatif.
- Vitamin C sebagai Antioksidan
Vitamin C, yang juga terdapat di dalamnya, merupakan antioksidan larut air yang melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas dalam cairan tubuh. Vitamin C membantu meregenerasi antioksidan lain, seperti vitamin E, sehingga memperkuat pertahanan antioksidan tubuh. Konsumsi yang cukup dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan stres oksidatif.
- Karotenoid
Beberapa varietas umbi ini, terutama yang berwarna kuning atau oranye, mengandung karotenoid, seperti beta-karoten, yang merupakan prekursor vitamin A dan juga berfungsi sebagai antioksidan. Karotenoid membantu melindungi sel-sel dari kerusakan akibat sinar ultraviolet dan polusi lingkungan.
- Perlindungan Terhadap Stres Oksidatif
Dengan adanya antioksidan ini, konsumsi umbi ini dapat membantu melindungi tubuh dari stres oksidatif, kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya. Stres oksidatif dikaitkan dengan berbagai penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit Alzheimer.
- Dukungan Sistem Kekebalan Tubuh
Antioksidan dalam umbi ini juga berperan dalam mendukung sistem kekebalan tubuh. Radikal bebas dapat merusak sel-sel imun, sehingga mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Antioksidan membantu melindungi sel-sel imun dan memastikan fungsi yang optimal.
Potensi antioksidan yang dimiliki umbi ini, yang berasal dari senyawa fenolik, vitamin C, dan karotenoid, merupakan kontributor penting bagi manfaat kesehatannya secara keseluruhan. Melalui perlindungan terhadap stres oksidatif dan dukungan terhadap sistem kekebalan tubuh, konsumsi umbi ini dapat menjadi bagian dari strategi untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit kronis.
Tips Mengoptimalkan Konsumsi Umbi Tropis
Umbi akar ini, meski mudah didapatkan, memerlukan perhatian khusus dalam pengolahan dan konsumsi untuk memaksimalkan manfaatnya dan menghindari potensi risiko.
Tip 1: Pilih Varietas yang Tepat dan Segar
Tidak semua varietas umbi ini memiliki kandungan nutrisi yang sama. Pilih varietas yang dikenal memiliki daging berwarna kuning atau oranye, karena umumnya mengandung lebih banyak karotenoid. Pastikan umbi yang dipilih segar, tidak memar, dan tidak berjamur.
Tip 2: Lakukan Pengolahan yang Tepat untuk Menghilangkan Sianida
Umbi ini mengandung senyawa sianida yang dapat berbahaya jika dikonsumsi mentah atau tidak diolah dengan benar. Proses perebusan, pengukusan, atau perendaman dalam air selama beberapa waktu sebelum dimasak dapat membantu mengurangi kadar sianida. Pastikan umbi benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
Tip 3: Konsumsi dalam Jumlah Moderat sebagai Bagian dari Diet Seimbang
Meskipun memiliki potensi manfaat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan atau efek samping lainnya. Batasi konsumsi dalam porsi yang wajar dan kombinasikan dengan sumber nutrisi lain seperti protein, lemak sehat, sayuran, dan buah-buahan untuk memastikan diet yang seimbang.
Tip 4: Pertimbangkan Kondisi Kesehatan Individual
Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes atau gangguan ginjal, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi umbi ini secara rutin. Konsumsi dapat mempengaruhi kadar gula darah atau fungsi ginjal pada beberapa individu.
Dengan mengikuti tips ini, konsumsi umbi ini dapat dioptimalkan untuk memberikan manfaat kesehatan yang maksimal tanpa menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. Perhatian terhadap pemilihan, pengolahan, dan porsi konsumsi merupakan kunci untuk menikmati kebaikan umbi tropis ini.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Sejumlah penelitian telah meneliti efek konsumsi umbi tropis ini terhadap berbagai aspek kesehatan. Studi-studi ini, meskipun beragam dalam metodologi dan fokus, secara kolektif memberikan gambaran tentang potensi manfaatnya.
Salah satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Food Science meneliti pengaruh konsumsi umbi ini terhadap kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi umbi yang diolah dengan benar dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil setelah makan, dibandingkan dengan konsumsi sumber karbohidrat lain yang memiliki indeks glikemik tinggi. Studi ini menekankan pentingnya pengolahan yang tepat untuk menghilangkan senyawa sianida dan memaksimalkan manfaatnya.
Studi lain yang dipublikasikan dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition meneliti efek konsumsi umbi ini terhadap kesehatan pencernaan. Penelitian ini menemukan bahwa kandungan serat yang tinggi dalam umbi ini dapat membantu meningkatkan volume tinja, memperlancar pergerakan usus, dan mencegah konstipasi. Studi ini juga menyoroti potensi umbi ini sebagai sumber prebiotik, yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
Namun, perlu dicatat bahwa beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi berlebihan atau pengolahan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping, seperti gangguan pencernaan atau keracunan sianida. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi umbi ini dalam jumlah yang wajar dan memastikan pengolahan yang benar.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya potensi dan risiko konsumsi umbi tropis ini. Studi-studi yang ada memberikan dasar yang kuat untuk penelitian lebih lanjut, dan menekankan pentingnya pengolahan yang tepat dan konsumsi yang moderat.