Ketahui 7 Manfaat Durian & Efek Samping, Fakta yang Wajib Kamu Intip!
Kamis, 19 Juni 2025 oleh journal
Konsumsi buah durian menghadirkan serangkaian keuntungan bagi kesehatan tubuh, mulai dari sumber energi yang kaya hingga kandungan nutrisi yang beragam. Namun, perlu diperhatikan bahwa konsumsi berlebihan atau kondisi kesehatan tertentu dapat menimbulkan dampak negatif, seperti peningkatan kadar gula darah atau gangguan pencernaan. Pemahaman akan kedua aspek ini penting agar konsumsi buah ini dapat dilakukan secara bijak dan aman.
Durian, meskipun lezat, perlu dinikmati dengan moderasi. Manfaatnya memang ada, namun potensi efek sampingnya juga signifikan, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Pertimbangkan porsi dan frekuensi konsumsi untuk meminimalkan risiko, ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.
- Dr. Amelia Rahmawati
Buah eksotis ini telah lama dikenal dalam budaya kuliner Asia Tenggara. Namun, di balik kelezatannya, terdapat kompleksitas terkait dampak kesehatannya. Beberapa penelitian menunjukkan adanya potensi manfaat, sementara yang lain menyoroti risiko yang perlu diperhatikan.
Durian kaya akan nutrisi, termasuk vitamin C, kalium, serat, dan berbagai senyawa antioksidan seperti polifenol. Senyawa-senyawa ini berperan dalam menangkal radikal bebas, yang dapat mengurangi risiko penyakit kronis. Kalium penting untuk menjaga tekanan darah yang sehat, sementara serat mendukung pencernaan yang lancar. Namun, durian juga memiliki kandungan gula dan kalori yang tinggi. Konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang berisiko bagi penderita diabetes atau resistensi insulin. Selain itu, kandungan lemaknya yang cukup tinggi perlu diperhatikan bagi individu yang sedang menjaga berat badan atau memiliki masalah kolesterol.
Beberapa penelitian juga mengindikasikan adanya senyawa sulfur dalam durian yang berkontribusi pada aromanya yang khas. Senyawa ini, dalam jumlah tertentu, dapat memiliki efek anti-inflamasi. Akan tetapi, interaksinya dengan alkohol atau obat-obatan tertentu masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Bagi sebagian orang, durian dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kembung atau sakit perut. Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi durian dalam jumlah sedang dan memperhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsinya. Individu dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit ginjal, atau gangguan pencernaan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi durian.
Manfaat Buah Durian dan Efek Sampingnya
Pemahaman mendalam mengenai manfaat dan potensi efek samping buah durian esensial untuk memaksimalkan keuntungan nutrisinya sambil meminimalkan risiko kesehatan. Identifikasi manfaat utama berikut memberikan panduan penting dalam konsumsi yang bijak.
- Sumber energi instan.
- Kaya antioksidan.
- Mendukung kesehatan tulang.
- Meningkatkan mood (sementara).
- Menjaga tekanan darah.
- Serat untuk pencernaan.
- Membantu atasi anemia.
Manfaat-manfaat tersebut berakar pada kandungan nutrisi durian, seperti karbohidrat, vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif. Contohnya, kandungan kalium berperan dalam mengatur tekanan darah, sementara serat mendukung kesehatan pencernaan. Namun, kandungan gula dan kalori yang tinggi menuntut konsumsi yang terkontrol, terutama bagi individu dengan diabetes atau masalah berat badan. Kesadaran akan kedua sisi ini memastikan durian dinikmati sebagai bagian dari pola makan seimbang, bukan sebagai pengganti nutrisi penting lainnya.
Sumber energi instan.
Kandungan karbohidrat yang tinggi pada durian berperan sebagai sumber energi yang cepat bagi tubuh. Karbohidrat sederhana, seperti fruktosa dan glukosa, mudah dipecah dan diserap oleh tubuh, menghasilkan lonjakan energi yang segera terasa. Efek ini dapat bermanfaat bagi individu yang membutuhkan dorongan energi instan, misalnya sebelum berolahraga atau saat merasa lelah. Namun, penting untuk dicatat bahwa lonjakan energi ini bersifat sementara dan dapat diikuti oleh penurunan kadar gula darah yang tiba-tiba, yang berpotensi menyebabkan rasa lemas atau lesu. Oleh karena itu, konsumsi durian sebagai sumber energi sebaiknya diimbangi dengan asupan nutrisi lain yang lebih stabil untuk menjaga kadar gula darah tetap seimbang. Selain itu, individu dengan diabetes atau resistensi insulin harus berhati-hati terhadap potensi peningkatan kadar gula darah yang cepat akibat konsumsi durian, dan sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsinya secara teratur.
Kaya antioksidan.
Kandungan antioksidan yang melimpah pada buah durian berkontribusi signifikan terhadap profil kesehatan secara keseluruhan, yang mana merupakan aspek penting dalam pembahasan manfaat dan potensi risiko konsumsi buah ini. Antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid, berperan dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat merusak sel-sel tubuh dan memicu peradangan kronis. Paparan radikal bebas dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit Alzheimer. Dengan kemampuannya untuk menangkal radikal bebas, antioksidan dalam durian dapat membantu mengurangi stres oksidatif, melindungi sel-sel dari kerusakan, dan berpotensi menurunkan risiko penyakit-penyakit tersebut. Namun, perlu diingat bahwa meskipun durian kaya akan antioksidan, konsumsi buah ini tetap harus seimbang dan tidak menggantikan sumber antioksidan lain dari buah-buahan dan sayuran yang beragam. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami efektivitas dan mekanisme kerja antioksidan dalam durian dalam mencegah atau mengobati penyakit tertentu. Bagi individu yang memiliki kondisi kesehatan tertentu atau sedang menjalani pengobatan, konsultasi dengan dokter atau ahli gizi disarankan sebelum mengonsumsi durian secara teratur, terutama dalam jumlah besar.
Mendukung kesehatan tulang.
Kesehatan tulang merupakan aspek vital dari kesehatan secara keseluruhan, dan kontribusi nutrisi yang tepat dapat memengaruhi kekuatan dan kepadatan tulang. Meskipun durian dikenal karena kandungan kalori dan aroma yang kuat, beberapa nutrisi di dalamnya berpotensi mendukung kesehatan tulang. Namun, penting untuk mempertimbangkan keseluruhan profil nutrisi dan potensi efek sampingnya.
- Kandungan Mineral Esensial
Durian mengandung mineral seperti magnesium, kalium, dan mangan, yang berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang. Magnesium membantu penyerapan kalsium, mineral utama pembentuk tulang, sementara kalium berkontribusi dalam mengurangi ekskresi kalsium melalui urin. Mangan terlibat dalam produksi kolagen, protein yang memberikan struktur dan kekuatan pada tulang. Kekurangan mineral-mineral ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.
- Sumber Kalium
Kalium memiliki peran dalam menyeimbangkan tingkat keasaman dalam tubuh. Tingkat keasaman yang terlalu tinggi dapat menyebabkan tubuh menarik kalsium dari tulang untuk menetralkannya, yang pada akhirnya dapat melemahkan tulang. Dengan membantu menjaga keseimbangan pH, kalium dari durian dapat berkontribusi dalam melindungi kepadatan tulang. Namun, efek ini perlu diteliti lebih lanjut, dan asupan kalium yang cukup dari sumber lain juga penting.
- Vitamin C dan Pembentukan Kolagen
Vitamin C, yang juga terdapat dalam durian, berperan penting dalam sintesis kolagen. Kolagen adalah protein struktural utama dalam tulang, memberikan fleksibilitas dan kekuatan. Kekurangan vitamin C dapat mengganggu produksi kolagen, yang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh dan rentan patah. Namun, kandungan vitamin C dalam durian tidak setinggi buah-buahan lain seperti jeruk atau stroberi, sehingga konsumsi sumber vitamin C lain tetap dianjurkan.
- Keseimbangan Nutrisi Penting
Meskipun durian menyediakan beberapa nutrisi yang mendukung kesehatan tulang, penting untuk diingat bahwa kesehatan tulang bergantung pada kombinasi berbagai faktor, termasuk asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, aktivitas fisik yang teratur, dan faktor genetik. Durian tidak dapat menggantikan kebutuhan akan nutrisi-nutrisi penting lainnya, dan konsumsi berlebihan dapat menimbulkan efek samping yang merugikan.
Meskipun durian mengandung nutrisi yang berpotensi mendukung kesehatan tulang, manfaat ini harus dilihat dalam konteks keseluruhan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Konsumsi durian secara moderat, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya akan kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya, dapat berkontribusi pada kesehatan tulang. Namun, individu dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang berisiko osteoporosis sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai.
Meningkatkan mood (sementara).
Efek peningkatan suasana hati yang bersifat sementara merupakan salah satu aspek yang sering dikaitkan dengan konsumsi durian. Meskipun bukan manfaat kesehatan yang utama, dampak ini tetap relevan dalam mempertimbangkan keseluruhan pengalaman dan potensi efek samping yang mungkin timbul.
- Triptofan dan Produksi Serotonin
Durian mengandung triptofan, sebuah asam amino esensial yang merupakan prekursor serotonin, neurotransmitter yang berperan dalam mengatur suasana hati dan perasaan senang. Konsumsi durian dapat meningkatkan kadar triptofan dalam tubuh, yang berpotensi memicu produksi serotonin dan menghasilkan perasaan rileks dan bahagia. Namun, efek ini bersifat sementara dan dipengaruhi oleh faktor-faktor individu seperti metabolisme dan kondisi kesehatan mental.
- Kandungan Gula dan Pelepasan Endorfin
Kandungan gula yang tinggi dalam durian dapat memicu pelepasan endorfin, senyawa kimia alami yang memiliki efek analgesik dan euforia. Lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsi durian dapat menyebabkan perasaan senang dan berenergi, namun efek ini bersifat singkat dan dapat diikuti oleh penurunan kadar gula darah yang menyebabkan perasaan lelah dan lesu. Bagi individu dengan diabetes atau resistensi insulin, efek ini dapat menjadi masalah.
- Pengalaman Sensori dan Asosiasi Positif
Aroma dan rasa durian yang unik dan kuat dapat memicu respons emosional yang positif pada sebagian orang. Pengalaman sensori ini dapat terkait dengan kenangan atau asosiasi positif, seperti perayaan atau kebersamaan dengan keluarga dan teman. Efek ini bersifat subjektif dan bervariasi antar individu, tergantung pada latar belakang budaya dan pengalaman pribadi.
- Potensi Efek Plasebo
Keyakinan dan harapan terhadap efek durian dapat berperan dalam meningkatkan suasana hati. Jika seseorang meyakini bahwa durian akan membuatnya merasa lebih baik, efek plasebo dapat berkontribusi pada peningkatan suasana hati yang dirasakan. Efek ini bersifat psikologis dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti sugesti dan ekspektasi.
Efek peningkatan suasana hati yang bersifat sementara setelah mengonsumsi durian merupakan hasil interaksi kompleks antara faktor-faktor biologis, psikologis, dan sensori. Meskipun efek ini dapat menyenangkan, penting untuk diingat bahwa durian juga memiliki potensi efek samping, terutama jika dikonsumsi berlebihan atau oleh individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Konsumsi durian sebaiknya dilakukan secara moderat dan sebagai bagian dari pola makan seimbang, dengan mempertimbangkan potensi manfaat dan risikonya.
Menjaga tekanan darah.
Peran buah durian dalam menjaga tekanan darah menjadi pertimbangan penting dalam evaluasi manfaat dan risiko konsumsinya. Potensi dampak ini terutama berasal dari kandungan kalium yang signifikan dalam buah tersebut. Kalium merupakan mineral esensial yang berfungsi sebagai elektrolit, membantu mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh serta berkontribusi pada fungsi saraf dan otot yang optimal. Salah satu fungsi kalium yang paling krusial adalah kemampuannya untuk menetralkan efek natrium, mineral lain yang sering dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah.
Natrium, yang umumnya ditemukan dalam garam dapur, cenderung menahan cairan dalam tubuh. Kelebihan natrium dapat meningkatkan volume darah, yang pada gilirannya meningkatkan tekanan pada dinding arteri. Kalium membantu mengurangi efek ini dengan mendorong ekskresi natrium melalui urin, sehingga mengurangi volume darah dan menurunkan tekanan darah. Mekanisme ini menjadikan kalium sebagai nutrisi penting dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efek kalium dalam durian terhadap tekanan darah tidak bersifat tunggal dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Konsumsi durian yang berlebihan, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit ginjal, dapat menyebabkan hiperkalemia, kondisi di mana kadar kalium dalam darah terlalu tinggi. Hiperkalemia dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan komplikasi serius lainnya. Oleh karena itu, konsumsi durian harus dilakukan secara moderat, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya secara teratur.
Selain itu, perlu diperhatikan bahwa durian juga mengandung gula dan kalori yang cukup tinggi. Konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada peningkatan berat badan dan masalah kesehatan lainnya yang secara tidak langsung dapat memengaruhi tekanan darah. Oleh karena itu, manfaat kalium dalam durian untuk menjaga tekanan darah perlu diimbangi dengan kesadaran akan potensi efek samping lainnya, dan konsumsi harus dilakukan sebagai bagian dari pola makan yang seimbang dan gaya hidup yang sehat.
Serat untuk pencernaan.
Kandungan serat dalam buah durian memainkan peran penting dalam konteks dampak kesehatan secara keseluruhan. Asupan serat yang cukup esensial bagi fungsi pencernaan yang optimal, dan keberadaannya dalam durian memberikan kontribusi terhadap potensi manfaat serta efek samping yang mungkin timbul akibat konsumsi buah ini.
- Meningkatkan Pergerakan Usus
Serat, khususnya serat tidak larut, meningkatkan volume tinja dan mempercepat pergerakan usus. Proses ini membantu mencegah konstipasi dan mempromosikan keteraturan buang air besar. Dalam konteks konsumsi durian, serat dapat membantu meringankan potensi efek samping pencernaan yang mungkin timbul akibat kandungan gula dan lemaknya yang tinggi.
- Menyeimbangkan Mikroflora Usus
Serat juga berperan sebagai prebiotik, menyediakan makanan bagi bakteri baik dalam usus. Keseimbangan mikroflora usus yang sehat penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh. Konsumsi durian, dengan kandungan seratnya, dapat berkontribusi pada kesehatan mikroflora usus, meskipun efek ini mungkin bervariasi antar individu.
- Mengontrol Kadar Gula Darah
Serat larut dapat membantu memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah. Hal ini dapat membantu mencegah lonjakan kadar gula darah setelah mengonsumsi durian, yang penting bagi individu dengan diabetes atau resistensi insulin. Namun, penting untuk diingat bahwa durian tetap mengandung gula yang signifikan, sehingga konsumsi harus tetap terkontrol.
- Potensi Efek Samping
Meskipun serat umumnya bermanfaat, konsumsi serat berlebihan, terutama jika tidak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, dapat menyebabkan efek samping seperti kembung, gas, dan sakit perut. Individu yang tidak terbiasa mengonsumsi serat dalam jumlah tinggi mungkin lebih rentan terhadap efek samping ini setelah mengonsumsi durian.
Dengan mempertimbangkan peran serat dalam pencernaan, konsumsi durian dapat memberikan manfaat bagi kesehatan pencernaan, namun juga berpotensi menimbulkan efek samping jika tidak dikonsumsi dengan bijak. Pemahaman akan interaksi antara serat, kandungan gula, dan lemak dalam durian penting untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko kesehatan.
Membantu atasi anemia.
Potensi buah durian dalam membantu mengatasi anemia merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dalam konteks manfaat dan efek sampingnya. Meskipun bukan solusi utama, kandungan nutrisi tertentu dalam durian dapat berkontribusi pada penanganan kondisi ini, namun dengan catatan dan batasan tertentu.
- Kandungan Zat Besi
Durian mengandung zat besi, mineral penting yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi merupakan penyebab utama anemia defisiensi besi. Konsumsi durian dapat membantu meningkatkan asupan zat besi, meskipun jumlahnya relatif kecil dibandingkan sumber zat besi yang lebih baik seperti daging merah atau sayuran hijau.
- Vitamin C dan Penyerapan Zat Besi
Durian juga mengandung vitamin C, yang berperan penting dalam meningkatkan penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati) dalam tubuh. Kombinasi zat besi dan vitamin C dalam durian dapat meningkatkan efisiensi penyerapan zat besi, meskipun efek ini mungkin tidak signifikan jika dibandingkan dengan suplementasi zat besi atau konsumsi sumber zat besi hewani.
- Folat (Vitamin B9)
Folat, juga dikenal sebagai vitamin B9, penting untuk produksi sel darah merah yang sehat. Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik. Durian mengandung folat dalam jumlah sedang, yang dapat berkontribusi pada pencegahan kekurangan folat, terutama jika dikonsumsi sebagai bagian dari diet yang bervariasi.
- Potensi Interaksi dengan Kondisi Kesehatan
Individu dengan anemia perlu mempertimbangkan potensi interaksi antara durian dan kondisi kesehatan mereka. Kandungan gula yang tinggi dalam durian dapat menjadi perhatian bagi penderita diabetes, yang mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena anemia. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi disarankan untuk menentukan apakah konsumsi durian sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan individu.
- Bukan Pengganti Pengobatan Medis
Penting untuk ditekankan bahwa konsumsi durian tidak boleh dijadikan sebagai pengganti pengobatan medis untuk anemia. Anemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan diagnosis serta pengobatan yang tepat memerlukan evaluasi medis yang komprehensif. Durian dapat menjadi bagian dari pendekatan nutrisi yang mendukung pengobatan anemia, tetapi tidak dapat menggantikan terapi yang diresepkan oleh dokter.
Meskipun durian mengandung nutrisi yang berpotensi membantu mengatasi anemia, manfaat ini harus dilihat dalam konteks keseluruhan pola makan dan kondisi kesehatan individu. Konsumsi durian secara moderat, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya akan zat besi, vitamin C, dan folat, dapat berkontribusi pada pencegahan dan penanganan anemia. Namun, individu dengan anemia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dan memastikan bahwa mereka menerima pengobatan yang tepat.
Tips Konsumsi yang Bijak
Memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul memerlukan pendekatan yang terinformasi dan bijaksana. Pertimbangkan panduan berikut untuk memastikan pengalaman konsumsi yang aman dan menyenangkan.
Tip 1: Batasi Porsi dan Frekuensi Konsumsi:
Konsumsi berlebihan dapat memicu efek samping yang tidak diinginkan. Batasi porsi hingga beberapa potong saja dalam sekali makan, dan hindari konsumsi harian. Pemberian jeda antar konsumsi memungkinkan tubuh memproses nutrisi secara optimal.
Tip 2: Perhatikan Kondisi Kesehatan Individual:
Individu dengan diabetes, penyakit ginjal, masalah pencernaan, atau kondisi medis lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi. Potensi interaksi dengan obat-obatan atau kondisi yang mendasari perlu dievaluasi dengan cermat.
Tip 3: Kombinasikan dengan Makanan Seimbang:
Jangan menjadikan durian sebagai satu-satunya sumber nutrisi. Kombinasikan dengan makanan lain yang kaya serat, protein, dan vitamin untuk memastikan asupan nutrisi yang lengkap dan seimbang. Hal ini membantu meminimalkan lonjakan kadar gula darah dan memaksimalkan manfaat kesehatan.
Tip 4: Hindari Konsumsi Bersamaan dengan Alkohol:
Kombinasi durian dan alkohol dapat membebani hati dan menyebabkan gangguan pencernaan. Hindari mengonsumsi keduanya secara bersamaan untuk mencegah potensi komplikasi kesehatan.
Tip 5: Perhatikan Reaksi Tubuh:
Setiap individu bereaksi berbeda terhadap makanan. Perhatikan bagaimana tubuh merespons setelah mengonsumsi durian. Jika timbul gejala yang tidak menyenangkan seperti kembung, sakit perut, atau alergi, hentikan konsumsi dan konsultasikan dengan dokter jika perlu.
Dengan mengikuti panduan ini, konsumsi dapat menjadi pengalaman yang aman dan bermanfaat. Kesadaran akan potensi manfaat dan risiko, serta pendekatan yang bijaksana, merupakan kunci untuk menikmati kelezatan buah ini tanpa mengorbankan kesehatan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Kajian ilmiah mengenai dampak konsumsi durian pada kesehatan manusia masih terus berkembang. Sejumlah studi kasus dan penelitian observasional telah memberikan wawasan awal, namun diperlukan uji klinis terkontrol lebih lanjut untuk memberikan kesimpulan yang lebih definitif. Beberapa penelitian menyoroti potensi manfaat terkait kandungan nutrisi spesifik, sementara yang lain menekankan perlunya kewaspadaan terhadap risiko potensial, terutama bagi individu dengan kondisi kesehatan tertentu.
Sebuah studi kasus yang dipublikasikan dalam Jurnal Kedokteran Asia melaporkan seorang pasien diabetes tipe 2 mengalami peningkatan kadar gula darah yang signifikan setelah mengonsumsi durian dalam jumlah besar. Meskipun studi ini tidak membuktikan hubungan sebab-akibat secara langsung, temuan ini menyoroti pentingnya pemantauan kadar gula darah bagi penderita diabetes yang mengonsumsi durian. Di sisi lain, penelitian in vitro yang dilakukan oleh Universitas Pertanian Bogor menemukan bahwa ekstrak durian menunjukkan aktivitas antioksidan yang menjanjikan, yang berpotensi melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas. Namun, efektivitas antioksidan ini pada manusia masih perlu diteliti lebih lanjut.
Terdapat perdebatan yang sedang berlangsung dalam komunitas ilmiah mengenai dampak durian terhadap tekanan darah. Beberapa penelitian observasional menunjukkan bahwa konsumsi durian secara teratur dikaitkan dengan tekanan darah yang lebih rendah, yang mungkin disebabkan oleh kandungan kaliumnya. Namun, studi lain tidak menemukan hubungan yang signifikan, dan beberapa ahli berpendapat bahwa kandungan gula dan kalori durian dapat memiliki efek yang berlawanan. Perbedaan ini menyoroti kompleksitas hubungan antara konsumsi durian dan kesehatan kardiovaskular.
Penting untuk mendekati bukti ilmiah yang tersedia dengan sikap kritis dan mempertimbangkan keterbatasan setiap studi. Studi kasus seringkali hanya memberikan bukti anekdotal, sementara penelitian observasional tidak dapat membuktikan hubungan sebab-akibat. Uji klinis terkontrol, yang melibatkan kelompok kontrol dan intervensi yang terstandarisasi, diperlukan untuk memberikan bukti yang lebih kuat mengenai manfaat dan risiko konsumsi durian. Sementara itu, individu disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang dipersonalisasi berdasarkan kondisi kesehatan mereka masing-masing.