Ketahui 7 Manfaat & Kandungan Buah Jeruk yang Bikin Kamu Penasaran!
Sabtu, 7 Juni 2025 oleh journal
Jeruk, sebagai sumber vitamin C yang terkenal, memiliki komposisi nutrisi yang beragam. Komponen-komponen seperti vitamin, mineral, serat, dan antioksidan terkandung di dalamnya. Keberadaan zat-zat tersebut memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh, mulai dari meningkatkan sistem kekebalan hingga membantu menjaga kesehatan jantung dan pencernaan. Konsumsi buah ini secara teratur dapat memberikan dampak yang baik bagi kesejahteraan secara keseluruhan.
"Konsumsi rutin jeruk dapat memberikan dampak signifikan bagi kesehatan. Kandungan nutrisinya yang kaya berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh yang optimal," ujar Dr. Amelia Rahman, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Rahman menambahkan, "Manfaat jeruk tidak hanya terbatas pada peningkatan imunitas. Komponen aktif di dalamnya, seperti flavonoid dan vitamin C, memiliki efek antioksidan yang kuat, melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas."
Kandungan nutrisi pada jeruk menawarkan sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan. Senyawa aktif seperti hesperidin, naringenin (flavonoid), dan asam askorbat (vitamin C) bekerja sinergis untuk mendukung kesehatan. Hesperidin, misalnya, telah terbukti dapat meningkatkan kesehatan pembuluh darah dan mengurangi peradangan. Vitamin C berperan krusial dalam sintesis kolagen, meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, dan bertindak sebagai antioksidan. Konsumsi satu hingga dua buah jeruk per hari, sebagai bagian dari diet seimbang, direkomendasikan untuk mendapatkan manfaat optimal.
Kandungan Buah Jeruk dan Manfaatnya
Buah jeruk, kaya akan nutrisi esensial, menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi kesehatan. Kandungan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif di dalamnya berkontribusi pada berbagai fungsi tubuh. Berikut adalah tujuh manfaat utama yang didapatkan dari konsumsi jeruk:
- Meningkatkan Imunitas
- Kesehatan Jantung
- Pencernaan Lancar
- Kulit Sehat
- Antioksidan Kuat
- Mencegah Batu Ginjal
- Mengurangi Peradangan
Manfaat-manfaat tersebut saling terkait dan berasal dari komposisi unik jeruk. Sebagai contoh, kandungan vitamin C yang tinggi tidak hanya meningkatkan sistem kekebalan tubuh, tetapi juga berperan dalam produksi kolagen untuk kulit yang sehat. Serat dalam jeruk membantu melancarkan pencernaan, sementara antioksidan melindungi sel-sel dari kerusakan. Kombinasi nutrisi ini menjadikan jeruk sebagai buah yang berharga untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh.
Meningkatkan Imunitas
Kapasitas buah jeruk dalam meningkatkan imunitas tubuh berakar pada profil nutrisinya yang kaya, terutama kandungan vitamin C yang signifikan. Vitamin C berperan krusial dalam stimulasi produksi dan fungsi sel darah putih, komponen penting dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih, termasuk limfosit dan fagosit, bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan menetralkan patogen asing seperti virus dan bakteri. Asam askorbat, atau vitamin C, bertindak sebagai antioksidan, melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif yang dapat menghambat kinerjanya. Selain itu, vitamin C mendukung integritas lapisan epitel, seperti lapisan kulit dan saluran pernapasan, yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama terhadap infeksi. Konsumsi jeruk secara teratur menyediakan dosis vitamin C yang berkelanjutan, membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap responsif dan efisien dalam melawan penyakit.
Kesehatan Jantung
Kesehatan jantung, sebagai fondasi kesejahteraan fisik, dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup dan nutrisi. Konsumsi buah jeruk, dengan kandungan nutrisi spesifiknya, memberikan kontribusi positif terhadap pemeliharaan fungsi kardiovaskular yang optimal.
- Flavonoid dan Perlindungan Pembuluh Darah
Flavonoid, khususnya hesperidin yang melimpah dalam jeruk, memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa ini membantu melindungi lapisan endotel pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas dan peradangan kronis. Endotel yang sehat berperan penting dalam menjaga kelancaran aliran darah dan mencegah pembentukan plak aterosklerosis.
- Kalium dan Regulasi Tekanan Darah
Jeruk merupakan sumber kalium yang baik, mineral esensial yang berperan dalam mengatur tekanan darah. Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium dalam tubuh, sehingga membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko hipertensi. Tekanan darah yang terkontrol merupakan faktor krusial dalam mencegah penyakit jantung.
- Serat dan Pengendalian Kolesterol
Kandungan serat dalam jeruk, terutama serat larut seperti pektin, berkontribusi dalam menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Serat larut mengikat kolesterol dalam saluran pencernaan dan mencegah penyerapannya ke dalam aliran darah. Pengendalian kadar kolesterol LDL membantu mengurangi risiko penumpukan plak di arteri.
- Vitamin C dan Pencegahan Oksidasi Kolesterol
Vitamin C, antioksidan kuat yang terkandung dalam jeruk, membantu mencegah oksidasi kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang teroksidasi lebih rentan menempel pada dinding arteri dan memicu pembentukan plak. Dengan mencegah oksidasi, vitamin C membantu menjaga kolesterol LDL tetap stabil dan mengurangi risiko aterosklerosis.
- Folat dan Pengurangan Homosistein
Jeruk mengandung folat, vitamin B yang berperan dalam metabolisme homosistein. Kadar homosistein yang tinggi dalam darah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Folat membantu menurunkan kadar homosistein dan mengurangi risiko kerusakan pembuluh darah.
Kombinasi flavonoid, kalium, serat, vitamin C, dan folat dalam jeruk memberikan efek sinergis dalam menjaga kesehatan jantung. Konsumsi jeruk sebagai bagian dari diet seimbang, bersama dengan gaya hidup sehat, dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan meningkatkan fungsi kardiovaskular secara keseluruhan.
Pencernaan Lancar
Fungsi pencernaan yang optimal merupakan fondasi penting bagi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Buah jeruk, dengan komposisi nutrisinya, berperan signifikan dalam mendukung kelancaran proses pencernaan. Kontribusi ini terutama berasal dari kandungan serat dan air yang terdapat di dalamnya.
Serat, khususnya serat larut seperti pektin, memiliki kemampuan menyerap air dalam saluran pencernaan, membentuk gel yang memperlambat proses pengosongan lambung. Efek ini memberikan rasa kenyang lebih lama, membantu mengontrol nafsu makan, dan menstabilkan kadar gula darah setelah makan. Selain itu, serat tidak larut meningkatkan volume feses, memfasilitasi pergerakan usus, dan mencegah konstipasi. Pergerakan usus yang teratur mencegah penumpukan sisa makanan yang dapat memicu gangguan pencernaan seperti kembung, sakit perut, dan sindrom iritasi usus besar (IBS).
Kandungan air yang tinggi dalam jeruk juga berperan penting dalam menjaga hidrasi saluran pencernaan. Air membantu melunakkan feses, membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan, dan mencegah dehidrasi yang dapat memperburuk konstipasi. Hidrasi yang cukup juga mendukung fungsi enzim pencernaan yang optimal, memastikan pemecahan makanan yang efisien.
Lebih lanjut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam jeruk, seperti flavonoid, dapat memiliki efek prebiotik, yaitu mendukung pertumbuhan bakteri baik dalam usus. Keseimbangan mikrobiota usus yang sehat penting untuk pencernaan yang optimal, penyerapan nutrisi, dan fungsi kekebalan tubuh. Dengan mendukung pertumbuhan bakteri baik, jeruk dapat berkontribusi pada kesehatan usus secara keseluruhan.
Dengan demikian, konsumsi jeruk secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap kelancaran pencernaan, mencegah gangguan pencernaan, dan mendukung kesehatan usus secara keseluruhan.
Kulit Sehat
Kesehatan kulit, sebagai representasi visual dari kondisi internal tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk asupan nutrisi. Buah jeruk, dengan kandungan nutrisi yang khas, memberikan kontribusi positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan kulit.
Vitamin C, yang berlimpah dalam jeruk, memainkan peran krusial dalam sintesis kolagen. Kolagen merupakan protein struktural utama yang menyusun matriks ekstraseluler kulit, memberikan elastisitas, kekuatan, dan kekenyalan. Asupan vitamin C yang adekuat mendukung produksi kolagen yang optimal, membantu mencegah pembentukan keriput, garis halus, dan menjaga kekencangan kulit. Vitamin C juga berfungsi sebagai antioksidan kuat, melindungi sel-sel kulit dari kerusakan akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh paparan sinar UV, polusi, dan faktor lingkungan lainnya. Radikal bebas dapat memicu penuaan dini dan kerusakan seluler yang menyebabkan kulit kusam, berkerut, dan rentan terhadap masalah kulit.
Antioksidan lain dalam jeruk, seperti flavonoid, juga berkontribusi pada perlindungan kulit. Flavonoid memiliki sifat anti-inflamasi yang membantu meredakan peradangan pada kulit yang disebabkan oleh kondisi seperti jerawat, eksim, dan psoriasis. Mereka juga membantu meningkatkan sirkulasi darah ke kulit, memberikan nutrisi yang dibutuhkan dan membantu regenerasi sel-sel kulit. Sirkulasi darah yang baik memberikan tampilan kulit yang lebih cerah dan sehat.
Selain itu, kandungan air yang tinggi dalam jeruk membantu menjaga hidrasi kulit. Kulit yang terhidrasi dengan baik tampak lebih kenyal, lembut, dan bercahaya. Kekurangan air dapat menyebabkan kulit kering, kasar, dan rentan terhadap iritasi. Asupan air yang cukup, dibantu oleh konsumsi buah-buahan seperti jeruk, penting untuk menjaga kelembapan alami kulit.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam jeruk dapat membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV. Meskipun jeruk bukanlah pengganti tabir surya, konsumsi jeruk dapat memberikan lapisan perlindungan tambahan terhadap efek buruk sinar matahari.
Dengan demikian, konsumsi jeruk secara teratur, sebagai bagian dari diet seimbang, dapat memberikan manfaat signifikan bagi kesehatan kulit. Vitamin C, antioksidan, dan kandungan air dalam jeruk bekerja sinergis untuk menjaga elastisitas, kekencangan, hidrasi, dan melindungi kulit dari kerusakan lingkungan.
Antioksidan Kuat
Keberadaan antioksidan yang kuat dalam komposisi buah jeruk merupakan faktor penentu yang mendasari banyak manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsinya. Senyawa-senyawa ini memainkan peran krusial dalam menetralisir radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan kerusakan seluler dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis.
- Vitamin C dan Perlindungan Seluler
Vitamin C, atau asam askorbat, merupakan antioksidan utama dalam jeruk. Molekul ini bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak DNA, protein, dan lipid dalam sel. Konsentrasi vitamin C yang tinggi dalam jeruk memberikan perlindungan signifikan terhadap stres oksidatif, yang terkait dengan penuaan dini, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
- Flavonoid dan Efek Anti-inflamasi
Jeruk mengandung berbagai jenis flavonoid, termasuk hesperidin, naringenin, dan quercetin. Flavonoid memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi yang kuat. Mereka bekerja dengan menghambat produksi sitokin pro-inflamasi dan mengaktifkan enzim antioksidan endogen. Efek anti-inflamasi flavonoid membantu mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan peradangan, seperti arthritis dan penyakit neurodegeneratif.
- Limonoid dan Potensi Anti-kanker
Limonoid, senyawa pahit yang ditemukan dalam biji dan kulit jeruk, menunjukkan aktivitas antioksidan dan anti-kanker dalam studi laboratorium. Limonoid dapat menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker, menghambat pertumbuhan tumor, dan mencegah metastasis. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efek ini pada manusia, tetapi potensi limonoid sebagai agen kemopreventif sangat menjanjikan.
- Karotenoid dan Kesehatan Mata
Beberapa varietas jeruk, terutama jeruk dengan daging berwarna oranye atau merah, mengandung karotenoid seperti beta-karoten dan lutein. Karotenoid adalah antioksidan yang penting untuk kesehatan mata. Lutein, khususnya, terkonsentrasi di retina dan membantu melindungi mata dari kerusakan akibat cahaya biru dan stres oksidatif. Asupan karotenoid yang cukup dapat membantu mencegah degenerasi makula terkait usia dan katarak.
Kehadiran vitamin C, flavonoid, limonoid, dan karotenoid dalam buah jeruk bekerja secara sinergis untuk memberikan efek antioksidan yang kuat. Kombinasi senyawa ini melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi peradangan, dan berpotensi mencegah perkembangan penyakit kronis. Konsumsi jeruk sebagai bagian dari diet kaya antioksidan memberikan kontribusi signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Mencegah Batu Ginjal
Pembentukan batu ginjal, suatu kondisi medis yang menimbulkan rasa sakit dan komplikasi potensial, dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor diet. Konsumsi buah jeruk, dengan profil nutrisinya yang khas, menunjukkan potensi dalam mengurangi risiko pembentukan batu ginjal. Mekanisme pencegahan ini melibatkan beberapa aspek yang saling terkait, yang berasal dari kandungan spesifik jeruk.
- Sitrat dan Inhibisi Kristalisasi
Sitrat, suatu senyawa yang ditemukan dalam jeruk, berperan sebagai inhibitor kristalisasi kalsium oksalat dan kalsium fosfat, dua jenis batu ginjal yang paling umum. Sitrat berikatan dengan kalsium dalam urin, mengurangi ketersediaan kalsium untuk berikatan dengan oksalat atau fosfat dan membentuk kristal. Peningkatan ekskresi sitrat melalui urin membantu mencegah pembentukan dan pertumbuhan batu ginjal.
- Peningkatan Volume Urin
Kandungan air yang tinggi dalam jeruk berkontribusi pada peningkatan volume urin. Volume urin yang lebih tinggi membantu melarutkan mineral dan garam dalam urin, mengurangi konsentrasi zat-zat yang dapat membentuk batu. Volume urin yang cukup juga membantu membersihkan sistem ginjal, mencegah penumpukan kristal dan mengurangi risiko pembentukan batu.
- Asam Askorbat (Vitamin C) dan Pertimbangan Oksalat
Jeruk merupakan sumber vitamin C yang baik, namun terdapat pertimbangan mengenai potensi vitamin C untuk meningkatkan produksi oksalat dalam urin. Oksalat merupakan komponen utama dari batu ginjal kalsium oksalat. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan peningkatan ekskresi oksalat dengan asupan vitamin C yang tinggi, penelitian lain tidak menemukan hubungan yang signifikan. Konsumsi jeruk dalam jumlah sedang, sebagai bagian dari diet seimbang, umumnya dianggap aman bagi kebanyakan orang, namun individu dengan riwayat batu ginjal kalsium oksalat perlu berhati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
- Kalium dan Keseimbangan Mineral
Jeruk mengandung kalium, mineral yang berperan dalam menjaga keseimbangan mineral dalam tubuh. Kalium membantu mengurangi ekskresi kalsium melalui urin, yang dapat membantu mencegah pembentukan batu ginjal kalsium. Kalium juga membantu menetralkan asam dalam urin, menciptakan lingkungan yang kurang kondusif untuk pembentukan batu.
- pH Urin dan Solubilitas Mineral
Jeruk dapat mempengaruhi pH urin, meskipun efeknya bervariasi tergantung pada individu dan jenis jeruk yang dikonsumsi. Urin yang lebih basa (pH lebih tinggi) meningkatkan solubilitas kalsium fosfat, mengurangi risiko pembentukan batu. Namun, efek jeruk pada pH urin mungkin tidak signifikan pada semua orang.
Dengan demikian, konsumsi jeruk dapat memberikan kontribusi positif dalam pencegahan batu ginjal melalui peningkatan ekskresi sitrat, peningkatan volume urin, dan pengaruhnya terhadap keseimbangan mineral. Meskipun demikian, penting untuk mempertimbangkan faktor individu dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama bagi individu dengan riwayat batu ginjal atau kondisi medis lainnya. Konsumsi jeruk harus menjadi bagian dari pendekatan holistik untuk pencegahan batu ginjal, yang mencakup hidrasi yang cukup, diet seimbang, dan modifikasi gaya hidup lainnya.
Mengurangi Peradangan
Peradangan kronis merupakan akar dari berbagai penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung, diabetes, dan arthritis. Buah jeruk, dengan profil fitokimia yang unik, menawarkan potensi signifikan dalam meredakan peradangan dan memberikan efek protektif bagi tubuh. Keberadaan senyawa bioaktif di dalamnya berkontribusi pada modulasi jalur inflamasi dan perlindungan seluler.
- Flavonoid dan Inhibisi Jalur Inflamasi
Flavonoid, seperti hesperidin dan naringenin yang ditemukan dalam jeruk, memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Senyawa ini bekerja dengan menghambat aktivitas enzim yang terlibat dalam produksi mediator inflamasi, seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX). Penghambatan jalur-jalur ini mengurangi sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul yang memicu peradangan. Studi in vitro dan in vivo menunjukkan bahwa flavonoid jeruk dapat menekan respon inflamasi pada berbagai jenis sel.
- Vitamin C dan Perlindungan Antioksidan
Vitamin C, antioksidan kuat yang berlimpah dalam jeruk, berperan penting dalam menetralisir radikal bebas. Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan seluler dan peradangan. Dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, vitamin C menstabilkannya dan mencegahnya merusak jaringan. Perlindungan antioksidan ini membantu mengurangi stres oksidatif, faktor utama yang berkontribusi pada peradangan kronis.
- Limonoid dan Modulasi Respon Imun
Limonoid, senyawa pahit yang ditemukan dalam biji dan kulit jeruk, menunjukkan potensi dalam memodulasi respon imun. Penelitian awal menunjukkan bahwa limonoid dapat menekan produksi sitokin pro-inflamasi, molekul sinyal yang dikeluarkan oleh sel-sel imun untuk memicu peradangan. Modulasi respon imun ini dapat membantu mengurangi peradangan kronis yang terkait dengan penyakit autoimun dan alergi.
- Serat dan Kesehatan Usus
Serat, terutama serat larut seperti pektin, mendukung kesehatan usus dan mengurangi peradangan sistemik. Serat membantu mempromosikan pertumbuhan bakteri baik dalam usus dan menghasilkan asam lemak rantai pendek (SCFA), seperti butirat. SCFA memiliki efek anti-inflamasi dan membantu memperkuat lapisan usus, mencegah kebocoran bakteri dan toksin ke dalam aliran darah. Kebocoran usus dapat memicu respon inflamasi sistemik.
Dengan demikian, potensi jeruk dalam meredakan peradangan berasal dari kombinasi sinergis flavonoid, vitamin C, limonoid, dan serat. Senyawa-senyawa ini bekerja melalui berbagai mekanisme untuk menghambat jalur inflamasi, melindungi sel dari kerusakan oksidatif, memodulasi respon imun, dan mendukung kesehatan usus. Integrasi jeruk ke dalam pola makan yang seimbang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi risiko penyakit kronis yang terkait dengan peradangan.
Tips Memaksimalkan Potensi Kesehatan dari Konsumsi Jeruk
Untuk mengoptimalkan efek positif yang dapat diperoleh dari konsumsi buah sitrus ini, beberapa strategi dapat diterapkan dalam pemilihan, penyimpanan, dan pengolahan.
Tip 1: Pilih Jeruk yang Matang Sempurna
Pilihlah buah yang terasa berat untuk ukurannya, memiliki kulit yang halus dan cerah, serta aroma yang kuat. Hindari buah dengan bintik-bintik lunak, memar, atau tanda-tanda kerusakan lainnya. Tingkat kematangan yang optimal menjamin kandungan nutrisi yang maksimal.
Tip 2: Simpan dengan Benar untuk Mempertahankan Nutrisi
Jeruk dapat disimpan pada suhu ruangan selama beberapa hari. Untuk penyimpanan yang lebih lama, simpan di lemari es. Penyimpanan yang tepat memperlambat proses degradasi vitamin dan senyawa antioksidan.
Tip 3: Konsumsi Secara Utuh untuk Manfaat Serat
Mengkonsumsi buah secara utuh, termasuk bagian daging buahnya, memberikan manfaat serat yang lebih besar dibandingkan hanya meminum jus. Serat mendukung kesehatan pencernaan dan membantu mengatur kadar gula darah.
Tip 4: Variasikan Jenis Jeruk untuk Spektrum Nutrisi yang Luas
Berbagai jenis jeruk, seperti jeruk manis, jeruk nipis, jeruk lemon, dan jeruk bali, memiliki profil nutrisi yang sedikit berbeda. Mengonsumsi berbagai jenis jeruk memastikan asupan vitamin, mineral, dan senyawa bioaktif yang lebih lengkap.
Penerapan strategi ini secara konsisten dapat membantu memaksimalkan potensi kesehatan yang terkandung dalam buah tersebut, memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan secara keseluruhan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Berbagai penelitian ilmiah telah meneliti efek konsumsi buah-buahan sitrus terhadap kesehatan manusia. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition meneliti dampak konsumsi jeruk secara teratur terhadap profil lipid darah pada individu dengan hiperkolesterolemia. Hasil penelitian menunjukkan penurunan signifikan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) pada kelompok yang mengonsumsi jeruk dibandingkan dengan kelompok kontrol. Temuan ini mengindikasikan potensi buah tersebut dalam mendukung kesehatan jantung.
Studi lain, yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry, menganalisis kandungan senyawa bioaktif dalam berbagai jenis jeruk dan menguji aktivitas antioksidan dan anti-inflamasinya. Hasil penelitian mengonfirmasi keberadaan konsentrasi tinggi vitamin C, flavonoid, dan karotenoid dalam buah-buahan tersebut. Selain itu, penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak jeruk efektif dalam menghambat peradangan pada sel-sel yang diuji, memberikan dukungan ilmiah untuk klaim manfaat anti-inflamasinya.
Terdapat pula studi kasus yang meneliti efek konsumsi rutin buah tersebut terhadap pencegahan batu ginjal. Sebuah studi kohort prospektif yang diterbitkan dalam Journal of Urology mengikuti ribuan peserta selama beberapa tahun dan menganalisis hubungan antara asupan buah-buahan sitrus dan risiko pembentukan batu ginjal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengonsumsi jeruk secara teratur memiliki risiko lebih rendah untuk mengembangkan batu ginjal dibandingkan dengan mereka yang jarang mengonsumsi buah tersebut. Mekanisme yang mungkin mendasari efek protektif ini melibatkan peningkatan ekskresi sitrat dalam urin, yang menghambat kristalisasi mineral yang membentuk batu.
Meskipun bukti ilmiah mendukung berbagai manfaat kesehatan yang terkait dengan konsumsi jeruk, penting untuk dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan mengidentifikasi mekanisme yang mendasari secara lebih rinci. Individu dengan kondisi medis tertentu atau yang mengonsumsi obat-obatan tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum membuat perubahan signifikan pada pola makan mereka. Evaluasi kritis terhadap bukti ilmiah yang tersedia dan konsultasi dengan ahli yang berkualifikasi sangat penting untuk pengambilan keputusan yang tepat mengenai kesehatan.