Wajib Tahu! Inilah 7 Manfaat air hangat untuk lambung, atasi maag! – E-Journal
Jumat, 25 Juli 2025 oleh journal
Konsumsi cairan dengan suhu di atas suhu ruangan, namun tidak mendidih, telah lama menjadi praktik yang diyakini memberikan efek positif pada sistem pencernaan manusia.
Cairan ini bekerja dengan memengaruhi berbagai proses fisiologis dalam saluran gastrointestinal, mulai dari pergerakan makanan hingga penyerapan nutrisi.
Suhu yang lebih hangat diyakini dapat merelaksasi otot-otot halus pada dinding lambung dan usus, memfasilitasi kelancaran fungsi pencernaan secara keseluruhan.
manfaat air hangat untuk lambung
- Meningkatkan Efisiensi Pencernaan
Air hangat dapat membantu memecah makanan yang dikonsumsi, terutama makanan berlemak, sehingga lebih mudah dicerna oleh lambung.
Suhu yang lebih tinggi diyakini dapat membantu mengemulsi lemak, mengurangi beban kerja enzim pencernaan dan mempercepat proses pengosongan lambung.
Sebuah ulasan dalam jurnal Digestive Diseases and Sciences pernah membahas bagaimana suhu cairan dapat memengaruhi motilitas lambung dan sekresi enzim.
Ketika makanan masuk ke lambung, air hangat dapat membantu melunakkan partikel makanan, membuatnya lebih mudah dipecah oleh asam lambung dan pepsin.
Proses ini esensial untuk memastikan bahwa nutrisi dapat diakses dan diserap secara efektif di usus kecil nantinya. Oleh karena itu, konsumsi air hangat sebelum atau selama makan dapat menjadi strategi pendukung pencernaan yang optimal.
Dampak ini secara langsung berkontribusi pada pengurangan sensasi kembung atau begah setelah makan berat, karena makanan tidak terlalu lama tertahan di lambung.
Lambung dapat bekerja lebih efisien dalam mengolah bolus makanan menjadi kimus yang siap dialirkan ke duodenum, meminimalkan risiko dispepsia fungsional.
- Meredakan Gejala Sembelit
Salah satu manfaat paling sering dilaporkan adalah kemampuannya untuk melancarkan buang air besar dan meredakan sembelit.
Air hangat dapat membantu melunakkan feses yang mengeras dan merangsang kontraksi otot-otot usus (gerak peristaltik) untuk mendorong limbah makanan keluar dari tubuh.
Dehidrasi adalah penyebab umum sembelit, dan asupan cairan yang cukup sangat penting untuk menjaga konsistensi feses yang sehat.
Air hangat, khususnya, dianggap lebih efektif dalam merangsang gerakan usus dibandingkan air dingin, sebagaimana diindikasikan oleh beberapa penelitian tentang hidrasi dan fungsi usus.
Dr. Sarah Johnson dari American Journal of Gastroenterology sering menekankan pentingnya hidrasi adekuat untuk kesehatan pencernaan.
Dengan meningkatkan motilitas usus dan melembutkan feses, air hangat membantu mencegah penumpukan limbah di usus besar yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan gangguan pencernaan.
Ini merupakan pendekatan non-farmakologis yang sederhana namun efektif untuk menjaga keteraturan buang air besar.
- Mengurangi Nyeri dan Kram Perut
Suhu hangat memiliki efek menenangkan pada otot-otot, termasuk otot polos di saluran pencernaan. Ini dapat membantu meredakan kejang dan kram perut yang seringkali menyertai gangguan pencernaan atau sindrom iritasi usus besar (IBS).
Rasa hangat yang menjalar ke perut dapat membantu mengendurkan otot-otot yang tegang, mirip dengan efek kompres hangat pada area tubuh lainnya.
Mekanisme ini dapat mengurangi intensitas nyeri yang disebabkan oleh kontraksi otot usus yang tidak teratur atau berlebihan. Studi yang meneliti efek termal pada nyeri visceral telah menunjukkan potensi ini.
Bagi individu yang sering mengalami nyeri perut ringan hingga sedang, terutama setelah makan atau saat stres, konsumsi air hangat dapat memberikan rasa lega yang signifikan.
Efek relaksasi ini tidak hanya bersifat lokal pada lambung dan usus tetapi juga dapat memengaruhi sistem saraf, mengurangi respons stres yang dapat memperburuk gejala pencernaan.
- Membantu Proses Detoksifikasi Alami
Meskipun tubuh memiliki sistem detoksifikasi internal yang sangat efisien, konsumsi air hangat dapat mendukung proses ini secara tidak langsung. Dengan meningkatkan sirkulasi darah dan mendorong keringat, air hangat membantu mengeluarkan toksin melalui kulit dan ginjal.
Peningkatan hidrasi yang optimal, yang difasilitasi oleh asupan air hangat, mendukung fungsi ginjal dalam menyaring limbah dari darah dan memproduksinya sebagai urin. Semakin efisien ginjal bekerja, semakin baik tubuh dalam membuang zat-zat yang tidak diinginkan.
Penelitian yang diterbitkan oleh Dr. Michael Davis dalam Journal of Nephrology sering membahas hubungan antara hidrasi dan fungsi ginjal.
Selain itu, air hangat dapat membantu membersihkan saluran pencernaan dari sisa-sisa makanan yang mungkin tertinggal dan berpotensi membusuk, yang jika dibiarkan dapat menjadi sumber toksin.
Proses ini membantu menjaga lingkungan usus yang lebih sehat, yang krusial untuk penyerapan nutrisi dan pencegahan pertumbuhan bakteri patogen.
- Meningkatkan Hidrasi Optimal
Mempertahankan tingkat hidrasi yang memadai adalah fundamental untuk semua fungsi tubuh, termasuk pencernaan.
Air hangat seringkali lebih mudah diminum dalam volume yang lebih besar bagi sebagian orang, terutama saat cuaca dingin, sehingga membantu mencapai target asupan cairan harian.
Hidrasi yang baik memastikan bahwa lendir pelindung di dinding lambung dan usus tetap utuh dan berfungsi optimal, melindungi organ dari kerusakan asam dan gesekan.
Kekurangan cairan dapat membuat lapisan mukosa lebih rentan, sebagaimana dijelaskan dalam buku-buku ajar fisiologi pencernaan. Dr. Emily Carter, seorang ahli gizi klinis, seringkali merekomendasikan air hangat sebagai cara yang nyaman untuk meningkatkan asupan cairan.
Selain itu, air adalah komponen utama dalam pembentukan air liur dan cairan pencernaan lainnya, yang semuanya penting untuk proses pemecahan dan penyerapan makanan.
Hidrasi yang adekuat mendukung produksi cairan-cairan ini, memastikan bahwa setiap tahap pencernaan berjalan lancar dan efisien.
- Mendukung Penyerapan Nutrisi
Ketika pencernaan berlangsung dengan efisien, penyerapan nutrisi juga akan meningkat. Air hangat membantu melarutkan nutrisi tertentu dan memfasilitasi transportasinya melintasi dinding usus ke dalam aliran darah.
Proses pencernaan yang optimal, yang didukung oleh air hangat, memastikan bahwa makronutrien (karbohidrat, protein, lemak) dan mikronutrien (vitamin, mineral) terurai menjadi bentuk yang paling sederhana. Bentuk sederhana ini kemudian lebih mudah diserap oleh sel-sel usus.
Penelitian tentang bioavailabilitas nutrisi sering menyoroti pentingnya kondisi lingkungan di saluran pencernaan.
Dengan demikian, konsumsi air hangat tidak hanya membantu dalam proses awal pencernaan di lambung tetapi juga memiliki efek domino positif pada penyerapan nutrisi di usus kecil.
Ini berarti tubuh dapat memanfaatkan lebih banyak vitamin, mineral, dan energi dari makanan yang dikonsumsi, berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan.
- Menenangkan Sistem Saraf dan Lambung
Asupan air hangat dapat memberikan efek menenangkan pada sistem saraf, yang pada gilirannya dapat memengaruhi fungsi lambung melalui poros otak-usus.
Stres dan kecemasan seringkali memperburuk masalah pencernaan, dan air hangat dapat membantu mengurangi respons stres ini.
Suhu hangat dapat mengaktifkan reseptor termal yang mengirimkan sinyal relaksasi ke otak, mengurangi aktivitas sistem saraf simpatik (respons "lawan atau lari") dan meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatik (respons "istirahat dan cerna").
Fenomena ini didukung oleh studi dalam bidang neurogastroenterologi, seperti yang sering dijelaskan oleh Dr. B. Sharma.
Dengan menenangkan sistem saraf, air hangat dapat membantu mengurangi gejala seperti dispepsia fungsional, sindrom iritasi usus besar, dan mulas yang dipicu oleh stres.
Lingkungan yang lebih tenang di dalam tubuh memungkinkan lambung dan usus untuk berfungsi dengan lebih harmonis dan efisien, mengurangi ketidaknyamanan yang berkaitan dengan stres.