Wajib Simak! 8 Manfaat Tumbuhan Paku, Obat Herbal Alami – E-Journal

Minggu, 20 Juli 2025 oleh journal

Tumbuhan paku, atau Pteridophyta, merupakan kelompok tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) yang bereproduksi melalui spora, bukan biji atau bunga.

Kelompok ini mencakup berbagai bentuk dan ukuran, dari paku air kecil hingga paku pohon raksasa, dan telah mendiami Bumi selama jutaan tahun, berperan penting dalam ekosistem purba maupun modern.

Kemampuan adaptasinya yang luas memungkinkan mereka tumbuh di berbagai habitat, mulai dari hutan tropis lembap hingga daerah kering dan dataran tinggi.

Meskipun sering dianggap sebagai tumbuhan primitif, keberadaan dan karakteristik biokimia tumbuhan paku menawarkan beragam kegunaan yang signifikan bagi kehidupan manusia dan lingkungan.

manfaat tumbuhan paku

  1. Sumber Pangan Alternatif

    Beberapa spesies paku dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan, terutama pada bagian pucuk daun muda yang dikenal sebagai "pakis sayur".

    Spesies seperti Diplazium esculentum (pakis sayur) dan Athyrium esculentum banyak dikonsumsi di Asia Tenggara dan Pasifik, kaya akan serat, vitamin, serta mineral esensial.

    Kandungan nutrisi ini menjadikannya pilihan makanan yang sehat dan berkelanjutan di banyak komunitas lokal.

    Wajib Simak! 8 Manfaat Tumbuhan Paku, Obat Herbal...

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food Composition and Analysis oleh beberapa peneliti menunjukkan profil nutrisi pakis sayur yang mengesankan, termasuk vitamin A, vitamin C, kalium, dan zat besi.

    Konsumsi rutin dapat berkontribusi pada diversifikasi diet dan pencegahan defisiensi nutrisi, terutama di daerah pedesaan di mana akses terhadap berbagai jenis sayuran terbatas.

  2. Potensi Farmasi dan Obat Tradisional

    Tumbuhan paku telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di berbagai budaya untuk mengobati beragam penyakit.

    Ekstrak dari beberapa spesies paku, seperti Dryopteris filix-mas, dikenal memiliki sifat anthelmintik (pembasmi cacing), sementara yang lain digunakan sebagai anti-inflamasi atau antibakteri.

    Senyawa bioaktif seperti flavonoid, terpenoid, dan alkaloid yang terkandung di dalamnya menjadi dasar bagi aktivitas farmakologis ini.

    Sebuah tinjauan dalam Journal of Ethnopharmacology menyoroti penggunaan Adiantum capillus-veneris (suplir) sebagai obat batuk dan ekspektoran, serta Polypodium vulgare untuk masalah pencernaan dan pernapasan.

    Studi-studi ilmiah modern terus mengeksplorasi potensi senyawa-senyawa ini untuk pengembangan obat-obatan baru, mengingat minimnya efek samping yang dilaporkan dari penggunaan tradisional.

  3. Agen Fitoremediasi Lingkungan

    Beberapa spesies paku memiliki kemampuan luar biasa sebagai hiperakumulator logam berat, menjadikannya agen fitoremediasi yang efektif untuk membersihkan tanah yang terkontaminasi.

    Contoh paling terkenal adalah Pteris vittata (pakis rem) yang mampu menyerap arsenik dalam jumlah sangat tinggi dari tanah dan air, tanpa menunjukkan tanda-tanda toksisitas.

    Penelitian yang dilakukan oleh Ma et al. pada awal tahun 2000-an, yang diterbitkan dalam Nature, secara signifikan mempopulerkan Pteris vittata sebagai pionir dalam fitoremediasi arsenik.

    Kemampuan unik ini menjadikan tumbuhan paku sebagai solusi berkelanjutan dan ekonomis untuk rehabilitasi lahan tercemar, mengurangi risiko penyebaran polutan ke rantai makanan dan lingkungan yang lebih luas.

  4. Tanaman Hias dan Lansekap

    Estetika daunnya yang unik, bervariasi dalam bentuk, tekstur, dan warna, menjadikan banyak spesies paku sangat populer sebagai tanaman hias.

    Mereka dapat tumbuh di dalam ruangan maupun di luar ruangan, cocok untuk taman, terarium, atau sebagai tanaman gantung, memberikan sentuhan alami dan menenangkan pada lingkungan.

    Spesies seperti Nephrolepis exaltata (pakis Boston), Asplenium nidus (paku sarang burung), dan berbagai kultivar Adiantum (suplir) banyak dibudidayakan karena keindahan dan kemudahan perawatannya.

    Penggunaannya dalam lansekap tidak hanya menambah nilai estetika, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas udara dan kelembaban di sekitarnya.

  5. Pupuk Hayati dan Peningkatan Kesuburan Tanah

    Paku air genus Azolla memiliki simbiosis dengan bakteri penambat nitrogen, Anabaena azollae, yang memungkinkannya mengikat nitrogen atmosfer dan mengubahnya menjadi bentuk yang dapat digunakan oleh tumbuhan.

    Hal ini menjadikan Azolla sebagai pupuk hijau alami yang sangat efektif, terutama dalam pertanian padi sawah.

    Penggunaan Azolla sebagai biofertilizer telah dipraktikkan selama berabad-abad di Asia, meningkatkan hasil panen padi secara signifikan tanpa perlu pupuk kimia sintetis.

    Penelitian yang dipublikasikan dalam Plant and Soil menunjukkan bahwa budidaya Azolla tidak hanya meningkatkan ketersediaan nitrogen tetapi juga menekan pertumbuhan gulma dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari sawah.

  6. Indikator Lingkungan

    Beberapa spesies paku sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, menjadikannya bioindikator yang berharga untuk memantau kualitas udara dan tanah. Keberadaan atau ketiadaan spesies tertentu dapat memberikan petunjuk tentang tingkat polusi, kelembaban, atau kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

    Contohnya, beberapa paku sensitif terhadap polusi udara sulfur dioksida, sehingga keberadaannya dapat mengindikasikan kualitas udara yang baik.

    Studi ekologi seringkali menggunakan distribusi spesies paku untuk menilai dampak fragmentasi habitat atau perubahan iklim, memberikan informasi penting untuk upaya konservasi dan manajemen lingkungan.

  7. Konservasi Tanah dan Air

    Sistem perakaran paku, meskipun tidak sebesar tumbuhan berkayu, dapat membantu menahan erosi tanah, terutama di daerah lereng atau di bawah kanopi hutan.

    Kepadatan tajuk daunnya juga berkontribusi pada pengurangan dampak tetesan hujan langsung ke tanah, sehingga meminimalkan erosi permukaan.

    Selain itu, lapisan tebal serasah daun paku di lantai hutan dapat meningkatkan kapasitas retensi air tanah, membantu menjaga kelembaban dan mencegah kekeringan.

    Peran ini sangat penting dalam menjaga stabilitas ekosistem hutan dan daerah aliran sungai, mendukung keanekaragaman hayati dan pasokan air bersih.

  8. Bioinsektisida dan Pestisida Alami

    Beberapa spesies paku mengandung senyawa kimia yang memiliki sifat insektisida atau antifeedant terhadap hama tertentu.

    Ekstrak dari paku-pakuan ini dapat menjadi alternatif alami untuk pestisida sintetis, menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan untuk pengelolaan hama di pertanian.

    Misalnya, beberapa studi telah menunjukkan bahwa ekstrak dari spesies Adiantum atau Pteridium aquilinum (pakis elang) dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh serangga hama tertentu.

    Meskipun penggunaan praktisnya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, potensi ini membuka jalan bagi pengembangan bioinsektisida yang aman dan berkelanjutan.