Jarang Diketahui! Ketahui 9 Manfaat Tanaman Jahe, Redakan Nyeri Efektif – E-Journal
Senin, 21 Juli 2025 oleh journal
Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu tanaman rimpang yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan dalam berbagai kebudayaan di seluruh dunia, terutama di Asia.
Sejak ribuan tahun lalu, rimpang ini tidak hanya digunakan sebagai bumbu masakan untuk memperkaya rasa dan aroma, tetapi juga diakui secara luas dalam praktik pengobatan tradisional.
Penggunaan rimpang ini secara historis didasarkan pada pengamatan empiris terhadap kemampuannya dalam meredakan berbagai keluhan kesehatan.
manfaat tanaman jahe
- Sifat Anti-inflamasi yang Poten
Jahe dikenal memiliki senyawa bioaktif utama seperti gingerol, shogaol, dan paradol yang bertanggung jawab atas sifat anti-inflamasinya. Senyawa-senyawa ini bekerja dengan menghambat sintesis prostaglandin dan leukotrien, molekul-molekul pro-inflamasi dalam tubuh.
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Medicinal Food oleh Grzanna et al. (2005) menunjukkan bahwa ekstrak jahe dapat mengurangi penanda inflamasi pada pasien dengan osteoartritis.
Kemampuan ini menjadikan jahe relevan dalam pengelolaan kondisi inflamasi kronis seperti radang sendi dan nyeri otot. Konsumsi jahe secara teratur dapat membantu meredakan gejala yang berkaitan dengan peradangan sistemik.
Efek anti-inflamasi ini juga berkontribusi pada manfaat jahe dalam pemulihan pasca-latihan dan pengurangan nyeri.
- Efektivitas Anti-mual dan Muntah
Salah satu manfaat jahe yang paling terkenal adalah kemampuannya meredakan mual dan muntah. Mekanisme kerjanya diduga melibatkan efek langsung pada saluran pencernaan dan sistem saraf pusat, termasuk reseptor serotonin.
Sebuah tinjauan sistematis oleh Borrelli et al. (2005) yang diterbitkan dalam Obstetrics & Gynecology mengindikasikan jahe efektif dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan.
Selain mual kehamilan, jahe juga telah terbukti membantu mengatasi mual akibat mabuk perjalanan, mual pasca-operasi, dan mual yang diinduksi kemoterapi. Dosis yang relatif kecil sudah menunjukkan efek signifikan tanpa efek samping yang serius.
Hal ini menjadikannya alternatif alami yang menarik bagi banyak individu.
- Pereda Nyeri Otot dan Sendi
Jahe dapat membantu mengurangi nyeri otot yang disebabkan oleh latihan fisik intensif, yang sering disebut sebagai Delayed Onset Muscle Soreness (DOMS).
Meskipun tidak memberikan efek instan, konsumsi jahe secara teratur telah terbukti mengurangi progresivitas nyeri otot dari waktu ke waktu. Studi oleh Black et al.
(2010) dalam The Journal of Pain menunjukkan bahwa konsumsi jahe mentah atau yang dipanaskan dapat mengurangi nyeri otot yang disebabkan oleh latihan eksentrik.
Selain nyeri otot, sifat anti-inflamasi jahe juga berkontribusi pada peredaan nyeri sendi pada kondisi seperti osteoartritis dan rheumatoid arthritis.
Beberapa penelitian klinis telah menunjukkan penurunan signifikan dalam rasa sakit dan kekakuan pada pasien yang mengonsumsi jahe. Efek ini terjadi karena jahe mampu menekan mediator inflamasi yang terlibat dalam patofisiologi nyeri sendi.
- Mendukung Kesehatan Pencernaan
Jahe memiliki sifat karminatif yang membantu meredakan perut kembung dan gas, serta mempercepat pengosongan lambung. Ini sangat bermanfaat bagi individu yang menderita dispepsia atau gangguan pencernaan kronis.
Senyawa fenolik dalam jahe diketahui dapat meningkatkan motilitas saluran pencernaan, sehingga membantu makanan bergerak lebih lancar melalui usus.
Selain itu, jahe juga dapat melindungi lapisan mukosa lambung dari kerusakan, bahkan dapat menghambat pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori yang sering dikaitkan dengan tukak lambung.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam World Journal of Gastroenterology oleh Chang et al. (2015) menyoroti potensi jahe dalam modulasi mikrobiota usus dan mengurangi gejala gangguan pencernaan fungsional.
- Potensi Manfaat Kardiovaskular
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat memberikan efek positif pada kesehatan jantung. Ini termasuk kemampuannya untuk membantu menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida, serta meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL).
Sebuah studi oleh Alizadeh-Navaei et al. (2008) dalam Saudi Medical Journal melaporkan penurunan signifikan pada kadar lipid serum setelah konsumsi jahe.
Selain itu, jahe juga dapat membantu mengurangi tekanan darah dan menghambat pembekuan darah yang berlebihan, sehingga berpotensi menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.
Meskipun demikian, diperlukan lebih banyak penelitian berskala besar untuk mengkonfirmasi secara definitif manfaat jahe pada kesehatan jantung manusia secara luas. Individu yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
- Sifat Antioksidan yang Kuat
Jahe kaya akan antioksidan, senyawa yang membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Radikal bebas adalah molekul tidak stabil yang dapat menyebabkan stres oksidatif, berkontribusi pada penuaan dini dan berbagai penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit jantung.
Senyawa seperti gingerol, shogaol, dan zingerone adalah antioksidan kuat yang ditemukan dalam jahe.
Konsumsi jahe secara teratur dapat meningkatkan kapasitas antioksidan total dalam tubuh, membantu melawan kerusakan oksidatif. Efek ini sangat penting dalam menjaga kesehatan sel dan jaringan.
Dengan menetralkan radikal bebas, jahe berkontribusi pada perlindungan tubuh dari berbagai agresi lingkungan dan metabolik.
- Potensi Sifat Antikanker
Penelitian awal, terutama studi in vitro dan pada hewan, menunjukkan bahwa senyawa dalam jahe mungkin memiliki sifat antikanker.
Gingerol, khususnya, telah dipelajari karena kemampuannya untuk menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker dan menghambat pertumbuhan serta penyebaran beberapa jenis sel kanker, termasuk kanker ovarium, kolorektal, dan pankreas. Penelitian oleh Rhodes et al.
(2010) dalam Cancer Prevention Research menyoroti potensi chemopreventive jahe.
Meskipun hasilnya menjanjikan, penting untuk diingat bahwa sebagian besar penelitian ini masih berada pada tahap awal dan belum banyak studi klinis skala besar pada manusia yang mengkonfirmasi efek antikanker jahe secara definitif.
Jahe tidak boleh dianggap sebagai pengganti pengobatan kanker konvensional, melainkan sebagai suplemen potensial yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
- Peningkat Sistem Imun
Jahe secara tradisional digunakan untuk membantu melawan pilek dan flu karena sifat pemanasannya. Senyawa bioaktif dalam jahe, seperti gingerol, memiliki sifat antimikroba dan antivirus yang dapat membantu tubuh melawan infeksi.
Konsumsi jahe dapat merangsang produksi keringat, yang dianggap membantu detoksifikasi dan meredakan demam ringan.
Selain itu, jahe juga dapat membantu meredakan gejala pernapasan seperti batuk dan sakit tenggorokan. Kemampuannya untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan menjadikannya pilihan populer selama musim dingin.
Meskipun bukan obat ajaib, jahe dapat menjadi bagian dari strategi dukungan imun yang komprehensif.
- Potensi Pengaturan Gula Darah
Beberapa studi menunjukkan bahwa jahe dapat memiliki efek menguntungkan pada kadar gula darah, terutama pada individu dengan diabetes tipe 2. Penelitian oleh Mozaffari-Khosravi et al.
(2014) dalam International Journal of Food Sciences and Nutrition menemukan bahwa suplemen jahe dapat secara signifikan mengurangi kadar gula darah puasa dan HbA1c pada pasien diabetes tipe 2.
Mekanisme yang diusulkan meliputi peningkatan penyerapan glukosa oleh sel otot tanpa memerlukan insulin, serta peningkatan sensitivitas insulin.
Namun, penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel yang lebih besar dan durasi yang lebih panjang diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.
Individu yang sedang dalam pengobatan diabetes harus berhati-hati dan berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jahe dalam jumlah besar.