Wajib Tahu! 8 Manfaat Rebusan Daun Keji Beling untuk Batu Ginjal Alami – E-Journal

Minggu, 27 Juli 2025 oleh journal

Pemanfaatan tanaman obat telah menjadi bagian integral dari sistem pengobatan tradisional di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu tanaman yang banyak digunakan adalah Keji Beling (Strobilanthes crispus L.

Blume), sebuah spesies tumbuhan yang dikenal akan khasiatnya. Bagian daun dari tanaman ini seringkali diolah menjadi rebusan, sebuah metode ekstraksi sederhana yang bertujuan untuk melarutkan senyawa-senyawa bioaktif ke dalam air.

Penggunaan rebusan daun ini didasarkan pada keyakinan turun-temurun mengenai potensi terapeutiknya untuk mendukung kesehatan dan mengatasi berbagai kondisi medis.

manfaat rebusan daun keji beling

  1. Diuretik dan Melancarkan Saluran Kemih

    Rebusan daun keji beling secara tradisional telah digunakan secara luas untuk membantu mengatasi masalah pada sistem saluran kemih, termasuk batu ginjal dan infeksi saluran kemih.

    Efek diuretiknya membantu meningkatkan produksi dan pengeluaran urin, yang dapat membantu membersihkan saluran kemih dari kristal atau bakteri.

    Wajib Tahu! 8 Manfaat Rebusan Daun Keji Beling...

    Beberapa penelitian telah mengkonfirmasi sifat diuretik dari ekstrak daun keji beling. Misalnya, studi oleh Yaacob et al. menunjukkan peningkatan volume urin pada model hewan, yang mendukung penggunaan tradisionalnya dalam manajemen kondisi urologis.

    Kandungan kalium yang tinggi dalam daun juga berkontribusi pada efek diuretik ini.

  2. Antioksidan Kuat

    Daun keji beling kaya akan senyawa antioksidan, terutama flavonoid dan senyawa fenolik lainnya.

    Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu stres oksidatif.

    Penelitian fitokimia oleh Ismail et al. dan tim riset lainnya telah mengidentifikasi berbagai antioksidan dalam daun keji beling.

    Aktivitas antioksidan ini berkontribusi pada pencegahan berbagai penyakit degeneratif dan penuaan dini dengan menetralkan radikal bebas, sehingga menjaga integritas sel dan jaringan.

  3. Anti-inflamasi

    Sifat anti-inflamasi rebusan daun keji beling menjadikannya pilihan dalam pengobatan tradisional untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Kondisi peradangan kronis merupakan pemicu banyak penyakit, sehingga kemampuan untuk meredakan respons inflamasi sangatlah berharga.

    Mekanisme anti-inflamasi diperkirakan melibatkan penghambatan jalur-jalur inflamasi tertentu dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh kelompok peneliti seperti Omar et al.

    telah menunjukkan bahwa ekstrak daun keji beling dapat menekan produksi mediator pro-inflamasi, sehingga mengurangi pembengkakan dan nyeri.

  4. Menurunkan Tekanan Darah

    Rebusan daun keji beling juga digunakan dalam pengobatan tradisional untuk membantu mengelola tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kemampuan ini sangat relevan mengingat prevalensi hipertensi yang tinggi dan risiko komplikasinya.

    Efek hipotensif ini diduga terkait dengan sifat diuretiknya yang membantu mengurangi volume cairan tubuh, serta potensi vasodilatasi.

    Beberapa studi awal, meskipun memerlukan validasi lebih lanjut pada manusia, menunjukkan bahwa senyawa tertentu dalam daun keji beling dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

  5. Antidiabetes

    Dalam pengobatan tradisional, daun keji beling sering digunakan sebagai salah satu cara untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes. Pengelolaan glukosa darah yang efektif sangat penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang dari diabetes.

    Mekanisme antidiabetesnya mungkin melibatkan peningkatan sensitivitas insulin, penghambatan penyerapan glukosa di usus, atau stimulasi sekresi insulin. Penelitian oleh Al-Suede et al.

    dan tim lainnya telah mengeksplorasi potensi ini, menunjukkan hasil menjanjikan dalam model in vitro dan in vivo.

  6. Antikanker Potensial

    Minat terhadap potensi antikanker dari daun keji beling terus meningkat di kalangan peneliti. Beberapa studi awal telah mengindikasikan bahwa ekstrak tanaman ini memiliki efek sitotoksik terhadap berbagai jenis sel kanker.

    Senyawa bioaktif seperti flavonoid, polisakarida, dan glikosida yang ditemukan dalam keji beling diduga berperan dalam menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram) pada sel kanker atau menghambat proliferasinya. Penelitian in vitro yang dilakukan oleh Budi et al.

    dan rekan-rekan mereka telah menunjukkan aktivitas antikanker terhadap lini sel tertentu, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk aplikasi klinis.

  7. Antimikroba

    Rebusan daun keji beling juga menunjukkan potensi sebagai agen antimikroba, mampu menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri dan jamur patogen. Sifat ini sangat penting dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme.

    Kehadiran senyawa fitokimia seperti alkaloid, saponin, dan tanin diyakini berkontribusi pada aktivitas antimikroba ini.

    Studi yang diterbitkan dalam jurnal mikrobiologi telah menunjukkan bahwa ekstrak daun keji beling dapat menghambat pertumbuhan beberapa strain bakteri umum, menjadikannya subjek penelitian menarik untuk pengembangan agen antimikroba alami.

  8. Menjaga Kesehatan Pencernaan

    Secara tradisional, rebusan daun keji beling juga dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan, termasuk sembelit dan gangguan lambung ringan. Konsumsi rutin dapat membantu menjaga fungsi normal saluran cerna.

    Sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dimilikinya dapat membantu mengurangi iritasi pada saluran pencernaan.

    Selain itu, kandungan serat dan senyawa lain mungkin berkontribusi pada kelancaran buang air besar dan menjaga kesehatan mikrobioma usus, meskipun penelitian spesifik pada aspek ini masih terus berkembang.