Penting! Ketahui 5 Manfaat Propolis untuk Mata, Menjaga Kesehatan Mata Optimal – E-Journal
Senin, 21 Juli 2025 oleh journal
Propolis merupakan zat resin alami yang dikumpulkan oleh lebah dari berbagai sumber tumbuhan, seperti getah pohon dan kuncup bunga.
Substansi ini kemudian dicampur dengan lilin lebah dan sekresi lebah, digunakan untuk menambal celah pada sarang, melindungi dari mikroorganisme, dan menjaga sterilitas lingkungan sarang.
Propolis dikenal kaya akan senyawa bioaktif, termasuk flavonoid, asam fenolat, terpenoid, dan berbagai vitamin serta mineral, yang secara kolektif memberikan sifat antibakteri, antivirus, antijamur, anti-inflamasi, dan antioksidan yang kuat.
Karena komposisi kimianya yang kompleks dan beragam khasiat terapeutiknya, propolis telah lama dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional dan kini semakin banyak diteliti dalam konteks kesehatan modern, termasuk potensi aplikasinya untuk kondisi okular.
manfaat propolis untuk mata
- Mengurangi Peradangan Okular
Propolis menunjukkan potensi signifikan dalam meredakan inflamasi pada berbagai struktur mata.
Kandungan flavonoid dan asam fenolat di dalamnya berperan sebagai agen anti-inflamasi kuat yang dapat menghambat jalur pro-inflamasi, seperti produksi sitokin dan prostaglandin, yang merupakan mediator utama dalam respons peradangan.
Efek ini sangat relevan untuk kondisi seperti konjungtivitis alergi, uveitis, atau blefaritis, di mana respons inflamasi berlebihan menyebabkan ketidaknyamanan, kemerahan, dan potensi kerusakan jaringan pada mata.
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Ethnopharmacology oleh Bankova et al. (2000) telah mengidentifikasi beberapa senyawa spesifik dalam propolis yang mampu memodulasi respons imun dan mengurangi edema, suatu tanda khas peradangan.
Pengaplikasian senyawa aktif propolis secara topikal atau sistemik dalam model eksperimental telah menunjukkan penurunan signifikan pada tanda-tanda peradangan, mendukung perannya sebagai agen terapeutik untuk kondisi inflamasi mata.
Penurunan peradangan dapat membantu mencegah kerusakan jangka panjang pada struktur okular dan mempercepat proses penyembuhan jaringan yang rusak.
- Perlindungan Terhadap Infeksi Mikroba
Sifat antimikroba propolis telah didokumentasikan secara luas, menjadikannya kandidat yang menjanjikan untuk melawan infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.
Komponen seperti pinosembrin, galangin, dan asam kafeat fenetil ester (CAPE) bekerja dengan mengganggu integritas membran sel mikroba, menghambat sintesis protein dan asam nukleat, serta menekan virulensi patogen tertentu.
Ini menjadikannya alternatif potensial atau pelengkap untuk antibiotik konvensional, terutama dalam menghadapi tantangan resistensi antimikroba yang terus meningkat di seluruh dunia.
Penelitian oleh Kujumgiev et al. (1999) dalam Journal of Applied Microbiology menyoroti aktivitas antibakteri propolis terhadap berbagai strain bakteri patogen, termasuk beberapa yang umum menyebabkan infeksi mata seperti Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Selain itu, aktivitas antivirus propolis juga telah diamati terhadap virus herpes simpleks, yang dapat menyebabkan keratitis herpetik, suatu kondisi serius pada kornea.
Kemampuan multifaset ini memberikan perlindungan komprehensif terhadap berbagai agen infeksius yang dapat mengancam kesehatan mata dan mengganggu fungsi penglihatan.
- Perlindungan Antioksidan untuk Jaringan Mata
Mata, khususnya retina dan lensa, sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif karena paparan cahaya intens dan metabolisme yang tinggi, yang secara alami menghasilkan radikal bebas.
Propolis adalah sumber kaya antioksidan, termasuk flavonoid, polifenol, dan terpenoid, yang secara efektif dapat menetralkan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif pada tingkat seluler.
Perlindungan ini krusial untuk mencegah atau memperlambat progresi penyakit mata degeneratif seperti degenerasi makula terkait usia (AMD) dan katarak, yang seringkali diperparah oleh akumulasi kerusakan oksidatif.
Sebuah tinjauan dalam Oxidative Medicine and Cellular Longevity oleh Pasupuleti et al. (2017) membahas potensi senyawa antioksidan dari propolis dalam melindungi sel-sel dari kerusakan DNA dan protein akibat stres oksidatif.
Mekanisme ini melibatkan peningkatan aktivitas enzim antioksidan endogen tubuh dan penangkapan langsung radikal bebas, yang membantu menjaga integritas struktural dan fungsional sel-sel retina dan lensa mata dalam jangka panjang.
Dengan demikian, propolis dapat berkontribusi pada pemeliharaan penglihatan yang sehat dan memperlambat proses penuaan pada mata.
- Membantu Proses Penyembuhan Luka Kornea
Propolis telah menunjukkan sifat regeneratif dan penyembuhan luka yang menjanjikan, yang sangat relevan untuk cedera pada kornea mata, lapisan terluar yang transparan.
Komponen bioaktif dalam propolis dapat merangsang proliferasi sel, sintesis kolagen, dan angiogenesi, proses-proses yang esensial untuk perbaikan jaringan yang rusak dan pembentukan kembali struktur normal.
Ini sangat penting dalam kasus abrasi kornea, ulkus kornea, atau setelah prosedur bedah mata, di mana penyembuhan yang cepat dan efektif diperlukan untuk mengembalikan fungsi visual dan mencegah komplikasi serius seperti infeksi sekunder atau jaringan parut.
Studi in vitro dan in vivo, seperti yang dilaporkan oleh Orsi et al.
(2010) dalam Journal of ApiProduct and ApiMedical Science, telah menunjukkan bahwa ekstrak propolis dapat mempercepat penutupan luka epitel kornea dan mengurangi pembentukan jaringan parut pasca-cedera.
Efek ini diyakini terkait dengan kemampuannya untuk mengurangi peradangan lokal, mencegah infeksi sekunder pada area luka, dan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk regenerasi sel-sel kornea yang sehat.
Kemampuan ini menyoroti potensi propolis sebagai agen topikal untuk mempercepat pemulihan dari trauma okular dan mempertahankan integritas penglihatan.
- Potensi dalam Mengatasi Sindrom Mata Kering
Sindrom mata kering (Dry Eye Syndrome/DES) adalah kondisi umum yang ditandai dengan ketidaknyamanan, iritasi, dan gangguan penglihatan akibat kualitas atau kuantitas air mata yang tidak memadai, seringkali melibatkan peradangan permukaan mata.
Sifat anti-inflamasi dan potensi efek pelembap propolis dapat memberikan manfaat bagi penderita DES dengan menargetkan akar penyebab kondisi ini.
Propolis dapat membantu mengurangi peradangan pada permukaan okular dan kelenjar meibom, yang seringkali menjadi akar penyebab disfungsi lapisan air mata dan evaporasi berlebihan.
Meskipun penelitian spesifik tentang aplikasi propolis langsung untuk mata kering pada manusia masih dalam tahap awal, prinsip-prinsip kerjanya mendukung potensi ini.
Propolis diketahui memiliki kemampuan untuk menenangkan iritasi, mengurangi kemerahan, dan mendukung kesehatan mukosa, yang semuanya relevan untuk permukaan mata yang kering dan meradang.
Dengan meredakan inflamasi kronis dan mungkin mendukung stabilitas lapisan air mata, propolis berpotensi untuk menjadi agen terapeutik tambahan dalam manajemen sindrom mata kering, secara signifikan meningkatkan kenyamanan pasien dan kualitas hidup mereka.