Ketahui 7 Manfaat Makan Buah Malam Hari yang Bikin Kamu Penasaran!

Kamis, 26 Juni 2025 oleh journal

Konsumsi buah-buahan pada waktu setelah matahari terbenam dapat memberikan sejumlah dampak positif bagi tubuh. Hal ini meliputi asupan vitamin dan mineral yang penting untuk fungsi tubuh optimal. Namun, perlu diperhatikan jenis buah yang dikonsumsi serta porsi yang sesuai agar tidak mengganggu proses pencernaan dan kualitas tidur.

"Mengonsumsi buah di malam hari bisa menjadi pilihan sehat, asalkan dilakukan dengan bijak dan memperhatikan jenis buah yang dipilih. Tidak semua buah cocok dikonsumsi sebelum tidur, dan porsi yang berlebihan sebaiknya dihindari," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.

Ketahui 7 Manfaat Makan Buah Malam Hari yang...

- Dr. Amelia Rahmawati

Pendapat ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa buah-buahan tertentu mengandung senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan, namun efeknya bisa berbeda tergantung waktu konsumsi.

Sebagai contoh, buah ceri mengandung melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Mengonsumsi ceri sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Kemudian, pisang kaya akan kalium dan magnesium, mineral yang membantu relaksasi otot dan mengurangi risiko kram kaki di malam hari. Namun, perlu diingat bahwa buah-buahan dengan kandungan gula tinggi sebaiknya dihindari sebelum tidur, karena dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan mengganggu tidur. Disarankan untuk memilih buah-buahan yang rendah gula dan mengonsumsinya dalam porsi kecil, seperti beberapa potong apel atau kiwi. Konsultasi dengan ahli gizi juga dianjurkan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.

Manfaat Makan Buah Malam Hari

Konsumsi buah di malam hari dapat memberikan sejumlah keuntungan nutrisi dan kesehatan. Pemilihan jenis buah yang tepat serta pengendalian porsi menjadi faktor penentu dalam memaksimalkan manfaat tersebut.

  • Pencernaan lebih lancar
  • Kualitas tidur meningkat
  • Asupan vitamin optimal
  • Rasa lapar terkendali
  • Metabolisme membaik
  • Regenerasi sel optimal
  • Kadar gula stabil

Berbagai manfaat ini saling berkaitan. Misalnya, kandungan serat dalam buah mendukung pencernaan yang lebih lancar, yang secara tidak langsung meningkatkan kualitas tidur karena tubuh tidak terbebani oleh proses pencernaan yang berat. Kandungan vitamin dan mineral berperan penting dalam regenerasi sel selama tidur, yang merupakan waktu optimal bagi tubuh untuk memperbaiki diri. Pemilihan buah dengan indeks glikemik rendah membantu menjaga kadar gula darah stabil, mencegah lonjakan energi yang dapat mengganggu tidur. Konsumsi buah yang bijak di malam hari, dengan demikian, mendukung fungsi tubuh secara menyeluruh.

Pencernaan lebih lancar

Salah satu dampak positif dari konsumsi buah-buahan di waktu malam adalah potensinya dalam melancarkan sistem pencernaan. Hal ini disebabkan oleh kandungan serat alami yang terdapat dalam sebagian besar buah. Serat, yang merupakan karbohidrat kompleks yang tidak dapat dicerna oleh tubuh, berperan penting dalam menjaga kesehatan saluran cerna. Serat membantu mempercepat pergerakan makanan melalui usus, mencegah terjadinya sembelit dan penumpukan sisa-sisa makanan yang tidak sehat. Selain itu, serat juga berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Populasi bakteri baik yang sehat sangat penting untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, yang berperan dalam proses pencernaan, penyerapan nutrisi, dan sistem kekebalan tubuh. Dengan demikian, pemilihan buah yang tepat sebagai camilan malam dapat memberikan kontribusi positif terhadap kelancaran proses pencernaan dan kesehatan saluran cerna secara keseluruhan.

Kualitas tidur meningkat

Kualitas tidur memiliki peran krusial dalam menjaga kesehatan fisik dan mental. Konsumsi buah tertentu di malam hari dapat berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas istirahat malam.

  • Produksi Melatonin

    Buah ceri, misalnya, mengandung melatonin, hormon yang secara alami diproduksi oleh tubuh untuk mengatur siklus tidur-bangun. Konsumsi ceri sebelum tidur dapat membantu meningkatkan kadar melatonin dalam tubuh, memfasilitasi proses tidur dan memperbaiki kualitas istirahat. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jus ceri tart dapat meningkatkan durasi dan efisiensi tidur pada orang dewasa.

  • Relaksasi Otot

    Buah pisang kaya akan kalium dan magnesium, dua mineral penting yang berperan dalam relaksasi otot. Kekurangan magnesium dapat menyebabkan kram otot dan gangguan tidur. Dengan mengonsumsi pisang sebelum tidur, asupan kalium dan magnesium dapat membantu merelaksasi otot-otot tubuh, mengurangi risiko kram kaki di malam hari, dan menciptakan kondisi yang lebih nyaman untuk tidur.

  • Regulasi Gula Darah

    Konsumsi buah dengan indeks glikemik rendah dapat membantu menjaga kadar gula darah stabil selama tidur. Lonjakan gula darah di malam hari dapat memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol, yang dapat mengganggu tidur. Memilih buah seperti apel atau pir, yang memiliki indeks glikemik rendah, dapat membantu mencegah fluktuasi gula darah dan mempromosikan tidur yang lebih nyenyak.

  • Pengurangan Stres

    Beberapa buah mengandung senyawa antioksidan dan vitamin yang dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Stres merupakan salah satu faktor utama yang dapat mengganggu tidur. Mengonsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin C dan antioksidan dapat membantu mengurangi kadar kortisol, hormon stres, dan menciptakan suasana hati yang lebih tenang sebelum tidur.

  • Efek Plasebo

    Meskipun efek fisiologisnya mungkin minimal, kebiasaan mengonsumsi buah sebelum tidur dapat memberikan efek plasebo yang positif. Ritual ini dapat menciptakan perasaan nyaman dan rileks, yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan kualitas tidur. Keyakinan bahwa konsumsi buah akan membantu tidur dapat memicu respons psikologis yang berkontribusi terhadap peningkatan kualitas istirahat.

Secara keseluruhan, konsumsi buah-buahan tertentu di malam hari, dengan memperhatikan jenis dan porsinya, dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas tidur. Mekanisme yang terlibat melibatkan produksi melatonin, relaksasi otot, regulasi gula darah, pengurangan stres, dan efek plasebo. Penerapan pola makan yang sehat dan seimbang, termasuk konsumsi buah-buahan yang bijak di malam hari, merupakan bagian penting dari menjaga kualitas tidur yang optimal.

Asupan vitamin optimal

Konsumsi buah di malam hari, jika dilakukan dengan pemilihan yang tepat, dapat menjadi strategi efektif dalam memaksimalkan asupan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Hal ini penting mengingat vitamin berperan krusial dalam berbagai proses biologis, mulai dari fungsi kekebalan tubuh hingga metabolisme energi.

  • Ketersediaan Vitamin Larut Air

    Vitamin larut air, seperti vitamin C dan vitamin B kompleks, tidak disimpan dalam tubuh dalam jumlah besar dan perlu dikonsumsi secara teratur. Mengonsumsi buah-buahan kaya vitamin C, seperti jeruk atau stroberi, di malam hari dapat membantu memastikan bahwa tubuh mendapatkan asupan vitamin C yang cukup untuk mendukung fungsi kekebalan tubuh dan produksi kolagen. Vitamin B kompleks, yang banyak ditemukan dalam pisang dan alpukat, berperan penting dalam metabolisme energi dan fungsi saraf.

  • Peningkatan Absorpsi Vitamin Tertentu

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyerapan vitamin tertentu dapat ditingkatkan jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain. Misalnya, vitamin K, yang larut dalam lemak, penyerapannya dapat ditingkatkan jika dikonsumsi bersamaan dengan sedikit lemak sehat yang terdapat dalam beberapa jenis buah, seperti alpukat. Hal ini membantu memastikan bahwa tubuh dapat memanfaatkan vitamin K secara optimal untuk pembekuan darah dan kesehatan tulang.

  • Sinergi dengan Nutrisi Lain

    Buah-buahan tidak hanya kaya akan vitamin, tetapi juga mengandung nutrisi lain seperti mineral, serat, dan antioksidan. Kombinasi nutrisi ini dapat bekerja secara sinergis untuk meningkatkan manfaat kesehatan secara keseluruhan. Misalnya, vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati, sementara antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

  • Pengganti Camilan Tidak Sehat

    Mengganti camilan tidak sehat, seperti makanan olahan atau makanan manis, dengan buah-buahan di malam hari dapat secara signifikan meningkatkan asupan vitamin. Makanan olahan seringkali rendah nutrisi dan tinggi kalori, gula, dan lemak tidak sehat. Dengan memilih buah sebagai camilan, seseorang dapat memperoleh manfaat dari vitamin, mineral, dan serat tanpa mengonsumsi kalori kosong.

  • Dukungan untuk Proses Regenerasi Sel

    Selama tidur, tubuh melakukan proses perbaikan dan regenerasi sel. Vitamin tertentu, seperti vitamin A dan vitamin E, berperan penting dalam proses ini. Vitamin A membantu menjaga kesehatan kulit dan penglihatan, sementara vitamin E melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan oksidatif. Konsumsi buah-buahan yang kaya akan vitamin A dan vitamin E di malam hari dapat membantu mendukung proses regenerasi sel dan menjaga kesehatan jaringan tubuh.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, dapat disimpulkan bahwa konsumsi buah di malam hari dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengoptimalkan asupan vitamin, mendukung berbagai fungsi tubuh, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, penting untuk memilih jenis buah yang tepat dan mengonsumsinya dalam porsi yang sesuai agar tidak mengganggu kualitas tidur dan proses pencernaan.

Rasa lapar terkendali

Pengendalian rasa lapar di malam hari memiliki kaitan erat dengan konsumsi buah sebagai bagian dari pola makan yang sehat. Kemampuan buah dalam memberikan rasa kenyang tanpa membebani tubuh dengan kalori berlebih menjadikannya pilihan yang strategis untuk mencegah makan berlebihan sebelum tidur.

  • Kandungan Serat dan Volume

    Buah-buahan umumnya kaya akan serat dan memiliki volume yang cukup besar. Serat memperlambat proses pencernaan, sehingga memberikan rasa kenyang yang lebih lama. Volume buah yang besar mengisi lambung, mengirimkan sinyal kenyang ke otak. Kombinasi ini membantu menekan keinginan untuk mengonsumsi camilan tidak sehat yang tinggi kalori dan rendah nutrisi.

  • Indeks Glikemik yang Lebih Rendah

    Dibandingkan dengan makanan olahan atau makanan manis, sebagian besar buah memiliki indeks glikemik (IG) yang lebih rendah. IG mengukur seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah. Makanan dengan IG tinggi menyebabkan lonjakan gula darah yang diikuti penurunan drastis, memicu rasa lapar kembali dalam waktu singkat. Buah dengan IG rendah memberikan energi yang lebih stabil dan rasa kenyang yang lebih berkelanjutan.

  • Kandungan Air yang Tinggi

    Buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi. Air membantu mengisi lambung dan memberikan rasa kenyang. Selain itu, air juga penting untuk hidrasi tubuh, yang seringkali disalahartikan sebagai rasa lapar. Mengonsumsi buah yang kaya air dapat membantu membedakan antara rasa haus dan rasa lapar, sehingga mencegah makan berlebihan yang tidak perlu.

  • Pengganti Camilan Tidak Sehat

    Keinginan untuk makan di malam hari seringkali didorong oleh kebiasaan atau keinginan emosional. Buah dapat menjadi pengganti yang sehat untuk camilan tidak sehat seperti keripik, kue, atau es krim. Dengan memilih buah, seseorang dapat memuaskan keinginan untuk mengunyah sesuatu tanpa mengorbankan kesehatan dan menjaga asupan kalori tetap terkendali.

Dengan demikian, kemampuan buah dalam mengendalikan rasa lapar di malam hari berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang lebih baik, peningkatan kualitas tidur, dan asupan nutrisi yang lebih seimbang. Pemilihan jenis buah yang tepat dan porsi yang sesuai tetap menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat ini.

Metabolisme membaik

Konsumsi buah-buahan pada malam hari, jika dilakukan secara tepat, berpotensi memberikan dampak positif terhadap peningkatan laju metabolisme tubuh. Metabolisme merupakan serangkaian proses kimiawi kompleks yang terjadi dalam tubuh untuk mengubah makanan dan minuman menjadi energi. Proses ini esensial untuk menjalankan berbagai fungsi vital, seperti bernapas, bergerak, dan memperbaiki sel. Beberapa mekanisme yang mendasari hubungan antara asupan buah malam hari dan peningkatan metabolisme meliputi:

  • Efek Termik Makanan (Thermic Effect of Food - TEF): Pencernaan, penyerapan, dan pemrosesan nutrisi dari makanan memerlukan energi. Efek termik makanan mengacu pada peningkatan sementara dalam laju metabolisme setelah makan. Buah-buahan, terutama yang kaya serat, memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan makanan olahan. Proses pencernaan yang lebih lambat ini dapat meningkatkan TEF dan berkontribusi pada pembakaran kalori yang lebih tinggi.
  • Regulasi Gula Darah: Konsumsi buah dengan indeks glikemik rendah (IG) membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Fluktuasi gula darah yang ekstrem dapat mengganggu metabolisme dan memicu resistensi insulin. Buah-buahan dengan IG rendah memberikan sumber energi yang lebih stabil, mencegah lonjakan gula darah, dan mendukung fungsi metabolisme yang optimal.
  • Peningkatan Sensitivitas Insulin: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah-buahan tertentu, terutama yang kaya antioksidan, dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang membantu sel-sel tubuh menyerap glukosa dari darah. Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan tubuh menggunakan glukosa secara lebih efisien, mengurangi risiko resistensi insulin dan diabetes tipe 2.
  • Dukungan untuk Mikrobiota Usus yang Sehat: Serat dalam buah-buahan berfungsi sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik yang hidup di dalam usus. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam metabolisme, termasuk pengaturan berat badan, penyerapan nutrisi, dan pengendalian peradangan. Konsumsi buah-buahan secara teratur dapat meningkatkan keragaman dan keseimbangan mikrobiota usus, yang pada gilirannya mendukung fungsi metabolisme yang optimal.
  • Penyediaan Nutrisi Penting: Buah-buahan kaya akan vitamin, mineral, dan antioksidan yang penting untuk fungsi metabolisme yang efisien. Misalnya, vitamin B kompleks berperan penting dalam metabolisme energi, sementara magnesium membantu mengatur kadar gula darah dan fungsi otot. Antioksidan melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat mengganggu metabolisme.

Dengan demikian, integrasi buah-buahan ke dalam pola makan malam, dengan memperhatikan jenis dan porsinya, dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan laju metabolisme, regulasi gula darah, peningkatan sensitivitas insulin, dukungan mikrobiota usus yang sehat, dan penyediaan nutrisi penting. Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini akan optimal jika diimbangi dengan gaya hidup sehat secara keseluruhan, termasuk aktivitas fisik yang teratur dan pola makan yang seimbang.

Regenerasi sel optimal

Proses perbaikan dan pembentukan sel baru, atau regenerasi sel, merupakan fundamental bagi pemeliharaan kesehatan dan fungsi tubuh secara optimal. Aktivitas ini berlangsung secara berkelanjutan, namun mencapai puncaknya selama periode istirahat, khususnya pada malam hari. Konsumsi buah-buahan sebelum tidur, dengan pemilihan jenis yang tepat, dapat menyediakan nutrisi esensial yang mendukung proses regenerasi ini.

Buah-buahan kaya akan antioksidan, seperti vitamin C, vitamin E, dan senyawa fitokimia lainnya. Antioksidan berperan krusial dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat mempercepat proses penuaan dan memicu berbagai penyakit. Dengan menetralkan radikal bebas, antioksidan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi regenerasi sel.

Selain itu, buah-buahan menyediakan vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai kofaktor enzim-enzim penting yang terlibat dalam sintesis DNA dan protein, dua komponen utama sel. Misalnya, vitamin A berperan dalam diferensiasi sel, proses di mana sel-sel baru mengembangkan fungsi khusus. Asupan vitamin dan mineral yang adekuat memastikan bahwa tubuh memiliki sumber daya yang cukup untuk menjalankan proses regenerasi sel secara efisien.

Lebih lanjut, kandungan serat dalam buah-buahan mendukung kesehatan saluran cerna, yang secara tidak langsung mempengaruhi regenerasi sel. Sistem pencernaan yang sehat memastikan penyerapan nutrisi yang optimal, menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk membangun sel-sel baru. Serat juga membantu menghilangkan toksin dari tubuh, mengurangi beban pada sistem detoksifikasi dan memungkinkan tubuh untuk fokus pada proses perbaikan dan regenerasi.

Meskipun demikian, perlu ditekankan bahwa tidak semua buah cocok dikonsumsi sebelum tidur. Buah-buahan dengan kandungan gula tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah, yang dapat mengganggu kualitas tidur dan menghambat proses regenerasi sel. Pilihan yang lebih baik meliputi buah-buahan dengan indeks glikemik rendah, seperti buah beri, apel, atau pir, yang menyediakan nutrisi penting tanpa menyebabkan fluktuasi gula darah yang signifikan.

Singkatnya, konsumsi buah-buahan tertentu pada malam hari dapat memberikan dukungan nutrisi yang berharga bagi proses regenerasi sel. Antioksidan melindungi sel dari kerusakan, vitamin dan mineral berperan dalam sintesis DNA dan protein, serta serat mendukung kesehatan saluran cerna dan penyerapan nutrisi. Pemilihan jenis buah yang tepat dan porsi yang moderat menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaat ini.

Kadar gula stabil

Menjaga stabilitas kadar glukosa dalam darah memiliki peran sentral dalam memaksimalkan dampak positif konsumsi buah di waktu malam. Fluktuasi glukosa yang signifikan, terutama lonjakan kadar gula darah yang diikuti penurunan drastis, dapat memicu berbagai efek negatif yang kontraproduktif terhadap manfaat yang diharapkan. Oleh karena itu, pemilihan jenis buah dengan indeks glikemik (IG) yang rendah menjadi krusial.

Buah dengan IG rendah melepaskan glukosa secara bertahap ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan kadar gula darah yang dapat mengganggu kualitas tidur, memicu resistensi insulin, dan menghambat proses regenerasi sel. Sebaliknya, buah dengan IG tinggi dapat menyebabkan pelepasan insulin secara berlebihan, yang kemudian diikuti oleh penurunan kadar gula darah secara cepat, memicu rasa lapar kembali dan berpotensi mengganggu metabolisme. Penting untuk dicatat bahwa stabilitas kadar glukosa darah tidak hanya menguntungkan bagi penderita diabetes, tetapi juga bagi individu sehat yang ingin mengoptimalkan fungsi tubuh secara keseluruhan.

Konsumsi buah-buahan rendah gula, seperti buah beri, apel, pir, atau kiwi, di waktu malam memungkinkan tubuh untuk memanfaatkan nutrisi yang terkandung di dalamnya tanpa membebani sistem pengaturan glukosa darah. Serat yang terkandung dalam buah-buahan ini juga berperan penting dalam memperlambat penyerapan glukosa, membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Dengan demikian, pemilihan buah yang bijak, dengan fokus pada buah dengan IG rendah dan kandungan serat tinggi, merupakan strategi efektif untuk mengoptimalkan manfaat konsumsi buah di waktu malam sembari menjaga stabilitas kadar glukosa darah.

Tips Mengoptimalkan Konsumsi Buah di Waktu Malam

Penerapan strategi yang tepat diperlukan untuk memaksimalkan potensi positif dan meminimalkan dampak negatif dari konsumsi buah-buahan setelah matahari terbenam. Berikut adalah beberapa panduan yang dapat diikuti:

Tip 1: Prioritaskan Buah dengan Indeks Glikemik Rendah
Pilihlah buah-buahan yang melepaskan gula secara perlahan ke dalam aliran darah. Contoh yang baik termasuk buah beri (stroberi, blueberry, raspberry), apel, pir, kiwi, dan alpukat. Hindari buah-buahan dengan kandungan gula tinggi seperti mangga, semangka, dan kurma, terutama dalam porsi besar.

Tip 2: Perhatikan Ukuran Porsi
Meskipun buah-buahan umumnya sehat, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan asupan kalori yang berlebihan dan potensi gangguan pencernaan. Batasi porsi menjadi satu cangkir buah potong atau satu buah utuh berukuran sedang.

Tip 3: Pertimbangkan Waktu Konsumsi
Idealnya, konsumsi buah sebaiknya dilakukan setidaknya satu hingga dua jam sebelum tidur. Hal ini memberikan waktu bagi tubuh untuk mencerna buah dan mencegah gangguan tidur akibat proses pencernaan yang aktif.

Tip 4: Kombinasikan dengan Sumber Protein atau Lemak Sehat
Menggabungkan buah dengan sumber protein atau lemak sehat, seperti segenggam kacang almond atau sedikit yogurt Yunani, dapat membantu memperlambat penyerapan gula dan meningkatkan rasa kenyang. Kombinasi ini juga dapat membantu menstabilkan kadar gula darah dan mencegah lonjakan energi yang dapat mengganggu tidur.

Dengan mengikuti panduan ini, individu dapat menikmati manfaat nutrisi dari buah-buahan di waktu malam tanpa mengorbankan kualitas tidur atau kesehatan metabolisme.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Sejumlah penelitian telah meneliti dampak konsumsi buah di malam hari terhadap berbagai aspek kesehatan. Studi-studi ini menggunakan metodologi beragam, mulai dari observasi hingga intervensi terkontrol, untuk mengukur efeknya pada kualitas tidur, kadar glukosa darah, dan komposisi tubuh.

Salah satu studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition meneliti efek konsumsi ceri tart sebelum tidur pada orang dewasa yang mengalami insomnia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi jus ceri tart secara signifikan meningkatkan durasi dan efisiensi tidur dibandingkan dengan kelompok plasebo. Para peneliti menduga bahwa efek ini disebabkan oleh kandungan melatonin alami dalam ceri tart, yang berperan dalam mengatur siklus tidur-bangun.

Studi lain yang dipublikasikan dalam Journal of the American Dietetic Association meneliti efek konsumsi buah-buahan rendah glikemik di malam hari pada kadar glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi apel atau pir sebelum tidur tidak menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah yang signifikan dan bahkan dapat membantu meningkatkan kontrol glikemik secara keseluruhan. Namun, studi ini juga menekankan pentingnya pemilihan jenis buah yang tepat dan pengendalian porsi.

Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa tidak semua studi menunjukkan hasil yang konsisten. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah dengan kandungan gula tinggi di malam hari dapat mengganggu kualitas tidur dan menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah. Oleh karena itu, penting untuk menafsirkan bukti ilmiah dengan hati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor individu seperti kondisi kesehatan, jenis buah yang dikonsumsi, dan ukuran porsi. Konsultasi dengan profesional kesehatan dianjurkan untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan individu.