7 Manfaat Daun Nangka Kering, Khasiat yang Jarang Diketahui

Minggu, 15 Juni 2025 oleh journal

Daun nangka yang telah dikeringkan diyakini memiliki beragam kegunaan bagi kesehatan. Proses pengeringan ini bertujuan untuk mengawetkan kandungan senyawa aktif yang terdapat di dalamnya. Beberapa penelitian mengindikasikan adanya potensi dalam membantu mengelola kadar gula darah, meredakan peradangan, serta memberikan efek antioksidan bagi tubuh. Pemanfaatan bagian tanaman ini telah dilakukan secara tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan.

"Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk diingat bahwa 'pemanfaatan daun nangka kering' masih memerlukan kajian ilmiah yang lebih mendalam dan terkontrol sebelum dapat direkomendasikan sebagai pengobatan utama. Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakannya, terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain," ujar Dr. Amelia Rahmawati, seorang ahli gizi klinis.

7 Manfaat Daun Nangka Kering, Khasiat yang Jarang...

-- Dr. Amelia Rahmawati

Klaim mengenai khasiat kesehatan dari daun nangka kering semakin menarik perhatian. Beberapa penelitian mengindikasikan adanya senyawa aktif seperti flavonoid dan tanin di dalamnya, yang memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Senyawa-senyawa ini diduga berperan dalam membantu mengelola kadar gula darah dan mengurangi risiko penyakit kronis. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme kerjanya secara utuh dan menentukan dosis yang aman dan efektif.

Secara tradisional, air rebusan daun nangka kering telah digunakan sebagai obat herbal. Meskipun demikian, penting untuk berhati-hati dalam penggunaannya. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengonsumsi sediaan herbal ini. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengidentifikasi potensi interaksi dengan obat-obatan lain dan memastikan keamanannya dalam jangka panjang.

Manfaat Daun Nangka Kering

Daun nangka kering, melalui proses pengeringan, menyimpan potensi manfaat kesehatan yang signifikan. Senyawa bioaktif yang terkandung di dalamnya menawarkan beragam aplikasi terapeutik, yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi yang komprehensif.

  • Antioksidan
  • Anti-inflamasi
  • Menurunkan gula darah
  • Mendukung kesehatan jantung
  • Potensi antimikroba
  • Meredakan peradangan
  • Meningkatkan imunitas

Manfaat-manfaat tersebut saling berkaitan melalui aksi senyawa-senyawa seperti flavonoid dan tanin. Sebagai contoh, efek antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang berkontribusi pada kesehatan jantung secara keseluruhan. Potensi antimikroba dapat membantu melawan infeksi, sementara efek anti-inflamasi meredakan kondisi peradangan kronis, sehingga meningkatkan kualitas hidup. Penelitian berkelanjutan diperlukan untuk sepenuhnya mengungkap mekanisme kerja dan potensi terapeutik daun nangka kering.

Antioksidan

Keberadaan antioksidan merupakan faktor krusial dalam menentukan potensi terapeutik suatu bahan alami. Senyawa-senyawa ini berperan penting dalam menetralkan radikal bebas, molekul tidak stabil yang dapat memicu kerusakan sel dan berkontribusi pada perkembangan berbagai penyakit kronis. Kandungan antioksidan dalam suatu tanaman seringkali dikaitkan dengan manfaat kesehatan yang luas.

  • Perlindungan Seluler

    Antioksidan bekerja dengan menyumbangkan elektron ke radikal bebas, menstabilkannya dan mencegahnya merusak molekul penting seperti DNA, protein, dan lipid. Proses ini membantu melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang dapat menyebabkan penuaan dini dan penyakit degeneratif.

  • Senyawa Fenolik

    Banyak tanaman mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid dan tanin, yang dikenal karena sifat antioksidannya yang kuat. Senyawa-senyawa ini dapat membantu mengurangi peradangan, meningkatkan kesehatan jantung, dan melindungi terhadap beberapa jenis kanker. Keberadaan senyawa fenolik ini menjadi indikasi potensi manfaat kesehatan.

  • Mengurangi Stres Oksidatif

    Stres oksidatif, ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk menetralkannya, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Antioksidan membantu mengurangi stres oksidatif dengan menetralkan radikal bebas dan memulihkan keseimbangan, sehingga mendukung kesehatan secara keseluruhan.

  • Peran dalam Pencegahan Penyakit

    Konsumsi makanan kaya antioksidan dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker. Antioksidan membantu melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan penyakit-penyakit ini.

  • Peningkatan Sistem Kekebalan Tubuh

    Antioksidan juga berkontribusi pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Dengan melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif, antioksidan membantu memastikan bahwa sistem kekebalan tubuh berfungsi secara optimal dalam melawan infeksi dan penyakit.

Secara keseluruhan, kehadiran antioksidan merupakan komponen penting dalam potensi manfaat kesehatan suatu bahan alami. Kemampuan untuk menetralkan radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, dan melindungi sel dari kerusakan menjadikan antioksidan sebagai faktor kunci dalam mendukung kesehatan dan mencegah penyakit.

Anti-inflamasi

Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi. Namun, peradangan kronis dapat berkontribusi pada berbagai penyakit. Potensi aktivitas anti-inflamasi suatu bahan alami menjadi fokus penelitian untuk pengembangan terapi komplementer. Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam tanaman dapat berperan dalam modulasi respons inflamasi tubuh.

  • Penghambatan Mediator Inflamasi

    Beberapa senyawa dalam ekstrak tumbuhan dapat menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Dengan menekan produksi molekul-molekul ini, proses peradangan dapat diredakan. Penghambatan ini berkontribusi pada pengurangan gejala peradangan seperti nyeri, bengkak, dan kemerahan.

  • Aktivitas Antioksidan Sebagai Pendukung

    Stres oksidatif seringkali menyertai dan memperburuk peradangan. Sifat antioksidan membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi kerusakan seluler, dan secara tidak langsung meredakan peradangan. Hubungan antara aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi bersifat sinergis dalam memberikan efek protektif.

  • Modulasi Jalur Sinyal Inflamasi

    Proses peradangan diatur oleh berbagai jalur sinyal di dalam sel. Senyawa bioaktif tertentu dapat memodulasi jalur-jalur ini, menghambat aktivasi gen pro-inflamasi dan mendorong ekspresi gen anti-inflamasi. Modulasi jalur sinyal ini menawarkan pendekatan yang lebih terarah dalam mengendalikan peradangan.

  • Pengaruh pada Enzim yang Terlibat dalam Peradangan

    Enzim seperti siklooksigenase (COX) dan lipoksigenase (LOX) berperan penting dalam sintesis mediator inflamasi. Senyawa tertentu dapat menghambat aktivitas enzim-enzim ini, mengurangi produksi prostaglandin dan leukotrien, yang merupakan molekul kunci dalam proses peradangan.

  • Efek pada Sistem Kekebalan Tubuh

    Peradangan seringkali melibatkan aktivasi sistem kekebalan tubuh. Senyawa bioaktif dapat memodulasi respons imun, menyeimbangkan aktivasi sel imun dan mencegah reaksi inflamasi berlebihan. Regulasi sistem kekebalan tubuh ini penting dalam mengelola kondisi peradangan kronis.

Kemampuan memodulasi berbagai aspek respons inflamasi menjadikan potensi anti-inflamasi bagian penting dari profil farmakologis suatu bahan alami. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik, mekanisme kerjanya, dan efektivitas klinisnya dalam mengatasi berbagai kondisi peradangan.

Menurunkan Gula Darah

Beberapa penelitian awal mengindikasikan adanya potensi ekstrak daun nangka kering dalam membantu mengelola kadar gula darah. Mekanisme yang mendasari efek ini diduga melibatkan beberapa faktor. Pertama, kandungan serat dalam daun nangka dapat memperlambat penyerapan glukosa di usus, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah setelah makan. Serat juga dapat meningkatkan sensitivitas insulin, memungkinkan sel-sel tubuh untuk lebih efektif menggunakan glukosa dari darah.

Selain itu, senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid dan tanin yang terdapat dalam daun nangka diyakini memiliki peran dalam regulasi metabolisme glukosa. Flavonoid, sebagai contoh, dapat meningkatkan aktivitas enzim-enzim yang terlibat dalam pemecahan glukosa dan mengurangi resistensi insulin. Tanin, di sisi lain, dapat menghambat aktivitas enzim yang memecah karbohidrat kompleks menjadi glukosa, sehingga mengurangi jumlah glukosa yang diserap ke dalam aliran darah.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian yang ada masih bersifat awal dan dilakukan pada hewan atau dalam skala kecil pada manusia. Diperlukan penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efek penurunan gula darah ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Individu dengan diabetes atau kondisi medis lainnya harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan sediaan herbal ini sebagai bagian dari rencana pengelolaan gula darah mereka.

Mendukung Kesehatan Jantung

Kesehatan jantung merupakan aspek vital dari kesejahteraan secara keseluruhan. Beberapa penelitian eksplorasi menunjukkan bahwa komponen dalam daun nangka kering berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap fungsi kardiovaskular. Mekanisme yang mendasari potensi dukungan ini melibatkan interaksi kompleks antara senyawa bioaktif dan sistem tubuh.

  • Pengurangan Tekanan Darah

    Ekstrak daun nangka kering dapat membantu relaksasi pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat menurunkan tekanan darah. Senyawa kalium, yang secara alami terkandung dalam daun, berperan dalam menyeimbangkan kadar natrium dalam tubuh, sehingga berkontribusi pada pengaturan tekanan darah yang sehat. Kondisi tekanan darah yang terkontrol mengurangi beban kerja jantung dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

  • Pengelolaan Kadar Kolesterol

    Serat makanan, yang juga ditemukan dalam daun nangka, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol "jahat") dalam darah. Serat mengikat kolesterol di saluran pencernaan dan mencegahnya diserap ke dalam aliran darah. Kadar kolesterol LDL yang rendah mengurangi risiko pembentukan plak di arteri, yang dapat menyebabkan aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

  • Efek Antioksidan Terhadap Jantung

    Radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan oksidatif pada sel-sel jantung dan pembuluh darah, berkontribusi pada perkembangan penyakit jantung. Senyawa antioksidan seperti flavonoid dan tanin dapat membantu melindungi jantung dari kerusakan ini. Antioksidan menetralkan radikal bebas, mencegah kerusakan sel, dan mengurangi risiko peradangan di jantung.

  • Pengurangan Peradangan

    Peradangan kronis merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung. Senyawa anti-inflamasi dalam daun nangka dapat membantu mengurangi peradangan di arteri dan jaringan jantung. Dengan mengurangi peradangan, risiko pembentukan plak dan kerusakan pada pembuluh darah dapat diminimalkan, mendukung kesehatan jantung secara keseluruhan.

  • Peningkatan Fungsi Pembuluh Darah

    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa dalam daun nangka dapat meningkatkan fungsi endotel, lapisan sel yang melapisi pembuluh darah. Endotel yang sehat penting untuk menjaga kelancaran aliran darah dan mencegah pembentukan gumpalan darah. Peningkatan fungsi endotel berkontribusi pada penurunan risiko penyakit jantung dan stroke.

Secara keseluruhan, berbagai mekanisme yang telah diidentifikasi menunjukkan potensi peran komponen yang ada dalam daun nangka kering dalam mendukung kesehatan jantung. Namun, penting untuk menekankan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif untuk penggunaan terapeutik. Integrasi dengan gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang dan olahraga teratur, tetap menjadi landasan utama dalam menjaga kesehatan jantung.

Potensi Antimikroba

Keberadaan senyawa antimikroba dalam tumbuhan menjadi perhatian penting dalam penelitian farmakologi. Aktivitas ini, jika terbukti, dapat memberikan alternatif alami dalam mengatasi infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Daun nangka kering, dengan kandungan fitokimianya, sedang dieksplorasi potensi antimikrobanya.

  • Penghambatan Pertumbuhan Bakteri

    Ekstrak dari daun nangka kering menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Senyawa-senyawa tertentu dapat mengganggu metabolisme bakteri, merusak dinding sel, atau menghambat replikasi DNA bakteri. Potensi ini dapat bermanfaat dalam mengatasi infeksi bakteri ringan, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan efektivitasnya terhadap spektrum bakteri yang lebih luas dan resistensi antibiotik.

  • Aktivitas Antifungi

    Selain bakteri, beberapa senyawa dalam daun nangka kering juga memiliki potensi aktivitas antifungi. Infeksi jamur dapat menjadi masalah kesehatan yang signifikan, terutama bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Senyawa antifungi dapat mengganggu sintesis ergosterol, komponen penting dari membran sel jamur, sehingga menyebabkan kematian sel jamur.

  • Potensi Antivirus

    Penelitian awal juga mengindikasikan potensi antivirus dari ekstrak daun nangka kering. Senyawa-senyawa tertentu dapat menghambat replikasi virus atau mengganggu kemampuan virus untuk masuk ke dalam sel inang. Meskipun potensi ini menjanjikan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa antivirus spesifik dan mekanisme kerjanya.

  • Mekanisme Aksi yang Kompleks

    Aktivitas antimikroba seringkali melibatkan kombinasi beberapa mekanisme aksi. Senyawa-senyawa dalam daun nangka kering dapat bekerja secara sinergis untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Memahami mekanisme aksi yang kompleks ini penting untuk mengembangkan strategi penggunaan yang efektif dan mencegah resistensi mikroorganisme.

Potensi antimikroba, meskipun masih dalam tahap eksplorasi, memberikan dimensi tambahan dalam memahami manfaat potensial daun nangka kering. Integrasi temuan ini dengan penelitian lebih lanjut dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi alami untuk mengatasi berbagai infeksi.

Meredakan Peradangan

Peradangan merupakan respons kompleks tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai masalah kesehatan. Potensi ekstrak daun nangka kering dalam meredakan peradangan menjadi area penelitian yang menjanjikan, mengacu pada kemungkinan adanya senyawa aktif yang dapat memodulasi respons inflamasi tubuh.

  • Inhibisi Mediator Inflamasi

    Daun nangka kering diyakini mengandung senyawa yang dapat menghambat produksi mediator inflamasi seperti sitokin dan prostaglandin. Penghambatan ini berpotensi mengurangi gejala peradangan, seperti nyeri, pembengkakan, dan kemerahan. Contohnya, pada kasus arthritis, penurunan produksi mediator inflamasi dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan mobilitas sendi.

  • Aktivitas Antioksidan yang Mendukung

    Stres oksidatif sering kali memperburuk peradangan. Senyawa antioksidan yang ada dalam daun nangka kering dapat membantu menetralkan radikal bebas, mengurangi kerusakan sel, dan secara tidak langsung meredakan peradangan. Sebagai ilustrasi, kerusakan oksidatif pada jaringan paru-paru dalam kasus asma dapat dikurangi dengan adanya antioksidan, yang kemudian dapat mengurangi peradangan pada saluran pernapasan.

  • Modulasi Jalur Sinyal Inflamasi

    Proses peradangan diatur oleh berbagai jalur sinyal di dalam sel. Senyawa bioaktif tertentu dalam daun nangka kering berpotensi memodulasi jalur-jalur ini, menghambat aktivasi gen pro-inflamasi dan mendorong ekspresi gen anti-inflamasi. Sebagai contoh, dalam penyakit radang usus, modulasi jalur sinyal inflamasi dapat membantu mengurangi kerusakan pada lapisan usus dan meredakan gejala seperti diare dan sakit perut.

  • Pengaruh pada Enzim yang Terlibat dalam Peradangan

    Enzim seperti siklooksigenase (COX) berperan penting dalam sintesis mediator inflamasi. Senyawa tertentu dalam daun nangka kering dapat menghambat aktivitas enzim-enzim ini, mengurangi produksi prostaglandin dan leukotrien. Dalam kasus peradangan kulit seperti eksim, penghambatan enzim COX dapat membantu mengurangi kemerahan, gatal, dan peradangan pada kulit.

Potensi meredakan peradangan yang dikaitkan dengan daun nangka kering, meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut untuk validasi klinis, memberikan harapan untuk pengembangan terapi komplementer dalam mengatasi berbagai kondisi peradangan. Integrasi pengetahuan ini dengan penelitian lebih lanjut dapat membuka jalan bagi aplikasi terapeutik yang lebih efektif dan aman.

Meningkatkan Imunitas

Sistem kekebalan tubuh merupakan pertahanan alami terhadap serangan patogen seperti bakteri, virus, dan jamur. Kemampuan untuk memperkuat respons imun dapat membantu tubuh melawan infeksi dan penyakit secara lebih efektif. Beberapa penelitian awal mengindikasikan potensi ekstrak daun nangka kering dalam mendukung fungsi imun melalui berbagai mekanisme.

Kandungan vitamin dan mineral tertentu dalam daun nangka, seperti vitamin C dan zinc, berperan penting dalam fungsi imun. Vitamin C dikenal sebagai antioksidan kuat yang melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif, sementara zinc esensial untuk perkembangan dan fungsi sel-sel imun. Kehadiran nutrisi ini dapat membantu meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Selain itu, senyawa-senyawa bioaktif seperti flavonoid dan polisakarida yang terdapat dalam daun nangka juga berpotensi memodulasi respons imun. Flavonoid, dengan sifat antioksidannya, dapat mengurangi peradangan kronis yang dapat menekan fungsi imun. Polisakarida, di sisi lain, dapat merangsang aktivitas sel-sel imun seperti makrofag dan sel NK (natural killer), yang berperan penting dalam menghancurkan sel-sel yang terinfeksi dan sel kanker.

Meskipun penelitian awal menunjukkan potensi yang menjanjikan, penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian masih bersifat pendahuluan dan dilakukan pada hewan atau dalam skala kecil pada manusia. Diperlukan penelitian klinis yang lebih besar dan terkontrol dengan baik untuk mengkonfirmasi efek peningkatan imun ini dan menentukan dosis yang aman dan efektif. Individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh atau yang sedang menjalani pengobatan imunosupresan harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan sediaan herbal ini.

Secara keseluruhan, potensi peningkatan imunitas yang dikaitkan dengan daun nangka kering didasarkan pada kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif yang dapat mendukung fungsi imun. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme kerjanya dan memvalidasi efeknya pada manusia.

Tips Pemanfaatan Optimal

Informasi yang akurat dan penerapan yang tepat sangat penting untuk memperoleh hasil yang optimal. Berikut adalah beberapa panduan yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahan alami ini:

Tip 1: Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan
Sebelum memulai penggunaan, konsultasi dengan dokter atau ahli herbal sangat disarankan. Hal ini penting terutama jika memiliki kondisi medis tertentu, sedang mengonsumsi obat-obatan lain, atau memiliki alergi. Profesional kesehatan dapat memberikan saran yang tepat dan memastikan keamanan penggunaan.

Tip 2: Perhatikan Kualitas dan Sumber Bahan
Pastikan bahan diperoleh dari sumber yang terpercaya dan berkualitas. Daun nangka harus berasal dari pohon yang sehat dan diproses dengan benar. Hindari penggunaan daun yang tampak rusak, berjamur, atau terkontaminasi.

Tip 3: Gunakan dengan Dosis yang Tepat
Dosis yang tepat sangat penting untuk menghindari efek samping yang tidak diinginkan. Mulailah dengan dosis rendah dan secara bertahap tingkatkan jika diperlukan, sesuai dengan rekomendasi profesional kesehatan. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.

Tip 4: Perhatikan Cara Pengolahan
Cara pengolahan dapat mempengaruhi kandungan senyawa aktif dan efektivitas. Rebus daun dengan air bersih dan gunakan api kecil untuk menjaga kualitas. Hindari merebus terlalu lama yang dapat merusak senyawa aktif.

Tip 5: Monitor Efek Samping
Perhatikan dengan seksama reaksi tubuh setelah mengonsumsi. Jika muncul efek samping seperti mual, pusing, atau reaksi alergi, segera hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.

Penerapan panduan di atas, dikombinasikan dengan informasi yang valid, dapat membantu memaksimalkan potensi manfaatnya. Kehati-hatian dan konsultasi dengan ahli tetap menjadi kunci utama.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian pendahuluan telah dilakukan untuk menginvestigasi potensi efek farmakologis dari daun nangka yang dikeringkan. Beberapa studi in vitro (dalam tabung reaksi) menunjukkan adanya aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi dari ekstrak daun tersebut. Studi-studi ini mengidentifikasi keberadaan senyawa fenolik, seperti flavonoid, yang dikenal memiliki sifat-sifat protektif terhadap sel. Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil in vitro belum tentu dapat diterjemahkan secara langsung menjadi efek klinis pada manusia.

Studi pada hewan, khususnya pada model tikus diabetes, menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun nangka kering dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. Mekanisme yang diusulkan melibatkan peningkatan penyerapan glukosa oleh sel dan penghambatan enzim yang memecah karbohidrat. Meskipun menjanjikan, temuan ini perlu dikonfirmasi dalam studi klinis pada manusia untuk menentukan efektivitas dan keamanannya pada populasi manusia.

Studi kasus anekdotal dari praktik pengobatan tradisional juga menyebutkan manfaat dari air rebusan daun nangka kering untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan, seperti masalah pencernaan dan peradangan kulit. Namun, bukti anekdotal ini tidak memiliki kontrol ilmiah yang ketat dan rentan terhadap bias. Oleh karena itu, interpretasinya harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak dapat dianggap sebagai bukti yang konklusif.

Meskipun penelitian awal memberikan petunjuk yang menarik, diperlukan penelitian klinis yang lebih komprehensif dan terkontrol dengan baik untuk memvalidasi klaim manfaat kesehatan yang terkait dengan penggunaan daun nangka kering. Studi-studi tersebut harus melibatkan ukuran sampel yang lebih besar, kelompok kontrol yang sesuai, dan parameter hasil yang terdefinisi dengan jelas. Interpretasi hasil harus dilakukan dengan kritis, mempertimbangkan potensi bias dan keterbatasan metodologis.