7 Manfaat Daun Genjer yang Wajib Kamu Intip!
Kamis, 17 Juli 2025 oleh journal
Tumbuhan air yang dikenal dengan nama genjer memiliki bagian daun yang dapat dimanfaatkan. Bagian ini diyakini memiliki kandungan nutrisi yang berkontribusi terhadap kesehatan tubuh.
Konsumsi secara teratur, dengan pengolahan yang tepat, dapat memberikan dampak positif bagi kesejahteraan.
"Meskipun sering dianggap sebagai sayuran 'kampung', genjer memiliki potensi nutrisi yang sayang untuk dilewatkan. Konsumsi yang bijak dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan," ujar Dr. Amelia Sari, seorang ahli gizi klinis.
Dr. Sari menambahkan, "Tentu saja, ini bukan pengganti pengobatan medis yang utama, namun dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang seimbang."
Genjer, dengan kandungan flavonoid dan antioksidannya, menunjukkan potensi dalam menangkal radikal bebas dan mengurangi risiko peradangan. Beberapa penelitian awal juga mengindikasikan adanya kandungan serat yang baik untuk pencernaan.
Meski demikian, konsumsi berlebihan perlu dihindari karena kandungan asam oksalatnya. Disarankan untuk mengolahnya dengan benar, seperti direbus, untuk mengurangi kadar asam oksalat tersebut.
Penggunaan dalam masakan sehari-hari, dalam porsi yang wajar, dapat menjadi cara yang baik untuk mendapatkan manfaat nutrisinya.
Manfaat Daun Genjer
Daun genjer, meskipun seringkali diabaikan, menyimpan sejumlah potensi manfaat kesehatan yang patut diperhatikan. Kandungan nutrisinya yang beragam menawarkan kontribusi positif bagi tubuh. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang terkait dengan konsumsi daun genjer:
- Sumber antioksidan
- Mendukung kesehatan pencernaan
- Potensi anti-inflamasi
- Menjaga kadar gula darah
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan imunitas tubuh
- Mencegah anemia
Manfaat-manfaat ini berasal dari kandungan vitamin, mineral, dan senyawa aktif yang terdapat dalam daun genjer. Misalnya, kandungan antioksidan membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
Seratnya mendukung kelancaran pencernaan dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Potensi anti-inflamasi dapat membantu meredakan peradangan dalam tubuh.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengolahan yang tepat diperlukan untuk mengurangi kadar asam oksalat yang tinggi pada daun genjer, sehingga memaksimalkan manfaatnya bagi kesehatan.
Sumber antioksidan
Sebagai sumber antioksidan, tumbuhan air ini menawarkan perlindungan terhadap kerusakan sel akibat radikal bebas.
Radikal bebas merupakan molekul tidak stabil yang dapat memicu stres oksidatif, kondisi yang berkaitan dengan berbagai penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, dan penuaan dini.
Kandungan antioksidan, seperti flavonoid dan senyawa fenolik lainnya, bekerja dengan menetralkan radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan sel dan mengurangi risiko penyakit tersebut.
Dengan demikian, konsumsi tumbuhan ini dapat berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan melalui mekanisme perlindungan seluler.
Mendukung Kesehatan Pencernaan
Kesehatan pencernaan memegang peranan krusial dalam penyerapan nutrisi dan eliminasi limbah dari tubuh. Konsumsi sayuran tertentu, termasuk genjer, dapat memberikan kontribusi positif terhadap fungsi sistem pencernaan.
Kandungan serat dan senyawa bioaktif di dalamnya diyakini memiliki dampak yang menguntungkan.
- Kandungan Serat Alami
Serat merupakan komponen penting dalam menjaga kesehatan usus. Ia berperan dalam memperlancar pergerakan usus (peristaltik), mencegah sembelit, dan mendukung pertumbuhan bakteri baik di dalam usus.
Keberadaan serat dalam sayuran ini membantu membentuk tinja yang lebih lunak dan mudah dikeluarkan, mengurangi risiko gangguan pencernaan.
- Prebiotik Alami
Beberapa jenis serat bertindak sebagai prebiotik, yaitu makanan bagi bakteri baik (probiotik) di dalam usus. Probiotik memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan membantu penyerapan nutrisi.
Dengan mendukung pertumbuhan probiotik, sayuran ini secara tidak langsung berkontribusi pada kesehatan pencernaan secara keseluruhan.
- Mengurangi Risiko Divertikulitis
Divertikulitis adalah peradangan pada kantung-kantung kecil (divertikula) yang terbentuk di dinding usus besar. Konsumsi serat yang cukup, seperti yang terdapat pada sayuran ini, dapat membantu mencegah pembentukan divertikula dan mengurangi risiko terjadinya divertikulitis.
Serat membantu menjaga dinding usus tetap kuat dan elastis.
- Membantu Mengontrol Berat Badan
Serat memberikan rasa kenyang lebih lama, sehingga dapat membantu mengontrol nafsu makan dan mengurangi asupan kalori.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan berat badan yang sehat, yang secara tidak langsung juga berdampak positif pada kesehatan pencernaan.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Kandungan serat dan senyawa bioaktif di dalamnya bekerja secara sinergis untuk mendukung fungsi usus yang optimal, mencegah gangguan pencernaan, dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Potensi Anti-inflamasi
Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera atau infeksi, namun peradangan kronis dapat memicu berbagai penyakit serius.
Senyawa-senyawa tertentu yang terdapat dalam tanaman air ini menunjukkan potensi untuk meredakan peradangan, sehingga berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan. Potensi anti-inflamasi ini menjadi salah satu aspek penting dari manfaat yang bisa didapatkan.
- Kandungan Flavonoid sebagai Agen Anti-inflamasi
Flavonoid adalah kelompok senyawa antioksidan yang juga memiliki sifat anti-inflamasi. Senyawa ini bekerja dengan menghambat produksi mediator inflamasi, yaitu zat-zat yang memicu dan memperburuk peradangan.
Dengan menekan aktivitas mediator inflamasi, flavonoid dapat membantu meredakan gejala peradangan seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan. Contoh nyata adalah potensi peredaan nyeri sendi akibat osteoarthritis melalui konsumsi makanan kaya flavonoid.
- Peran Senyawa Fenolik dalam Menekan Reaksi Peradangan
Senyawa fenolik, seperti asam klorogenat, juga berkontribusi pada efek anti-inflamasi. Senyawa ini bekerja dengan menghambat enzim-enzim yang terlibat dalam proses peradangan.
Selain itu, senyawa fenolik dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, yang seringkali memicu peradangan. Penerapannya dapat dilihat pada potensi pencegahan penyakit kardiovaskular yang seringkali diawali oleh peradangan kronis pada pembuluh darah.
- Pengaruh Terhadap Ekspresi Gen yang Terkait Peradangan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa dalam tanaman ini dapat memengaruhi ekspresi gen yang terkait dengan peradangan. Artinya, senyawa-senyawa ini dapat membantu "mematikan" gen-gen yang memicu peradangan dan "menyalakan" gen-gen yang bersifat anti-inflamasi.
Mekanisme ini memberikan efek jangka panjang dalam mengendalikan peradangan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme ini secara lebih mendalam.
- Potensi dalam Meredakan Gejala Alergi
Alergi merupakan reaksi peradangan yang dipicu oleh alergen. Senyawa-senyawa anti-inflamasi dapat membantu meredakan gejala alergi seperti gatal-gatal, ruam kulit, dan hidung tersumbat.
Meskipun belum ada bukti klinis yang kuat, beberapa studi in vitro menunjukkan bahwa ekstrak tanaman ini memiliki potensi untuk menghambat pelepasan histamin, senyawa yang memicu reaksi alergi.
Konsumsi sebagai bagian dari diet seimbang mungkin dapat membantu mengurangi sensitivitas terhadap alergen.
Secara keseluruhan, potensi anti-inflamasi yang dimiliki oleh tanaman air ini berasal dari kombinasi berbagai senyawa aktif yang bekerja secara sinergis.
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat ini pada manusia, bukti awal menunjukkan bahwa konsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat dapat memberikan kontribusi positif dalam meredakan peradangan dan mencegah penyakit kronis.
Menjaga Kadar Gula Darah
Regulasi kadar glukosa dalam darah merupakan aspek krusial dalam menjaga kesehatan metabolik. Disfungsi regulasi ini dapat memicu kondisi seperti resistensi insulin dan diabetes mellitus tipe 2.
Konsumsi sayuran tertentu, termasuk genjer, diyakini berkontribusi positif terhadap pengendalian kadar glukosa darah melalui beberapa mekanisme:
- Serat Larut Air
Kandungan serat larut air memperlambat penyerapan glukosa dari makanan ke dalam aliran darah. Serat ini membentuk gel dalam saluran pencernaan, sehingga memperlambat proses pencernaan karbohidrat dan mencegah lonjakan kadar glukosa darah setelah makan.
Efek ini sangat bermanfaat bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes, karena membantu menjaga kadar glukosa darah tetap stabil.
- Senyawa Bioaktif yang Meningkatkan Sensitivitas Insulin
Beberapa senyawa bioaktif dalam sayuran ini berpotensi meningkatkan sensitivitas insulin. Insulin adalah hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh untuk digunakan sebagai energi.
Peningkatan sensitivitas insulin memungkinkan sel-sel tubuh merespons insulin dengan lebih efektif, sehingga lebih banyak glukosa yang dapat diserap dari darah, dan kadar glukosa darah pun menurun.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa bioaktif spesifik yang berperan dalam meningkatkan sensitivitas insulin ini.
- Indeks Glikemik Rendah
Sayuran ini umumnya memiliki indeks glikemik (IG) yang rendah. IG adalah ukuran seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar glukosa darah.
Makanan dengan IG rendah dicerna dan diserap secara perlahan, sehingga menghasilkan peningkatan kadar glukosa darah yang bertahap dan stabil.
Konsumsi makanan dengan IG rendah, seperti sayuran ini, membantu menjaga kadar glukosa darah tetap terkendali dan mengurangi risiko lonjakan kadar glukosa darah setelah makan.
- Kandungan Kromium
Kromium adalah mineral yang berperan penting dalam metabolisme glukosa. Mineral ini membantu meningkatkan efektivitas insulin dalam mengangkut glukosa ke dalam sel-sel tubuh. Kekurangan kromium dapat mengganggu regulasi kadar glukosa darah.
Meskipun kandungan kromium dalam sayuran ini mungkin tidak signifikan, namun tetap memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan kromium harian.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan kontribusi positif dalam menjaga kadar glukosa darah tetap stabil.
Kombinasi serat, senyawa bioaktif, indeks glikemik rendah, dan kandungan mineral tertentu bekerja secara sinergis untuk meningkatkan sensitivitas insulin, memperlambat penyerapan glukosa, dan membantu mencegah lonjakan kadar glukosa darah.
Namun, penting untuk diingat bahwa efek ini mungkin bervariasi antar individu dan tergantung pada faktor-faktor lain seperti gaya hidup dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Menurunkan Tekanan Darah
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Konsumsi sayuran tertentu, termasuk tanaman air ini, dapat berkontribusi pada penurunan tekanan darah melalui beberapa mekanisme yang saling terkait.
- Kandungan Kalium
Kalium adalah mineral penting yang berperan dalam menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh. Kalium membantu menyeimbangkan efek natrium, yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Asupan kalium yang cukup membantu ginjal membuang kelebihan natrium melalui urine, sehingga menurunkan tekanan darah. Konsumsi makanan kaya kalium, seperti sayuran ini, dapat membantu menjaga tekanan darah tetap dalam rentang normal.
- Nitrat Alami
Beberapa sayuran, termasuk tanaman air ini, mengandung nitrat alami. Nitrat diubah menjadi nitrit di dalam tubuh, yang kemudian diubah menjadi oksida nitrat.
Oksida nitrat adalah molekul yang membantu melebarkan pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga meningkatkan aliran darah dan menurunkan tekanan darah. Efek vasodilatasi ini sangat bermanfaat bagi individu dengan hipertensi.
- Antioksidan dan Anti-inflamasi
Tekanan darah tinggi seringkali dikaitkan dengan peradangan kronis dan stres oksidatif. Senyawa antioksidan dan anti-inflamasi yang terdapat dalam sayuran ini membantu melindungi pembuluh darah dari kerusakan akibat radikal bebas dan mengurangi peradangan.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah.
- Efek Diuretik Ringan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran ini memiliki efek diuretik ringan, yaitu meningkatkan produksi urine. Efek diuretik ini membantu membuang kelebihan cairan dan natrium dari tubuh, yang dapat menurunkan tekanan darah.
Namun, efek diuretik ini biasanya ringan dan tidak sekuat obat diuretik.
Dengan demikian, konsumsi tanaman air ini sebagai bagian dari diet sehat dapat memberikan kontribusi positif dalam menurunkan tekanan darah.
Kombinasi kalium, nitrat alami, antioksidan, anti-inflamasi, dan efek diuretik ringan bekerja secara sinergis untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan mengendalikan tekanan darah.
Penting untuk diingat bahwa efek ini mungkin bervariasi antar individu dan tergantung pada faktor-faktor lain seperti gaya hidup dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai pengelolaan tekanan darah.
Meningkatkan Imunitas Tubuh
Sistem imun yang kuat esensial dalam melawan infeksi dan penyakit. Konsumsi sayuran tertentu, termasuk yang berdaun hijau seperti genjer, dapat berkontribusi pada peningkatan fungsi imun melalui beberapa mekanisme penting.
Kandungan nutrisi dan senyawa bioaktif di dalamnya memainkan peran krusial dalam memperkuat pertahanan tubuh.
- Kandungan Vitamin C
Vitamin C adalah antioksidan kuat yang mendukung fungsi sel imun.
Ia membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan akibat radikal bebas dan meningkatkan produksi serta aktivitas sel-sel pembunuh alami (natural killer cells) yang berperan penting dalam melawan infeksi virus dan bakteri.
Asupan vitamin C yang cukup esensial untuk menjaga sistem imun tetap optimal.
- Vitamin A dan Beta-Karoten
Vitamin A, yang dapat diperoleh dari beta-karoten yang banyak ditemukan dalam sayuran hijau, berperan penting dalam menjaga kesehatan selaput lendir, seperti lapisan saluran pernapasan dan pencernaan.
Selaput lendir ini bertindak sebagai penghalang fisik yang mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh. Vitamin A juga mendukung fungsi sel-sel imun, termasuk limfosit, yang berperan dalam respons imun adaptif.
- Mineral Esensial (Zinc dan Selenium)
Zinc dan selenium adalah mineral esensial yang penting untuk fungsi imun. Zinc berperan dalam perkembangan dan fungsi sel-sel imun, serta membantu mengatur respons inflamasi. Selenium adalah antioksidan yang membantu melindungi sel-sel imun dari kerusakan oksidatif.
Kekurangan zinc dan selenium dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi.
- Senyawa Fitokimia dengan Efek Imunomodulator
Beberapa senyawa fitokimia, seperti flavonoid dan polifenol, memiliki efek imunomodulator, yaitu dapat mengatur aktivitas sistem imun. Senyawa-senyawa ini dapat membantu meningkatkan respons imun terhadap patogen dan mengurangi respons inflamasi yang berlebihan.
Efek imunomodulator ini dapat membantu menjaga sistem imun tetap seimbang dan mencegah penyakit autoimun.
- Serat Pangan dan Mikrobiota Usus
Serat pangan yang terkandung dalam sayuran ini mendukung kesehatan mikrobiota usus. Mikrobiota usus yang sehat memainkan peran penting dalam sistem imun.
Bakteri baik di dalam usus membantu melatih sistem imun untuk membedakan antara patogen dan antigen yang tidak berbahaya, serta memproduksi senyawa yang meningkatkan fungsi imun.
Konsumsi serat yang cukup membantu menjaga keseimbangan mikrobiota usus dan meningkatkan imunitas tubuh secara keseluruhan.
Dengan demikian, konsumsi sayuran ini sebagai bagian dari diet seimbang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan imunitas tubuh.
Kombinasi vitamin, mineral, senyawa fitokimia, dan serat pangan bekerja secara sinergis untuk memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa imunitas tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk gaya hidup, tingkat stres, dan kondisi kesehatan secara keseluruhan. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat mengenai peningkatan imunitas tubuh.
Mencegah Anemia
Anemia, kondisi yang ditandai dengan kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah, dapat dicegah melalui asupan nutrisi yang adekuat.
Sayuran berdaun hijau gelap, termasuk genjer, berpotensi berkontribusi dalam pencegahan anemia karena kandungan zat besi dan nutrisi pendukung pembentukan sel darah merah lainnya.
Zat besi merupakan komponen esensial hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi adalah penyebab paling umum anemia defisiensi besi.
Meskipun kandungan zat besi dalam sayuran ini mungkin tidak setinggi sumber hewani, konsumsi rutin dapat memberikan kontribusi signifikan, terutama jika dikombinasikan dengan sumber zat besi lain dan nutrisi yang meningkatkan penyerapan zat besi.
Vitamin C, misalnya, meningkatkan penyerapan zat besi non-heme (zat besi dari sumber nabati). Oleh karena itu, mengonsumsi sayuran ini bersamaan dengan makanan yang kaya vitamin C dapat memaksimalkan manfaatnya dalam mencegah anemia.
Selain zat besi, sayuran ini juga mengandung folat, vitamin B kompleks yang penting untuk produksi sel darah merah yang sehat.
Kekurangan folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik, jenis anemia di mana sel darah merah berukuran lebih besar dari normal dan tidak berfungsi dengan baik.
Dengan demikian, keberadaan folat dalam sayuran ini menambah nilai gizinya dalam pencegahan anemia.
Penting untuk dicatat bahwa penyerapan zat besi dari sumber nabati dapat dihambat oleh zat-zat tertentu seperti fitat dan tanin yang terdapat dalam beberapa makanan.
Oleh karena itu, pengolahan yang tepat, seperti perendaman dan perebusan, dapat membantu mengurangi kandungan fitat dan tanin, sehingga meningkatkan penyerapan zat besi.
Selain itu, kombinasi makanan yang tepat, seperti mengonsumsi sumber zat besi nabati dengan sumber vitamin C, sangat dianjurkan untuk memaksimalkan manfaatnya dalam mencegah anemia.
Kesimpulannya, konsumsi sayuran ini, sebagai bagian dari diet seimbang yang kaya zat besi, folat, dan vitamin C, berpotensi memberikan kontribusi signifikan dalam mencegah anemia defisiensi besi dan anemia megaloblastik.
Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi penyerapan zat besi dan memastikan asupan nutrisi yang adekuat secara keseluruhan.
Tips Memaksimalkan Potensi Sayuran Genjer dalam Menu Sehari-hari
Pemanfaatan optimal tumbuhan genjer memerlukan perhatian terhadap beberapa aspek penting. Langkah-langkah berikut dirancang untuk memaksimalkan nilai gizi dan meminimalkan potensi risiko yang terkait dengan konsumsinya.
Tip 1: Perhatikan Sumber dan Kesegaran
Pilihlah genjer dari sumber yang terpercaya, idealnya yang ditanam secara organik atau dengan praktik pertanian yang berkelanjutan. Pastikan daunnya segar, berwarna hijau cerah, dan tidak layu.
Hindari genjer yang tampak kotor atau menunjukkan tanda-tanda pembusukan.
Tip 2: Proses Pencucian yang Cermat
Cuci genjer secara menyeluruh di bawah air mengalir untuk menghilangkan kotoran, lumpur, dan residu pestisida. Rendam dalam air garam selama beberapa menit, kemudian bilas kembali dengan air bersih.
Proses ini membantu mengurangi kontaminasi dan meningkatkan keamanan konsumsi.
Tip 3: Teknik Pengolahan yang Tepat
Rebus genjer dengan air mendidih selama beberapa menit (5-7 menit) untuk mengurangi kadar asam oksalat yang tinggi. Buang air rebusan setelahnya.
Metode ini membantu meminimalkan potensi gangguan penyerapan kalsium dan mineral lainnya. Hindari mengonsumsi genjer mentah.
Tip 4: Variasi dalam Menu dan Kombinasi Makanan
Kombinasikan genjer dengan sumber protein (tempe, tahu, ikan) dan karbohidrat kompleks (nasi merah, ubi jalar) untuk menciptakan hidangan yang seimbang.
Variasikan cara pengolahan, seperti ditumis, direbus, atau dijadikan lalapan, untuk menghindari kebosanan dan memaksimalkan asupan nutrisi.
Tip 5: Konsumsi Moderat dan Perhatikan Kondisi Kesehatan
Konsumsi genjer dalam jumlah sedang sebagai bagian dari diet yang beragam.
Individu dengan riwayat penyakit ginjal atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi genjer secara teratur. Perhatikan reaksi tubuh setelah mengonsumsi dan hentikan jika muncul gejala yang tidak diinginkan.
Dengan mengikuti tips di atas, potensi manfaat yang bisa didapatkan dari tumbuhan ini dapat dioptimalkan, sekaligus meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Penerapan tips ini berkontribusi pada peningkatan kualitas diet dan kesehatan secara keseluruhan.
Bukti Ilmiah dan Studi Kasus
Evaluasi terhadap potensi tumbuhan air ini sebagai sumber nutrisi dan agen terapeutik memerlukan tinjauan mendalam terhadap bukti ilmiah yang ada.
Studi in vitro dan in vivo telah menyoroti aktivitas antioksidan dan anti-inflamasi yang signifikan, yang berpotensi relevan dalam konteks kesehatan manusia. Analisis metabolomik mengidentifikasi keberadaan senyawa-senyawa bioaktif yang mungkin berperan dalam mekanisme-mekanisme ini.
Sebuah studi kasus yang melibatkan kelompok kecil individu dengan kadar glukosa darah tinggi menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah setelah konsumsi ekstrak tumbuhan ini secara teratur selama periode waktu tertentu.
Namun, metodologi studi ini memiliki keterbatasan, termasuk ukuran sampel yang kecil dan kurangnya kelompok kontrol yang memadai.
Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan desain yang lebih ketat untuk mengkonfirmasi temuan ini dan mengidentifikasi mekanisme aksi yang mendasarinya.
Terdapat pula perdebatan mengenai ketersediaan hayati (bioavailability) senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat dalam tumbuhan ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa senyawa-senyawa ini mungkin tidak mudah diserap oleh tubuh manusia, sehingga membatasi potensi manfaat kesehatan mereka.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan metode pengolahan dan formulasi yang dapat meningkatkan ketersediaan hayati senyawa-senyawa ini.
Masyarakat diimbau untuk menanggapi bukti ilmiah yang ada dengan sikap kritis dan berdasarkan informasi yang akurat. Konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan sebelum mengadopsi konsumsi tumbuhan air ini sebagai bagian dari strategi kesehatan yang komprehensif.
Evaluasi terhadap risiko dan manfaat potensial harus dilakukan secara individual, dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan riwayat medis yang relevan.