Intip 7 Manfaat Daun Bandotan yang Wajib Kamu Intip!

Selasa, 22 Juli 2025 oleh journal

Tumbuhan bernama Bandotan, yang dikenal secara ilmiah sebagai Ageratum conyzoides, memiliki daun yang menyimpan beragam potensi kegunaan. Kandungan senyawa aktif dalam helai hijaunya diyakini memberikan efek positif terhadap kesehatan.

Pemanfaatan bagian tanaman ini telah lama dikenal dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai keluhan, mulai dari luka ringan hingga masalah peradangan.

"Penggunaan ekstrak Ageratum conyzoides sebagai pengobatan tradisional memang menarik, namun perlu diingat bahwa penelitian ilmiah yang mendukung klaim manfaatnya masih terbatas.

Uji klinis yang lebih komprehensif diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya secara menyeluruh," ujar Dr. Amelia Hasanah, seorang ahli farmakologi dari Universitas Gadjah Mada.

Intip 7 Manfaat Daun Bandotan yang Wajib Kamu...

- Dr. Amelia Hasanah

Tumbuhan ini, yang daunnya kerap dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional, mengandung berbagai senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, dan minyak atsiri. Senyawa-senyawa ini diduga memiliki sifat anti-inflamasi, antibakteri, dan antioksidan.

Flavonoid, misalnya, dikenal karena kemampuannya menangkal radikal bebas, sementara alkaloid dapat memberikan efek analgesik ringan. Minyak atsiri dalam tumbuhan ini juga berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri tertentu.

Manfaat Daun Bandotan

Daun Bandotan ( Ageratum conyzoides) menyimpan potensi terapeutik yang signifikan, menjadikan pemanfaatannya dalam pengobatan tradisional cukup luas. Identifikasi manfaat esensial dari daun ini penting untuk memahami aplikasinya secara lebih mendalam.

  • Pereda Luka Ringan
  • Anti-inflamasi Alami
  • Antibakteri Potensial
  • Penghenti Pendarahan
  • Menurunkan Demam
  • Mengatasi Nyeri
  • Mempercepat Penyembuhan

Manfaat-manfaat di atas, meskipun menjanjikan, perlu dikaji lebih lanjut melalui riset berbasis bukti. Sebagai contoh, efek anti-inflamasi dapat membantu meredakan pembengkakan akibat gigitan serangga, sementara sifat antibakterinya berpotensi mencegah infeksi pada luka terbuka.

Pemanfaatan daun Bandotan sebagai pertolongan pertama dapat menjadi pilihan yang relevan, namun konsultasi dengan tenaga medis tetap disarankan untuk penanganan yang komprehensif.

Pereda Luka Ringan

Kemampuan meredakan luka ringan menjadi salah satu atribut penting yang dikaitkan dengan tumbuhan Ageratum conyzoides. Sifat ini menjadikannya relevan dalam pengobatan tradisional, terutama sebagai pertolongan pertama untuk cedera ringan sehari-hari.

  • Kandungan Senyawa Aktif

    Daun Ageratum conyzoides mengandung senyawa seperti flavonoid dan alkaloid yang berkontribusi pada proses penyembuhan luka.

    Flavonoid dikenal memiliki sifat antioksidan yang dapat melindungi sel-sel dari kerusakan, sementara alkaloid berpotensi mengurangi rasa sakit dan peradangan di area luka.

  • Efek Anti-inflamasi

    Peradangan merupakan respons alami tubuh terhadap cedera, namun peradangan berlebihan dapat menghambat penyembuhan luka. Sifat anti-inflamasi pada daun ini dapat membantu mengendalikan peradangan, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk regenerasi jaringan.

  • Aplikasi Tradisional

    Dalam praktik pengobatan tradisional, daun Ageratum conyzoides seringkali dihaluskan dan ditempelkan langsung pada luka ringan. Cara ini bertujuan untuk mempercepat penutupan luka dan mencegah infeksi.

    Meskipun demikian, kebersihan luka tetap menjadi faktor krusial yang perlu diperhatikan.

  • Potensi Antibakteri

    Luka terbuka rentan terhadap infeksi bakteri. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa ekstrak daun ini memiliki potensi antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan pada luka.

    Sifat ini dapat membantu mencegah komplikasi yang disebabkan oleh infeksi.

Potensi daun Ageratum conyzoides dalam meredakan luka ringan merupakan area yang menjanjikan untuk penelitian lebih lanjut. Validasi ilmiah terhadap efektivitas dan keamanannya akan memperluas pemanfaatannya sebagai alternatif pengobatan alami yang terjangkau.

Anti-inflamasi Alami

Peradangan merupakan respons kompleks sistem imun terhadap cedera atau infeksi. Proses ini, meskipun esensial untuk penyembuhan, dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan gangguan fungsi jaringan jika tidak terkendali.

Tumbuhan Ageratum conyzoides menunjukkan potensi sebagai agen anti-inflamasi alami, sebuah atribut yang berkontribusi signifikan terhadap nilai terapeutiknya. Senyawa-senyawa bioaktif di dalamnya, seperti flavonoid dan alkaloid, diduga berperan dalam modulasi jalur-jalur inflamasi di tingkat seluler.

Mekanisme aksi anti-inflamasi ini meliputi penghambatan produksi mediator inflamasi seperti prostaglandin dan sitokin. Prostaglandin terlibat dalam sensitisasi saraf terhadap nyeri dan peningkatan permeabilitas vaskular, yang menyebabkan pembengkakan.

Sitokin, di sisi lain, adalah molekul sinyal yang memicu kaskade inflamasi lebih lanjut. Dengan menekan produksi zat-zat ini, ekstrak tanaman dapat meredakan gejala peradangan secara lokal maupun sistemik.

Studi in vitro dan in vivo telah memberikan bukti pendukung mengenai aktivitas anti-inflamasi Ageratum conyzoides. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian klinis pada manusia masih terbatas.

Oleh karena itu, diperlukan investigasi lebih lanjut untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam konteks klinis, serta untuk mengidentifikasi dosis optimal dan rute pemberian yang paling efektif.

Pemanfaatan potensi anti-inflamasi tanaman ini dalam pengobatan tradisional seringkali melibatkan aplikasi topikal daun yang telah dihaluskan pada area yang meradang.

Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan efek lokal yang cepat dan mengurangi gejala seperti nyeri dan pembengkakan.

Meskipun demikian, penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum menggunakan tanaman ini sebagai pengobatan, terutama jika individu memiliki kondisi medis yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain.

Antibakteri Potensial

Tumbuhan Ageratum conyzoides, yang daunnya memiliki berbagai kegunaan tradisional, menunjukkan potensi yang signifikan sebagai agen antibakteri. Aktivitas ini menjadi daya tarik utama dalam konteks resistensi antibiotik yang semakin meningkat dan kebutuhan akan sumber antimikroba alami.

Keberadaan senyawa-senyawa bioaktif dalam ekstrak daun, seperti flavonoid, alkaloid, dan minyak atsiri, diduga menjadi dasar dari efek penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri.

Mekanisme aksi antibakteri dari ekstrak Ageratum conyzoides diperkirakan melibatkan beberapa jalur. Senyawa-senyawa tertentu dapat merusak membran sel bakteri, menyebabkan kebocoran dan disfungsi seluler.

Lainnya mungkin mengganggu proses metabolisme esensial bakteri, seperti sintesis protein atau replikasi DNA, sehingga menghambat pertumbuhan dan reproduksi. Minyak atsiri, dengan sifat volatilnya, dapat menembus struktur sel bakteri dan mengganggu integritasnya.

Studi laboratorium telah menunjukkan efektivitas ekstrak daun Ageratum conyzoides terhadap berbagai jenis bakteri, termasuk bakteri Gram-positif dan Gram-negatif yang umum ditemukan pada infeksi kulit dan saluran pernapasan.

Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dapat bervariasi tergantung pada jenis bakteri, konsentrasi ekstrak, dan metode pengujian yang digunakan.

Selain itu, penelitian klinis pada manusia masih diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas antibakteri ini dalam konteks infeksi nyata.

Pemanfaatan potensi antibakteri dari Ageratum conyzoides dalam pengobatan tradisional seringkali melibatkan aplikasi topikal daun yang telah diolah pada luka atau area yang terinfeksi.

Tujuan dari aplikasi ini adalah untuk mencegah atau mengatasi infeksi bakteri dan mempercepat proses penyembuhan.

Namun, penting untuk menekankan bahwa praktik ini harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan tenaga medis, terutama jika infeksi sudah parah atau tidak menunjukkan perbaikan.

Pengembangan lebih lanjut dari potensi antibakteri tumbuhan ini memerlukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang paling efektif, memahami mekanisme aksinya secara rinci, dan mengevaluasi keamanannya untuk penggunaan pada manusia.

Dengan demikian, Ageratum conyzoides dapat menjadi sumber antimikroba alami yang berharga dalam menghadapi tantangan resistensi antibiotik.

Penghenti Pendarahan

Kemampuan menghentikan pendarahan merupakan salah satu khasiat tradisional yang dikaitkan dengan tumbuhan Bandotan ( Ageratum conyzoides). Sifat ini menjadikan tanaman tersebut relevan dalam penanganan luka ringan dan perdarahan kecil di berbagai situasi.

  • Kandungan Senyawa Aktif

    Diduga, senyawa aktif dalam daun Bandotan, seperti alkaloid dan tanin, berperan dalam proses hemostasis (penghentian pendarahan). Alkaloid dapat memicu vasokonstriksi, yaitu penyempitan pembuluh darah, sehingga mengurangi aliran darah ke area luka.

    Tanin, di sisi lain, memiliki sifat astringen yang dapat membantu menggumpalkan protein darah dan membentuk lapisan pelindung pada luka.

  • Mekanisme Kerja Potensial

    Meskipun mekanisme kerja pastinya masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terdapat indikasi bahwa senyawa dalam daun Bandotan dapat memengaruhi kaskade koagulasi darah. Kaskade ini merupakan serangkaian reaksi biokimia kompleks yang melibatkan berbagai faktor pembekuan.

    Dengan memodulasi kaskade ini, daun Bandotan berpotensi mempercepat pembentukan bekuan darah dan menghentikan pendarahan.

  • Aplikasi Tradisional

    Dalam praktik pengobatan tradisional, daun Bandotan seringkali dilumatkan atau diekstrak dan diaplikasikan langsung pada luka yang berdarah. Tujuannya adalah untuk menghentikan pendarahan dan mempercepat penyembuhan.

    Namun, penting untuk memastikan kebersihan luka sebelum aplikasi dan menghindari penggunaan pada luka yang dalam atau pendarahan yang parah.

  • Penelitian Pendukung

    Beberapa penelitian awal telah menunjukkan bahwa ekstrak daun Bandotan memiliki efek hemostatik. Namun, penelitian ini masih terbatas dan diperlukan studi klinis yang lebih komprehensif untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya pada manusia.

    Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek hemostatik dan memahami mekanisme kerjanya secara lebih rinci.

  • Pertimbangan Keamanan

    Meskipun memiliki potensi sebagai penghenti pendarahan alami, penggunaan daun Bandotan perlu dilakukan dengan hati-hati. Reaksi alergi atau iritasi kulit dapat terjadi pada beberapa individu. Selain itu, interaksi dengan obat-obatan tertentu juga perlu dipertimbangkan.

    Konsultasi dengan tenaga medis disarankan sebelum menggunakan daun Bandotan sebagai pengobatan, terutama bagi individu dengan kondisi medis yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan antikoagulan.

Potensi tumbuhan ini dalam menghentikan pendarahan menambah nilai terapeutiknya dalam pengobatan tradisional. Namun, validasi ilmiah yang lebih kuat diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya sebelum dapat direkomendasikan sebagai alternatif pengobatan yang terpercaya.

Menurunkan Demam

Penggunaan Ageratum conyzoides dalam praktik tradisional mencakup aplikasi sebagai penurun panas. Demam, yang merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal, seringkali menjadi indikasi adanya infeksi atau peradangan.

Dalam konteks ini, daun tumbuhan tersebut diyakini memiliki kemampuan untuk membantu menormalkan suhu tubuh yang meningkat.

Mekanisme yang mendasari efek antipiretik (penurun panas) dari tumbuhan ini belum sepenuhnya dipahami. Namun, beberapa hipotesis menyebutkan peran senyawa-senyawa aktif tertentu, seperti flavonoid dan alkaloid, dalam mempengaruhi pusat pengaturan suhu di otak (hipotalamus).

Senyawa-senyawa ini diduga dapat menghambat produksi prostaglandin, yaitu zat yang memicu peningkatan suhu tubuh saat terjadi peradangan atau infeksi.

Pemanfaatan tradisional biasanya melibatkan perebusan daun, kemudian air rebusan tersebut diminumkan kepada penderita demam. Alternatif lainnya adalah menempelkan daun yang telah dihaluskan pada dahi atau bagian tubuh lain sebagai kompres.

Metode ini bertujuan untuk memberikan efek pendinginan secara eksternal.

Meskipun praktik ini telah lama dilakukan, bukti ilmiah yang mendukung efektivitas dan keamanannya dalam menurunkan demam masih terbatas.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, memahami mekanisme kerjanya secara rinci, dan menentukan dosis yang aman dan efektif.

Penting untuk diingat bahwa demam dapat menjadi gejala dari kondisi medis yang serius, sehingga konsultasi dengan tenaga kesehatan tetap diperlukan untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Dalam situasi demam, pendekatan yang komprehensif meliputi identifikasi penyebab demam, penanganan kondisi yang mendasari, dan upaya untuk menurunkan suhu tubuh.

Penggunaan tumbuhan Ageratum conyzoides sebagai penurun panas dapat menjadi bagian dari pendekatan ini, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan di bawah pengawasan profesional kesehatan.

Mengatasi Nyeri

Pengelolaan rasa sakit menjadi aspek krusial dalam meningkatkan kualitas hidup. Dalam konteks pemanfaatan tumbuhan tradisional, potensi efek analgesik menjadi perhatian utama.

Daun Bandotan, atau Ageratum conyzoides, telah lama digunakan secara empiris untuk meredakan berbagai jenis nyeri, mulai dari sakit kepala ringan hingga nyeri otot.

  • Kandungan Senyawa Analgesik Potensial

    Keberadaan senyawa-senyawa seperti alkaloid dan flavonoid dalam daun Bandotan diduga berkontribusi pada efek pereda nyeri. Alkaloid dikenal memiliki efek analgesik ringan, sementara flavonoid dapat membantu mengurangi peradangan yang seringkali menjadi penyebab nyeri.

  • Mekanisme Aksi yang Mungkin

    Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, terdapat hipotesis bahwa senyawa dalam daun Bandotan dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan perifer. Hal ini dapat melibatkan modulasi transmisi sinyal nyeri atau interaksi dengan reseptor nyeri.

  • Aplikasi Tradisional untuk Berbagai Jenis Nyeri

    Dalam praktik pengobatan tradisional, daun Bandotan seringkali digunakan untuk mengatasi sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan nyeri akibat gigitan serangga.

    Cara penggunaannya bervariasi, mulai dari mengonsumsi air rebusan daun hingga mengoleskan daun yang telah dihaluskan pada area yang sakit.

  • Peran dalam Mengurangi Peradangan

    Peradangan seringkali menjadi faktor utama dalam timbulnya nyeri. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki daun Bandotan dapat membantu mengurangi peradangan, sehingga meredakan nyeri yang terkait.

  • Pertimbangan Keamanan dan Penelitian Lanjutan

    Meskipun memiliki potensi meredakan nyeri, penggunaan daun Bandotan perlu dilakukan dengan hati-hati. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanannya, serta untuk mengidentifikasi dosis optimal dan potensi efek sampingnya.

Potensi manfaat pereda nyeri dari daun Ageratum conyzoides menjadikannya kandidat menarik untuk penelitian lebih lanjut.

Validasi ilmiah terhadap klaim tradisional ini dapat membuka jalan bagi pengembangan alternatif pengobatan nyeri yang lebih terjangkau dan mudah diakses, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan modern.

Mempercepat Penyembuhan

Tumbuhan Ageratum conyzoides, melalui kandungan senyawa bioaktif dalam dedaunannya, menunjukkan potensi signifikan dalam mempercepat proses pemulihan jaringan yang rusak.

Kemampuan ini merupakan aspek penting dalam praktik pengobatan tradisional, menjadikan tanaman tersebut relevan dalam penanganan berbagai jenis luka dan peradangan.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap potensi penyembuhan ini. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki tumbuhan ini membantu mengurangi peradangan di area luka, menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk regenerasi sel.

Sifat antibakterinya dapat mencegah infeksi bakteri, komplikasi yang dapat menghambat proses penyembuhan. Selain itu, kandungan senyawa antioksidan di dalamnya dapat melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mendukung proses perbaikan jaringan.

Pemanfaatan tradisional seringkali melibatkan aplikasi langsung daun yang telah dihaluskan pada luka atau area yang teriritasi. Cara ini bertujuan untuk memberikan efek lokal yang cepat dan memaksimalkan penyerapan senyawa aktif oleh jaringan yang rusak.

Namun, penting untuk memastikan kebersihan luka sebelum aplikasi dan menghindari penggunaan pada luka yang dalam atau terinfeksi parah.

Meskipun memiliki potensi menjanjikan, validasi ilmiah lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya dalam mempercepat penyembuhan luka.

Penelitian klinis yang komprehensif dapat membantu mengidentifikasi senyawa aktif spesifik yang bertanggung jawab atas efek ini, memahami mekanisme kerjanya secara rinci, dan menentukan dosis yang optimal untuk aplikasi terapeutik.

Potensi tumbuhan ini dalam mempercepat penyembuhan menjadikannya kandidat menarik untuk pengembangan obat-obatan herbal atau produk perawatan luka alami.

Pengembangan lebih lanjut dapat memberikan alternatif pengobatan yang lebih terjangkau dan mudah diakses, terutama di daerah-daerah dengan keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan modern.

Tips Pemanfaatan Optimal Tanaman Bandotan

Untuk memaksimalkan potensi terapeutik yang terkandung dalam tumbuhan Ageratum conyzoides, diperlukan pemahaman yang mendalam dan penerapan yang tepat. Berikut adalah beberapa panduan penting yang perlu diperhatikan.

Tip 1: Identifikasi dan Pengumpulan yang Tepat
Pastikan identifikasi tanaman dilakukan dengan cermat. Tumbuhan ini memiliki karakteristik morfologi yang khas, namun kemiripan dengan spesies lain dapat menimbulkan kekeliruan.

Pengumpulan sebaiknya dilakukan pada area yang bersih dan bebas dari polusi. Pilihlah daun yang segar dan tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan atau penyakit.

Tip 2: Persiapan dan Pengolahan yang Benar
Sebelum digunakan, daun perlu dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran dan residu pestisida. Metode pengolahan dapat bervariasi, mulai dari perebusan hingga ekstraksi.

Perhatikan suhu dan durasi pemanasan agar senyawa aktif tidak rusak. Penggunaan pelarut yang tepat juga penting dalam proses ekstraksi.

Tip 3: Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan Profesional
Meskipun memiliki potensi terapeutik, penggunaan tumbuhan ini tidak boleh menggantikan penanganan medis yang tepat.

Konsultasikan dengan dokter atau herbalis terpercaya sebelum menggunakannya, terutama jika memiliki kondisi medis yang mendasari atau sedang mengonsumsi obat-obatan lain. Hindari penggunaan berlebihan dan perhatikan potensi interaksi obat.

Tip 4: Perhatikan Reaksi Tubuh dan Efek Samping
Setiap individu dapat memberikan respons yang berbeda terhadap penggunaan tumbuhan ini. Perhatikan reaksi tubuh setelah penggunaan.

Hentikan penggunaan jika timbul efek samping yang tidak diinginkan, seperti alergi atau iritasi kulit. Dokumentasikan pengalaman penggunaan untuk referensi di masa mendatang.

Dengan mengikuti panduan ini, pemanfaatan potensi terapeutik tumbuhan Ageratum conyzoides dapat dilakukan secara lebih aman dan efektif. Namun, penelitian ilmiah yang lebih komprehensif tetap diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat dan keamanannya secara menyeluruh.

Bukti Ilmiah dan Studi Kasus

Penelitian mengenai potensi terapeutik Ageratum conyzoides masih dalam tahap awal, namun beberapa studi kasus dan investigasi laboratorium memberikan gambaran awal mengenai efektivitasnya.

Sebagai contoh, laporan anekdotal dari praktisi pengobatan tradisional seringkali menyoroti keberhasilan penggunaan tumbuhan ini dalam mempercepat penyembuhan luka ringan dan meredakan peradangan kulit.

Meskipun laporan ini memberikan wawasan berharga, penting untuk dicatat bahwa laporan tersebut tidak memiliki kontrol dan objektivitas yang ketat seperti pada uji klinis terkontrol.

Studi in vitro, yang dilakukan di lingkungan laboratorium, telah menunjukkan bahwa ekstrak Ageratum conyzoides memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri patogen.

Studi-studi ini menguji kemampuan ekstrak untuk menghambat pertumbuhan bakteri dalam kultur, memberikan bukti awal mengenai potensi antimikrobanya.

Namun, efektivitas in vitro tidak selalu berkorelasi dengan efektivitas in vivo (dalam organisme hidup), sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi hasil ini.

Beberapa penelitian pada hewan telah menyelidiki efek anti-inflamasi dan analgesik dari ekstrak Ageratum conyzoides.

Studi-studi ini seringkali melibatkan pemberian ekstrak kepada hewan yang mengalami peradangan atau nyeri, kemudian mengukur perubahan dalam parameter inflamasi dan respons nyeri.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ageratum conyzoides dapat mengurangi peradangan dan meredakan nyeri pada hewan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa hasil penelitian pada hewan tidak selalu dapat digeneralisasikan ke manusia, sehingga diperlukan uji klinis pada manusia untuk mengkonfirmasi hasil ini.

Meskipun bukti awal menunjukkan potensi terapeutik, penting untuk mendekati klaim mengenai khasiat Ageratum conyzoides dengan sikap kritis. Penelitian lebih lanjut, terutama uji klinis terkontrol pada manusia, diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanannya.

Selain itu, perlu dilakukan standardisasi metode pengolahan dan dosis untuk memastikan konsistensi dan kualitas produk herbal yang berasal dari Ageratum conyzoides.