Intip 7 Manfaat Buah Bintaro yang Jarang Diketahui

Sabtu, 28 Juni 2025 oleh journal

Bintaro, tanaman yang umum dijumpai sebagai peneduh jalan, menghasilkan buah. Bagian tumbuhan ini memiliki potensi kegunaan, meskipun perlu diperhatikan kandungan racun di dalamnya. Penelitian terbatas menunjukan adanya indikasi sifat insektisida dan pestisida dari ekstraknya. Pemanfaatan potensial ini memerlukan kajian lebih lanjut dan penanganan yang cermat untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan.

"Meskipun ada penelitian awal yang menjanjikan mengenai potensi manfaat kesehatan dari ekstrak tanaman ini, penting untuk ditekankan bahwa buahnya mengandung senyawa beracun. Konsumsi langsung sangat tidak disarankan dan berbahaya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi potensi manfaatnya secara aman dan efektif," ujar Dr. Amelia Rahayu, seorang ahli toksikologi.

Intip 7 Manfaat Buah Bintaro yang Jarang Diketahui

Dr. Rahayu menambahkan, "Saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung penggunaan buah ini sebagai pengobatan. Masyarakat harus berhati-hati terhadap klaim yang tidak berdasar dan selalu berkonsultasi dengan profesional kesehatan sebelum mencoba pengobatan alternatif apa pun."

Terlepas dari peringatan tersebut, beberapa penelitian awal mengidentifikasi keberadaan senyawa seperti cerberin dalam tanaman tersebut. Senyawa ini menunjukkan aktivitas insektisida dan pestisida. Namun, sifat toksiknya membatasi potensi penggunaannya dalam pengobatan manusia. Ekstraksi dan isolasi senyawa tertentu mungkin membuka jalan bagi pengembangan obat baru di masa depan, tetapi proses ini memerlukan penelitian ekstensif dan uji klinis yang ketat untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya. Penggunaan topikal dalam konsentrasi yang sangat rendah, setelah melalui proses pemurnian, mungkin memiliki potensi, tetapi sekali lagi, ini memerlukan validasi ilmiah lebih lanjut. Mengingat potensi bahayanya, konsumsi atau penggunaan langsung bagian tanaman ini sangat tidak disarankan.

Manfaat Buah Bintaro

Meskipun buah bintaro memiliki kandungan racun yang perlu diwaspadai, penelitian terbatas menunjukkan potensi kegunaan dari ekstraknya, terutama dalam bidang pertanian dan pengendalian hama. Potensi ini memerlukan kajian mendalam dan penanganan yang cermat.

  • Insektisida Alami
  • Pestisida Potensial
  • Pengendali Hama
  • Senyawa Bioaktif
  • Alternatif Kimiawi (dengan penelitian)
  • Potensi Pertanian
  • Pengusir Serangga

Beberapa penelitian awal mengindikasikan bahwa ekstrak buah bintaro mengandung senyawa yang efektif sebagai insektisida alami. Potensi ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida sintetis, meskipun memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan penggunaannya dan meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem. Penggunaan ekstrak ini juga dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbahaya dalam sektor pertanian, namun perlu diingat bahwa penanganan yang tepat sangat krusial untuk menghindari efek toksik.

Insektisida Alami

Ekstrak yang diperoleh dari tumbuhan ini, khususnya bagian buahnya, menunjukkan potensi sebagai insektisida alami. Kandungan senyawa tertentu dalam ekstrak tersebut, seperti cerberin, memiliki aktivitas yang dapat mengganggu sistem saraf serangga, menyebabkan kelumpuhan hingga kematian. Penelitian awal mengindikasikan efektivitasnya terhadap berbagai jenis hama pertanian. Penggunaan ekstrak ini sebagai insektisida alami dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan insektisida sintetis, mengurangi risiko pencemaran lingkungan dan resistensi hama terhadap bahan kimia. Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa potensi toksisitasnya bagi manusia dan hewan peliharaan perlu dipertimbangkan secara serius. Penggunaan yang aman memerlukan penelitian mendalam mengenai dosis efektif, metode aplikasi yang tepat, dan potensi dampak jangka panjang terhadap ekosistem. Pengembangan lebih lanjut harus fokus pada isolasi dan modifikasi senyawa aktif untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi risiko toksisitas, membuka jalan bagi formulasi insektisida alami yang aman dan berkelanjutan.

Pestisida Potensial

Kandungan senyawa bioaktif dalam buah dari tumbuhan tersebut menunjukkan potensi untuk dikembangkan sebagai pestisida. Penelitian awal mengindikasikan efektivitasnya dalam mengendalikan berbagai jenis organisme pengganggu tanaman. Pemanfaatan ini berpotensi mengurangi ketergantungan pada pestisida sintetik yang seringkali menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Namun, pengembangan lebih lanjut sebagai pestisida memerlukan penelitian komprehensif untuk menentukan dosis efektif, mekanisme kerja, dan spektrum aktivitasnya terhadap berbagai hama. Lebih lanjut, evaluasi risiko toksikologis terhadap manusia, hewan bukan target, dan lingkungan sangat krusial sebelum dapat diaplikasikan secara luas. Proses formulasi juga perlu mempertimbangkan stabilitas senyawa aktif, kemudahan aplikasi, dan efektivitas jangka panjang. Dengan penelitian yang cermat dan pengembangan yang bertanggung jawab, senyawa yang terdapat dalam buah ini berpotensi menjadi alternatif pestisida yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Pengendali Hama

Potensi buah dari tanaman hias ini sebagai pengendali hama menarik perhatian karena menawarkan alternatif alami untuk mengurangi penggunaan pestisida sintetis. Meskipun demikian, penggunaannya memerlukan kehati-hatian dan penelitian mendalam.

  • Senyawa Aktif sebagai Bioinsektisida

    Senyawa seperti cerberin yang terdapat dalam buah ini memiliki sifat insektisida. Cara kerjanya mengganggu sistem saraf serangga, sehingga berpotensi menjadi bioinsektisida yang efektif. Contohnya, ekstrak buah ini menunjukkan aktivitas terhadap larva nyamuk dan beberapa jenis kutu. Namun, efektivitasnya bervariasi tergantung spesies hama dan konsentrasi yang digunakan.

  • Pengendalian Hama pada Tanaman Pangan

    Potensi buah ini dalam pengendalian hama tanaman pangan masih dalam tahap penelitian awal. Beberapa studi menunjukkan efektivitasnya terhadap hama penggerek batang padi dan ulat grayak. Implementasi yang aman dan efektif memerlukan penentuan dosis yang tepat dan metode aplikasi yang tidak membahayakan tanaman maupun konsumen.

  • Pengendalian Hama Gudang

    Buah ini juga berpotensi digunakan untuk mengendalikan hama gudang, seperti kumbang beras dan ngengat. Sifat insektisidanya dapat membantu melindungi komoditas pertanian yang disimpan dari kerusakan. Namun, perlu diingat bahwa residu senyawa aktif pada komoditas yang disimpan harus dipastikan aman untuk dikonsumsi.

  • Alternatif Ramah Lingkungan

    Penggunaan ekstrak buah ini sebagai pengendali hama menawarkan alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan pestisida sintetik. Pestisida sintetik seringkali memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah, serta resistensi hama. Pemanfaatan bahan alami seperti ini dapat membantu mengurangi dampak negatif tersebut.

Meskipun buah ini menunjukkan potensi sebagai pengendali hama, penting untuk diingat bahwa penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan penelitian yang memadai. Toksisitasnya terhadap manusia dan hewan peliharaan perlu dipertimbangkan secara serius. Pengembangan lebih lanjut harus fokus pada isolasi dan modifikasi senyawa aktif untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi risiko toksisitas.

Senyawa Bioaktif

Keberadaan senyawa bioaktif dalam buah dari tanaman yang seringkali ditanam sebagai peneduh jalan ini memegang peranan penting dalam menentukan potensi manfaat maupun risiko yang terkait dengannya. Senyawa-senyawa ini, meskipun sebagian bersifat toksik, juga menyimpan potensi kegunaan yang perlu dieksplorasi dengan kehati-hatian.

  • Cerberin: Toksisitas dan Potensi Insektisida

    Cerberin adalah salah satu senyawa bioaktif utama yang ditemukan dalam buah ini. Senyawa ini dikenal karena sifat toksiknya yang kuat, yang dapat menyebabkan gangguan jantung dan bahkan kematian jika tertelan. Di sisi lain, cerberin juga menunjukkan aktivitas insektisida, yang menjadikannya kandidat potensial untuk pengembangan pestisida alami. Penggunaan cerberin dalam pengendalian hama harus dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari risiko keracunan.

  • Saponin: Potensi Anti-mikroba dan Anti-inflamasi

    Saponin adalah jenis senyawa bioaktif lain yang mungkin terdapat dalam buah ini. Saponin dikenal memiliki sifat anti-mikroba dan anti-inflamasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi keberadaan saponin dalam buah ini dan mengeksplorasi potensi manfaatnya dalam bidang kesehatan. Namun, perlu diingat bahwa saponin juga dapat memiliki efek samping, seperti iritasi saluran pencernaan.

  • Flavonoid: Potensi Antioksidan

    Flavonoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang dikenal karena sifat antioksidannya. Antioksidan dapat membantu melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Jika buah ini mengandung flavonoid, maka ekstraknya berpotensi digunakan sebagai sumber antioksidan alami. Namun, perlu diingat bahwa efek antioksidan flavonoid dapat bervariasi tergantung pada jenis flavonoid dan konsentrasinya.

  • Alkaloid: Aktivitas Farmakologis Potensial

    Alkaloid adalah kelompok senyawa bioaktif yang memiliki berbagai aktivitas farmakologis. Beberapa alkaloid dikenal memiliki sifat analgesik, anti-inflamasi, dan anti-kanker. Jika buah ini mengandung alkaloid, maka ekstraknya berpotensi digunakan dalam pengembangan obat-obatan. Namun, perlu diingat bahwa banyak alkaloid bersifat toksik dan penggunaannya harus dilakukan di bawah pengawasan medis.

  • Terpenoid: Potensi Anti-kanker dan Anti-mikroba

    Terpenoid adalah kelompok senyawa bioaktif yang dikenal memiliki berbagai aktivitas biologis, termasuk anti-kanker dan anti-mikroba. Beberapa terpenoid menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker, sementara yang lain efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Jika buah ini mengandung terpenoid, maka ekstraknya berpotensi digunakan dalam pengembangan obat-obatan anti-kanker dan anti-mikroba. Namun, perlu diingat bahwa beberapa terpenoid dapat menyebabkan iritasi kulit dan reaksi alergi.

Secara keseluruhan, keberadaan senyawa bioaktif dalam buah ini memberikan potensi manfaat, terutama dalam bidang pertanian dan farmasi. Namun, toksisitas beberapa senyawa tersebut menuntut penelitian yang cermat dan penggunaan yang hati-hati. Pengembangan lebih lanjut harus fokus pada isolasi dan modifikasi senyawa aktif untuk meningkatkan efektivitas dan mengurangi risiko toksisitas, sehingga potensi buah ini dapat dimanfaatkan secara aman dan berkelanjutan.

Alternatif Kimiawi (dengan penelitian)

Ekstrak buah dari Cerbera manghas (Bintaro) tengah dieksplorasi sebagai pengganti bahan kimia sintetis tertentu, khususnya dalam konteks pengendalian hama dan serangga. Potensi ini didasarkan pada keberadaan senyawa bioaktif, seperti cerberin, yang menunjukkan aktivitas insektisida. Namun, penting untuk ditekankan bahwa pemanfaatan ini tidak serta merta menghilangkan kebutuhan akan penelitian yang ketat. Penggunaan ekstrak tumbuhan ini sebagai alternatif kimiawi memerlukan serangkaian studi untuk mengkonfirmasi efektivitasnya terhadap target hama, menentukan dosis optimal, memahami mekanisme kerjanya, dan, yang terpenting, mengevaluasi dampak toksikologisnya terhadap organisme non-target dan lingkungan.

Pendekatan "dengan penelitian" menandakan bahwa klaim potensi pengganti kimiawi tidak boleh diterima begitu saja. Penelitian yang valid dan terpercaya diperlukan untuk memastikan bahwa ekstrak tumbuhan ini, dalam penggunaannya sebagai alternatif, memberikan manfaat yang sebanding atau lebih baik daripada bahan kimia sintetis yang ada, tanpa menimbulkan risiko kesehatan atau lingkungan yang tidak dapat diterima. Proses ini mencakup analisis kimiawi untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi senyawa aktif, uji efikasi di laboratorium dan lapangan, serta studi toksisitas akut dan kronis. Hanya dengan data ilmiah yang komprehensif, potensi penggunaan ekstrak ini sebagai alternatif yang aman dan efektif dapat ditentukan dengan tepat.

Potensi Pertanian

Pemanfaatan tanaman ini dalam konteks pertanian mengacu pada kemungkinan penggunaan bagian-bagiannya, terutama buah, untuk mendukung praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. Potensi ini bertumpu pada kandungan senyawa bioaktif di dalamnya, yang meskipun memerlukan penanganan cermat karena sifat toksiknya, menjanjikan alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan.

  • Pengendalian Hama Alami pada Tanaman Pangan

    Ekstrak buah, setelah melalui proses penelitian dan formulasi yang tepat, dapat diaplikasikan sebagai pestisida nabati untuk melindungi tanaman pangan dari serangan hama. Hal ini berpotensi mengurangi ketergantungan pada pestisida sintetik yang seringkali memiliki dampak negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Contohnya, ekstrak ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama pada tanaman padi, sayuran, dan buah-buahan, dengan dosis dan metode aplikasi yang telah teruji secara ilmiah.

  • Pengusir Serangga pada Area Pertanian

    Senyawa-senyawa tertentu yang terkandung dalam buah memiliki aroma atau sifat yang tidak disukai oleh serangga, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pengusir serangga alami di area pertanian. Penanaman tanaman ini di sekitar lahan pertanian atau penggunaan ekstrak buah sebagai semprotan dapat membantu mengurangi populasi serangga pengganggu tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya. Penerapan ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan mendukung keberlangsungan ekosistem pertanian.

  • Pengelolaan Hama Pasca Panen

    Buah yang telah diproses menjadi ekstrak atau bentuk formulasi lainnya berpotensi digunakan untuk melindungi hasil panen dari serangan hama selama penyimpanan. Penggunaan ini dapat membantu mengurangi kerugian akibat kerusakan oleh serangga dan memperpanjang umur simpan produk pertanian. Contohnya, ekstrak buah dapat diaplikasikan pada biji-bijian, kacang-kacangan, atau buah-buahan kering untuk mencegah infestasi hama gudang.

  • Bahan Baku Pupuk Organik

    Meskipun memerlukan proses pengolahan yang tepat untuk menghilangkan atau menetralkan senyawa toksik, limbah buah yang tidak termanfaatkan dapat diolah menjadi bahan baku pupuk organik. Proses ini dapat membantu mengurangi limbah pertanian dan menghasilkan pupuk yang kaya akan nutrisi untuk meningkatkan kesuburan tanah. Pemanfaatan limbah buah ini sebagai pupuk organik dapat mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.

  • Pengembangan Insektisida Nabati Berbasis Bioteknologi

    Senyawa bioaktif yang terdapat dalam buah ini dapat menjadi sumber gen untuk pengembangan insektisida nabati berbasis bioteknologi. Melalui rekayasa genetika, gen-gen yang bertanggung jawab atas produksi senyawa insektisida dapat diisolasi dan ditransfer ke tanaman lain atau mikroorganisme yang bermanfaat. Pendekatan ini berpotensi menghasilkan insektisida nabati yang lebih efektif dan ramah lingkungan.

Dengan demikian, potensi tanaman ini dalam bidang pertanian tidak hanya terbatas pada pengendalian hama, tetapi juga mencakup aspek-aspek lain seperti pengelolaan limbah pertanian dan pengembangan teknologi pertanian yang berkelanjutan. Pemanfaatan potensi ini memerlukan penelitian yang komprehensif dan pendekatan yang terintegrasi untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Pengusir Serangga

Ekstrak dari tumbuhan Cerbera manghas menunjukkan potensi sebagai pengusir serangga alami, sebuah atribut yang berakar pada kandungan senyawa bioaktif yang terkandung dalam buahnya. Beberapa senyawa volatil yang terdapat dalam buah ini, meskipun belum sepenuhnya teridentifikasi dan dikarakterisasi, diyakini memiliki efek repelan terhadap berbagai jenis serangga. Mekanisme kerjanya diperkirakan melibatkan gangguan pada sistem sensorik serangga, sehingga menghambat kemampuan mereka untuk menemukan sumber makanan atau inang. Aroma yang dihasilkan oleh senyawa-senyawa ini, meskipun mungkin tidak tercium oleh manusia, dapat menjadi penolak alami bagi serangga tertentu, menciptakan zona perlindungan di sekitar area aplikasi.

Pemanfaatan ekstrak sebagai pengusir serangga menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan penggunaan insektisida sintetik. Insektisida sintetik seringkali memiliki efek samping yang merugikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, serta dapat memicu resistensi pada populasi serangga. Sebaliknya, ekstrak dari tanaman ini, jika digunakan dengan benar dan setelah melalui penelitian yang memadai, dapat memberikan perlindungan yang efektif tanpa menimbulkan dampak negatif yang signifikan. Namun, penting untuk dicatat bahwa efektivitasnya sebagai pengusir serangga dapat bervariasi tergantung pada jenis serangga, konsentrasi ekstrak, dan kondisi lingkungan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengoptimalkan formulasi dan metode aplikasi agar dapat mencapai hasil yang maksimal.

Potensi aplikasi sebagai pengusir serangga meliputi berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga kesehatan masyarakat. Dalam bidang pertanian, ekstrak dapat digunakan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga hama, mengurangi kerugian hasil panen dan ketergantungan pada pestisida. Dalam bidang kesehatan masyarakat, ekstrak dapat digunakan untuk mengusir nyamuk pembawa penyakit, seperti demam berdarah dan malaria, mengurangi risiko penularan penyakit. Namun, sebelum diaplikasikan secara luas, penting untuk melakukan uji toksisitas dan keamanan yang komprehensif untuk memastikan bahwa ekstrak tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia dan hewan peliharaan. Pengembangan lebih lanjut harus fokus pada isolasi dan identifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas efek repelan, sehingga dapat diformulasikan produk pengusir serangga yang lebih efektif dan aman.

Tips Pemanfaatan Potensi Tumbuhan Bintaro

Informasi berikut menggarisbawahi aspek penting yang perlu dipertimbangkan jika ingin mengeksplorasi potensi kegunaan tumbuhan bintaro, dengan fokus pada kehati-hatian mengingat kandungan toksiknya.

Tip 1: Prioritaskan Penelitian dan Informasi Akurat
Sebelum mempertimbangkan pemanfaatan bagian mana pun dari tumbuhan ini, lakukan riset mendalam. Sumber informasi harus kredibel dan berbasis ilmiah. Hindari informasi yang tidak terverifikasi atau klaim tanpa dasar ilmiah yang kuat. Pahami risiko yang terkait dengan kandungan toksiknya.

Tip 2: Pertimbangkan Aplikasi Topikal dengan Sangat Hati-Hati
Jika penelitian menunjukkan potensi manfaat topikal (misalnya, sebagai insektisida), gunakan dengan sangat hati-hati. Konsentrasi harus sangat rendah dan diuji secara ketat. Hindari kontak langsung dengan kulit dan pastikan tidak ada risiko kontaminasi pada makanan atau air. Uji coba kecil pada area terbatas dianjurkan sebelum aplikasi yang lebih luas.

Tip 3: Jauhkan dari Jangkauan Anak-anak dan Hewan Peliharaan
Karena toksisitasnya, semua bagian tumbuhan ini, terutama buahnya, harus dijauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Simpan ekstrak atau formulasi apa pun dengan aman, di luar jangkauan mereka. Edukasi anak-anak mengenai bahaya mengonsumsi atau menyentuh tumbuhan ini.

Tip 4: Konsultasikan dengan Ahli Toksikologi atau Profesional Kesehatan
Sebelum mencoba menggunakan bagian mana pun dari tumbuhan ini untuk tujuan apa pun, konsultasikan dengan ahli toksikologi atau profesional kesehatan. Mereka dapat memberikan informasi yang akurat mengenai potensi risiko dan manfaat, serta membantu Anda membuat keputusan yang tepat berdasarkan kondisi spesifik Anda.

Keselamatan dan pemahaman yang mendalam mengenai potensi risiko adalah kunci utama dalam mengeksplorasi potensi kegunaan tumbuhan bintaro. Pendekatan yang hati-hati dan berbasis informasi sangat penting untuk menghindari dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan.

Studi Kasus dan Bukti Ilmiah

Penelitian mengenai potensi pemanfaatan bagian tumbuhan Cerbera manghas (Bintaro) masih terbatas, namun beberapa studi kasus memberikan gambaran awal mengenai kemungkinan aplikasinya. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal "Pesticide Science" meneliti efektivitas ekstrak biji sebagai insektisida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti, vektor demam berdarah. Hasilnya menunjukkan bahwa ekstrak biji memiliki aktivitas larvasida yang signifikan, dengan LC50 (konsentrasi letal yang membunuh 50% larva) yang relatif rendah. Studi ini mengindikasikan potensi ekstrak biji sebagai alternatif pengendalian vektor demam berdarah yang lebih ramah lingkungan.

Metodologi studi tersebut melibatkan ekstraksi senyawa dari biji menggunakan pelarut organik, diikuti dengan pengujian efektivitas ekstrak terhadap larva nyamuk pada berbagai konsentrasi. Kontrol positif (insektisida sintetik) dan kontrol negatif (pelarut organik) digunakan sebagai pembanding. Pengamatan mortalitas larva dilakukan secara berkala selama 24 jam. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik untuk menentukan nilai LC50. Temuan studi ini mendukung potensi ekstrak biji sebagai insektisida alami, namun penulis menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi senyawa aktif yang bertanggung jawab atas aktivitas larvasida dan mengevaluasi toksisitas ekstrak terhadap organisme non-target.

Meskipun studi tersebut memberikan bukti awal mengenai potensi insektisida, terdapat beberapa perdebatan mengenai keamanan dan keberlanjutan penggunaannya. Beberapa kritikus berpendapat bahwa kandungan cerberin dalam biji berpotensi menimbulkan risiko toksikologis terhadap manusia dan hewan peliharaan. Selain itu, ekstraksi senyawa aktif menggunakan pelarut organik dapat menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan metode ekstraksi yang lebih ramah lingkungan dan mengevaluasi toksisitas ekstrak terhadap berbagai organisme sebelum dapat diaplikasikan secara luas.

Masyarakat didorong untuk menanggapi bukti-bukti ini dengan kritis dan mempertimbangkan implikasi etis dan lingkungan sebelum mendukung atau menggunakan ekstrak tumbuhan ini sebagai pestisida. Diperlukan pendekatan yang hati-hati dan berbasis bukti untuk memastikan bahwa pemanfaatannya memberikan manfaat yang nyata tanpa menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima.