Jarang Diketahui! 7 Manfaat Air Raksa, Pengukuran Akurat – E-Journal
Sabtu, 19 Juli 2025 oleh journal
Air raksa, yang secara kimia dikenal sebagai merkuri (Hg), adalah unsur logam berat yang unik karena menjadi satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar dan tekanan standar.
Dengan warna keperakan dan kepadatan tinggi, merkuri memiliki sifat konduktivitas listrik yang baik dan koefisien ekspansi termal yang seragam.
Meskipun memiliki karakteristik fisik yang menarik, merkuri dikenal luas sebagai zat yang sangat beracun bagi manusia dan lingkungan, dengan potensi menyebabkan kerusakan neurologis, ginjal, dan sistem kekebalan tubuh.
Aplikasi Historis dan Industri Air Raksa
Meskipun sifat toksisitasnya yang tinggi telah menyebabkan sebagian besar penggunaannya dihentikan atau diatur secara ketat, air raksa memiliki berbagai aplikasi historis dan industri karena sifat fisiknya yang unik.
Penting untuk dipahami bahwa "manfaat" yang dibahas di bawah ini merujuk pada kegunaan fungsional berdasarkan sifat-sifatnya, bukan manfaat kesehatan atau keamanan, dan penggunaannya saat ini sangat dibatasi atau dihindari karena risiko kesehatan dan lingkungan yang serius.
- Termometer dan Barometer
Air raksa pernah digunakan secara luas dalam termometer dan barometer karena sifat ekspansi termalnya yang seragam dan visibilitasnya yang baik.
Kemampuannya untuk mengembang dan menyusut secara konsisten seiring perubahan suhu membuatnya menjadi indikator yang akurat untuk pengukuran temperatur dan tekanan atmosfer.
Namun, risiko pecahnya alat dan pelepasan uap merkuri yang beracun telah menyebabkan sebagian besar negara melarang atau membatasi penggunaannya.
Instrumen pengukuran modern kini beralih ke alternatif yang lebih aman seperti alkohol, termistor, atau sensor digital, sesuai dengan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) untuk mengurangi paparan merkuri.
- Amalgam Gigi
Selama lebih dari satu abad, amalgam gigi yang mengandung merkuri telah digunakan sebagai bahan pengisi gigi karena daya tahan, kemudahan penggunaan, dan biayanya yang relatif rendah.
Amalgam ini merupakan campuran merkuri cair dengan paduan bubuk perak, timah, dan tembaga, yang mengeras menjadi bahan pengisi yang kuat.
Meskipun demikian, kekhawatiran mengenai pelepasan uap merkuri dalam jumlah kecil dari tambalan amalgam dan potensi dampaknya terhadap kesehatan telah mendorong banyak negara untuk menguranginya atau beralih ke bahan pengisi bebas merkuri.
Konvensi Minamata tentang Merkuri, misalnya, bertujuan untuk mengurangi penggunaan merkuri di berbagai sektor, termasuk kedokteran gigi, dengan mempromosikan alternatif yang aman.
- Lampu Fluorescent dan Penerangan
Merkuri berperan penting dalam produksi cahaya pada lampu fluorescent, di mana uap merkuri di dalam tabung lampu menghasilkan radiasi ultraviolet (UV) ketika dialiri listrik.
Radiasi UV ini kemudian mengenai lapisan fosfor di bagian dalam tabung, mengubahnya menjadi cahaya tampak.
Meskipun efisien dalam penggunaan energi, lampu fluorescent mengandung merkuri yang beracun, menimbulkan tantangan dalam hal pembuangan yang aman dan daur ulang.
Inisiatif global mendorong penggunaan teknologi penerangan alternatif seperti LED (Light Emitting Diode) yang tidak mengandung merkuri, sejalan dengan upaya untuk mengurangi jejak merkuri di lingkungan.
- Proses Klor-Alkali
Secara historis, merkuri digunakan dalam proses klor-alkali untuk produksi klorin dan soda kaustik di industri kimia.
Dalam proses sel merkuri, merkuri cair berfungsi sebagai katoda untuk elektrolisis larutan garam, menghasilkan klorin di anoda dan amalgam natrium-merkuri di katoda.
Namun, metode ini dikenal sebagai sumber signifikan emisi merkuri ke udara dan air, menyebabkan kontaminasi lingkungan yang luas.
Akibatnya, industri telah beralih ke teknologi sel membran yang lebih ramah lingkungan dan bebas merkuri, mengurangi dampak toksikologi merkuri pada ekosistem dan kesehatan manusia, sebagaimana didokumentasikan dalam laporan UNEP (United Nations Environment Programme).
- Ekstraksi Emas dan Perak
Dalam pertambangan emas skala kecil dan artisanal (ASGM), merkuri sering digunakan untuk mengamalgamasi emas, yaitu proses di mana merkuri mengikat partikel emas kecil untuk membentuk amalgam yang lebih mudah dipisahkan dari bijih.
Metode ini populer karena kesederhanaan dan biayanya yang rendah.
Penggunaan merkuri dalam ekstraksi emas telah menyebabkan dampak kesehatan yang parah pada penambang dan masyarakat sekitar, serta pencemaran lingkungan yang meluas pada sungai dan ekosistem.
Organisasi seperti Artisanal Gold Council bekerja untuk mempromosikan metode penambangan bebas merkuri dan mengurangi paparan merkuri di komunitas penambangan.
- Katalis dalam Industri Kimia
Merkuri dan senyawanya pernah digunakan sebagai katalis dalam beberapa reaksi kimia penting, seperti produksi vinil klorida monomer (VCM), bahan baku untuk PVC. Sifat katalitiknya memungkinkan reaksi berlangsung lebih efisien pada kondisi tertentu.
Namun, toksisitas merkuri telah mendorong penelitian intensif untuk mengembangkan katalis alternatif yang tidak mengandung merkuri, sesuai dengan prinsip kimia hijau.
Banyak proses industri telah berhasil mengganti katalis merkuri dengan sistem yang lebih aman dan berkelanjutan, mengurangi risiko paparan dan limbah berbahaya.
- Obat-obatan dan Pengawet (Historis)
Secara historis, senyawa merkuri digunakan dalam berbagai aplikasi medis, termasuk sebagai diuretik, antiseptik topikal, dan pengobatan sifilis.
Contohnya, kalomel (merkuri klorida) digunakan sebagai obat pencahar, dan tiomersal (senyawa organomerkuri) pernah digunakan sebagai pengawet dalam beberapa vaksin dan produk farmasi.
Mayoritas penggunaan medis merkuri telah dihentikan sepenuhnya karena toksisitasnya yang tinggi dan munculnya alternatif yang lebih aman dan efektif.
Penggunaan tiomersal dalam vaksin juga telah sangat dikurangi atau dihapus di banyak negara sebagai langkah pencegahan, meskipun penelitian ilmiah seperti yang diterbitkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menunjukkan tidak ada bukti hubungan antara tiomersal dalam vaksin dan autisme.